Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Kepala BNPT Minta Praja IPDN Deteksi Dini Gerakan Radikalisme
Senin, 4 Juli 2022 17:16 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar mengingatkan para praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) untuk berhati-hati terhadap ajaran terorisme berkedok agama.
Menurut dia, ketimpangan dalam pelayanan publik dan pelayanan oleh negara atau pemerintah menjadi pintu masuk untuk dibangunnya semangat permusuhan kepada negara.
"Jaringan terorisme ini memiliki tujuan politik untuk mendelegitimasi kekuatan supra politik di pemerintahan masing-masing dan berharap bisa eksis di negara tersebut," ujar Boy, saat mengisi stadium general bertajuk "Deteksi Dini Modus Perkembangan Gerakan Radikalisme", di Kampus IPDN, Jatinangor, Senin (4/7).
Boy juga kembali menegaskan praja IPDN untuk berhati-hati kepada dakwah atau kajian yang berkedok agama namun di dalamnya terdapat ajaran-ajaran radikalisme atau terorisme yang disisipi.
"Praja calon pimpinan masa datang harus benar-benar dapat membedakan mana yang dakwah agama, mana yang benar-benar menjadi rencana penuh dengan kekerasan," tuturnya.
Baca juga : Kepala BNPT: Soft Opening KTN Garut Bukti Negara Hadir Lawan Radikalisme Terorisme
Boy menjelaskan, jika sudah menghalalkan kekerasan berarti tidak mengacu pada agama manapun. Sebab, semua agama tidak memperbolehkan adanya kekerasan, sedangkan kelompok teroris ini menggunakan agama untuk kepentingan politik agar mereka berkuasa.
Boy menjelaskan, menurut Global Terrorism Index (GTI) 2022, potensi ancaman terorisme di Indonesia menempati urutan ke-24 dari 162 negara.
Ia lalu menjelaskan perkembangan teror secara global dan regional termasuk perkembangan kelompok-kelompok terkait terorisme.
Seperti, Mujahidin Indonesia Timur, Negara Islam Indonesia, Separatis Terorisme Papua, Jamaah Ansharul Khilafah, dan lain sebagainya.
Kata dia, United Nation menyampaikan pada masa pandemi radikalisasi di sosial media terjadi peningkatan, termasuk di Indonesia.
Baca juga : Kader PPP Diminta Perkuat Soliditas Dan Tingkatkan Elektabilitas
Dari 202 juta orang menggunakan internet di Tanah Air, 80 persen memiliki akun media sosial. Dari 80 persen pemilik akun medsos ini, sebanyak 60 persen adalah kalangan muda.
"Itulah yang menjadi target kelompok jaringan terorisme global. Di mana teroris ini menghembuskan narasi-narasi kebencian kepada pemerintah," beber Boy.
Sementara Rektor IPDN Hadi Prabowo menegaskan kepada praja untuk betul-betul mencermati pembekalan yang diberikan Boy Rafli.
Menurut dia, apa yang disampaikan Boy harus dijadikan sebagai pedoman yang harus dipahami terutama terkait paham-paham atau kelompok-kelompok yang mendukung intoleransi, radikalisme dan terorisme.
"Adanya radikalisme dimulai dengan adanya intoleransi lalu menjadi ekstrimis dan berkembang menjadi terorisme. Hal ini tentunya harus menjadi kewaspadaan kita semua, apalagi sekarang ini selalu berkedok agama," tuturnya.
Baca juga : Rapimnas APTI Dukung Pemimpin Pro Petani Tembakau Jadi Presiden
Hadi juga sangat menyayangkan sekelompok oknum yang selalu membawa nama agama tertentu sebagai kedok atau media dari radikalisme dan terorisme.
"Kita harus mampu memilih dengan baik pendakwah agama, sehingga kita bisa menangkal radikalisme. Intoleransi, radikalisme dan terorisme adalah musuh bangsa Indonesia, karena hal ini sangat bertentangan dengan ideologi dan konsesus dasar negara, ini juga merupakan musuh agama," paparnya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya