Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Sebelumnya
Ia tidak mempersoalkan ketidakikutsertaan China dalam latihan bersama ini. Memang, seingat Andika, China pernah mengikuti latihan tahunan ini pada 2012 dan 2013. Akan tetapi, setelah itu, China tidak lagi melanjutkan latihan bersama ini.
“Bahwasanya kemudian tidak ada kelanjutan dan mungkin, mungkin kita bukan prioritas. Itu saja,” sambungnya.
Baca juga : Kenalkan Ganjar Ke Milenial, Srikandi Bekasi Gelar Senam Kardio
Menurutnya, SGS itu lebih kepada ketertarikan negara-negara di Indo Pasifik untuk berlatih bersama. Bukan sekadar undang-mengundang, melainkan merupakan kebutuhan kedua belah pihak yang terlibat. Indonesia, sebut Andika, tidak bisa memaksa negara pun untuk terlibat. “Kalau enggak ada, ya kita kan enggak bisa maksa. Ayo datang. Kita kan bayar sendiri-sendiri. Latihan ini kita semua bayar sendiri-sendiri,” jelasnya.
Lalu apa kata pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi? dia menilai wajar Andika lebih dekat dengan Amerika. Namun, ia tidak sepakat jika disebut mesra.
Baca juga : Ketua IKA Trisakti Dukung Pengembangan Pendidikan Pariwisata
“Mungkin lebih tepatnya disebut dekat. Mungkin karena latar belakang pendidikan, penugasan dan pengalaman Panglima lebih banyak berinteraksi dengan Amerika,” kata Khairul, tadi malam.
Ketidakdekatan dengan China, menurutnya, tidak bisa langsung dimaknai Andika anti-China. Ia meyakini, hubungan TNI dengan China dijaga dengan baik. [SAR]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya