Dark/Light Mode

Menperin: Di Tengah Ketidakpastian Global, Industri Tetap Tumbuh

Senin, 4 Juli 2022 11:58 WIB
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dan Menteri ESDM Arifin Tasrif. (Foto: Ist)
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dan Menteri ESDM Arifin Tasrif. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pembangunan industri merupakan salah satu pilar pembangunan perekonomian nasional yang diarahkan dengan menerapkan prinsip pembangunan yang berkelanjutan. 

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) senantiasa mendorong peningkatan daya saing industri dengan salah satu pilihan yang dilakukan adalah agar produk-produk industri nasional mampu bersaing di dalam negeri maupun luar negeri.

Begitu kata Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita saat membuka raker bersama Kemenperin dan ESDM di Hotel Pullman, Senin (4/7).

Baca juga : Menko Mahfud Pastikan Kasus Indosurya Tak Dihentikan

Hadir pada kesempatan itu Menteri ESDM Arifin Tasrif dan jajaran pejabat kedua kementerian.

Saat ini, kata dia, pembangunan industri sedang dihadapkan pada tantangan dan ketidakpastian global. Meski demikian, sektor industri masih menunjukkan kinerjanya sebagai penggerak utama perekonomian nasional di awal tahun 2022.

Menurut dia, pertumbuhan industri pengolahan nonmigas pada triwulan I-2022 sebesar 5,47 persen atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi sebesar 5,01 persen. Pertumbuhan ini ditopang oleh sektor industri alat angkutan sebesar 14,20 persen; industri tekstil dan pakaian jadi sebesar 12,45 persen; dan industri mesin dan perlengkapan sebesar 9,92 persen.

Baca juga : Menag Yaqut Terbitkan Panduan Kurban Di Tengah Serangan PMK, Ini Isinya

Kemudian ekspor industri manufaktur terus meningkat meski di tengah himpitan pandemi. Nilai ekspor industri manufaktur Januari-Mei 2022 mencapai 83,73 miliar dolar AS atau 72,83 persen dari total ekspor nasional. Dengan nilai ekspor terbesar diberikan oleh industri logam dasar 18,87 miliar; industri makanan & minuman sebesar 16,76 miliar; dan Industri kimia, farmasi, & obat tradisional sebesar 9,68 miliar dolar AS.

Kemudian, nilai investasi di sektor industri manufaktur pada triwulan I-2022 tercatat sebesar Rp 103,5 triliun, dengan nilai terbesar berada pada industri logam dasar sebesar Rp 39,67 triliun, diikuti industri makanan sebesar Rp 19,56 Triliun dan industri kimia & farmasi sebesar Rp 16,91 triliun.

Kondisi PMI Indonesia dari Januari hingga Juni 2022 masih terjaga di level ekspansif. PMI Manufaktur Indonesia di bulan Juni berada di angka 50.2, turun dari angka 50.8 di bulan sebelumnya. Angka ini merupakan angka terendah PMI manufaktur Indonesia di tahun 2022 dan patut menjadi perhatian kita bersama.

Baca juga : Jokowi Nggak Takut Mati

Penurunan angka PMI mengindikasikan adanya perlambatan dari kinerja industri. Penurunan juga terjadi pada kondisi utilisasi industri, dari angka 70,50 persen di April 2022 ke angka 67,60 persen di Mei 2022.

“Bagaimanapun, kami akan berupaya sekeras-kerasnya untuk menjaga agar industri tetap tumbuh dengan baik dan mampu mengantisipasi berbagai tantangan dan ketidakpastian global yang masih akan berlanjut di tahun 2022 ini,” tukasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.