Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Maknai Idul Adha, Firli: Penggal Sifat Tamak Dalam Diri Supaya Tidak Korupsi!

Senin, 11 Juli 2022 18:28 WIB
Ketua KPK Firli Bahuri. (Foto: Humas KPK)
Ketua KPK Firli Bahuri. (Foto: Humas KPK)

RM.id  Rakyat Merdeka - Idul Adha punya makna tersendiri bagi Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri. Ia mengaku takjub dengan kisah di balik perayaan tersebut karena mengajarkan banyak hal. Utamanya, nilai-nilai antikorupsi.

Menampilkan sejumlah aktor, yaitu Nabi Ibrahim, Siti Hajar, dan Nabi Ismail pada peran protagonis serta setan pada peran antagonis, kisah itu diakui tak pernah lekang dalam benak Firli.

"Cerita Nabi Ibrahim Alaihis Salam (AS) dan Ismail AS, kisah 25 nabi yang diceritakan ayah-ibu sewaktu saya kecil, sebagai dongeng pengantar tidur, di mana kisah menakjubkan ini, masih kuat melekat dalam benak dan ingatan saya," kenang Firli, Senin (11/7).

Baca juga : Jelang Idul Adha, Kementan Siapkan Kebutuhan Pangan Di Wilayah Jakarta

Menyelami kisah itu, Firli menyatakan keluarga Ibrahim tak pernah sekalipun melakukan korupsi. Termasuk, di saat krusial sewaktu menjalankan perintah Allah untuk menyembelih sang buah hati.

Padahal, lanjutnya, bisa saja mereka mengorupsi perintah tersebut mengingat tidak ada satu pun manusia mengetahui peristiwa itu. Terlebih, setan yang terkutuk sangat getol menggoda ketiganya.

"Tidak sedikit nilai-nilai dari tauladan kehidupan keluarga Nabi Ibrahim AS, tentang teguhnya sebuah tekad, keyakinan, keikhlasan serta kerelaan luar biasa yang sejatinya dimiliki oleh setiap manusia, untuk menangkal semua bujuk rayu dan godaan setan agar kita berperilaku koruptif dan berani melakukan korupsi, kejahatan kemanusiaan," tuturnya.

Baca juga : Ganjar Mulai Disayang Banteng

Menurut Firli, teladan yang diberikan keluarga Ibrahim beserta keutamaan Idul Adha jadi momentum baik bagi kebangkitan umat untuk melawan sifat tamak dalam diri. Tamak disebut sebagai sifat kebinatangan yang harus dipenggal karena menjadi akar perilaku korupsi.

“Manusia yang memiliki tabiat tamak, tentunya memiliki perilaku koruptif, tidak akan puas dengan apa yang ada, selalu kurang terhadap apa yang telah dimiliki,” imbuhnya.

Dia menegaskan, esensi Idul Adha bukan terletak pada penyembelihan hewan kurban seperti sapi atau kambing. Makna simbolik di balik ritual itu ialah tentang pengorbanan, kesabaran, dan keikhlasan dalam menjalankan perintah Allah serta dalam memerangi hawa nafsu.

Baca juga : Makan Konate Siap Tampil Maksimal Di Bawah Asuhan Thomas Doll

"Konsistensi untuk tidak korupsi seperti dicontohkan keluarga antikorupsi Nabi Ibrahim AS, sejatinya adalah esensi dari makna keutamaan Idul Adha dan berkurban yang sepatutnya kita lestarikan dalam kehidupan sehari-hari," terang Firli.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.