Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menteri Bahlil: IKN Nusantara, Upaya Pemerintah Bangun Kolaborasi & Pemerataan Investasi Nasional
- KPK Tunjuk Asep Guntur Jadi Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi
- Bamsoet Dorong Pemanfaatan Potensi Nikel Indonesia
- Shell Turunkan Harga BBM Per 1 April 2023, Ini Daftarnya
- Hadapi Musim Mudik, Super Air Jet Datangkan Pesawat Airbus 320-200

RM.id Rakyat Merdeka - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Agung Krisdiyanto menekankan pentingnya sektor industri segera melakukan transformasi ekonomi ke arah yang lebih hijau, yakni dengan menerapkan konsep Ekonomi Sirkular. Terlebih, kata dia, saat ini global dihadapkan pada masalah keterbatasan sumber daya primer, baik berupa air, energi, maupun bahan baku.
“Ekonomi sirkular menjadi jawaban dunia industri untuk Green Economy, Sustainable Development Goal, dan komitmen terhadap kelestarian lingkungan hidup,” kata Agung saat melakukan verifikasi lapangan terkait penerapan ekonomi sirkular pada sektor industri manufaktur PT Fajar Surya Wisesa, di Cikarang Bekasi, Kamis (14/7).
Sebagai informasi, ekonomi sirkular merupakan model industri baru, yang berfokus pada reducing, reusing, dan recycling, yang mengarah pada pengurangan konsumsi sumber daya primer dan produksi limbah.
Berita Terkait : KSP: Presiden Penuhi Janji Bantu Perbaikan Rumah Terdampak Gempa di Sulbar
Konsep ini bukan hanya fokus terhadap pengolahan limbah, namun juga selanjutnya menggunakan proses produksi, di mana bahan baku dapat digunakan berulang-ulang sehingga terjadi saving yang besar terutama untuk sumber daya alam.
Indonesia telah mengadopsi ekonomi sirkular ke dalam visi dan strategi pembangunan, khususnya pada lima sektor industri. Yakni, makanan dan minuman, konstruksi, elektronik, tekstil, dan plastik. Dalam implementasinya, pemerintah memasukkan ekonomi sirkular sebagai salah satu prioritas pembangunan dalam RPJMN 2020-2024.
Agung mengungkapkan, penerapan ekonomi sirkular memberikan banyak keuntungan bagi sektor industri. Seperti efisensi bahan baku, peningkatan produksi barang yang dapat didaur ulang, pencegahan pembuahan sampah ilegal dan emisi, serta penciptaan lapangan kerja baru.
Berita Terkait : Partisipasi Perempuan Di Era Ekonomi Digital Perlu Ditingkatkan
“Hasil studi Bappenas pada 2021, implementasi konsep ekonomi sirkular dapat menciptakan 4,4 juta lapangan kerja baru, dan berpotensi menambah PDB hingga 642 triliun rupiah pada 2030. Jadi sudah satnya sektor industri kita mengubah konsep ekonomi linier menjadi sirkural,” ujarnya
Pada kesempatan sama, Direktur PT Fajar Surya Wisesa, Yustinus Kusumah mengakui, bahwa penerapan sirkular di sektor industri terutama manufaktur sudah menjadi keharusan, agar tetap menjadi yang terdepan dalam menghadapi persaingan. Sebab, jelas dia, konsumen saat ini tidak hanya melihat kualitas produk, namun juga memperhatikan aspek lingkungan.
“Untuk itu kami terus mengoptimalkan industri yang dalam proses produksinya memprioritaskan efisiendi dan evektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan,” tutur Yustinus.
Berita Terkait : Kontribusi KPK Era Firli Disebut Tak Terlupakan
PT Fajar Surya Wisesa sendiri sebuah industri manufaktur yang memproduksi kertas kemasan, dengan menggunakan bahan baku kertas daur ulang. Selain memasok ke perusahaan-perusahaan besar di Indonesia, tiga puluh persen hasil produksi juga di ekspor ke sejumlah negara.■
Tags :
Berita Lainnya