Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Kasus Polisi Tembak Polisi
Biar Nggak Ada Curiga, Buka Semua Jenderal..!
Rabu, 13 Juli 2022 07:30 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Publik masih penasaran dengan kasus polisi tembak polisi yang terjadi di rumah dinas Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo, Jumat (8/7) sore. Pasalnya, keterangan yang disampaikan polisi dianggap berbeda dengan versi dari keluarga Brigadir J, polisi yang tewas dalam aksi saling tembak tersebut. Supaya kasus ini jelas dan tak menimbulkan kecurigaan, Kapolri Jenderal Listyo Sigit langsung turun tangan membentuk tim. Bagus jenderal, bongkar saja semuanya!
Pihak kepolisian hingga kini masih mengusut kasus polisi tembak polisi yang menewaskan Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat (Brigadir J). Bharada RE, polisi yang ikut baku tembak, juga sudah ditahan. Sejumlah saksi, mulai dari Irjen Sambo dan istrinya, Putri Ferdy Sambo dan 2 asisten rumah tangga, sudah dimintai keterangan.
Baca juga : Lancarkan Arus Mudik, Mulai Besok Polisi Berlakukan Sistem One Way Dan Gage
Pihak kepolisian juga sudah melakukan olah TKP dan uji balistik untuk mengungkapkan kronologis dalam insiden berdarah itu. Dugaan sementara versi kepolisian, Brigadir J tewas dalam aksi saling tembak dengan Bharada E karena ketahuan akan melakukan pelecehan seksual terhadap Putri Sambo.
Namun, pihak keluarga Brigadir J justru mengungkapkan informasi yang berbeda. Bibi dari Brigadir J, Rohani Simanjuntak mengungkapkan, luka tembakan di tubuh Brigadir J terlihat lebih dari satu. Luka tembak tersebut di antaranya di dada, tangan, dan leher. Bahkan 2 ruas jari korban dilaporkan putus.
Baca juga : Eits, Jangan Dikira Covid Sudah Pergi
Rohani juga bilang, di jenazah keponakannya itu terdapat luka senjata tajam di bagian mata, hidung, mulut, dan kakinya. Terkait luka sayatan itu, pihak Kepolisian hanya mengatakan, itu terjadi akibat proyektil yang ditembakkan oleh Bharada E.
Selain keterangan keluarga, Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso juga mencium ada kejanggalan dalam kasus tersebut. Kecurigaannya bermula dari insiden yang terjadi di hari Jumat (8/7) sore, tapi baru diumumkan 3 hari berikutnya. IPW meminta agar Kapolri membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) untuk mengungkap kasus tersebut.
Baca juga : Maju Jadi Caketum KNPI, Devanda Ingin Satukan Pemuda Indonesia
Di Senayan, wakil rakyat yang duduk di Komisi Hukum DPR, juga mencium adanya kejanggalan. Ketua Komisi III DPR, Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul menegaskan, pihaknya akan segera memanggil pihak terkait untuk dimintai keterangan dalam kasus tersebut.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya