Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Tahun Depan Ekonomi Dunia Gelap

Mudah-mudahan Di 2023 Indonesia Baik-baik Saja

Senin, 8 Agustus 2022 07:05 WIB
Presiden Joko Widodo menghadiri peresmian pembukaan Silaturahmi Nasional (Silatnas) Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD) Tahun 2022 yang digelar di Sentul International Convention Center (SICC), Kabupaten Bogor, pada Jumat, 5 Agustus 2022. (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev).
Presiden Joko Widodo menghadiri peresmian pembukaan Silaturahmi Nasional (Silatnas) Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD) Tahun 2022 yang digelar di Sentul International Convention Center (SICC), Kabupaten Bogor, pada Jumat, 5 Agustus 2022. (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev).

RM.id  Rakyat Merdeka - Tahun ini dunia menghadapi situasi yang sulit. Bahkan, 2023, banyak negara akan menghadapi situasi yang semakin sulit akibat krisis ekonomi, pangan, dan energi.

Demikian diungkapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) setelah mendapat bisi­kan dari Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Kata Presiden, lembaga Dana Moneter Internasional (IMF) dan Kepala Negara G7 juga mengungkap hal yang sama.

“Beliau-beliau menyampaikan ‘Presiden Jokowi, tahun ini kita akan sangat sulit’. Terus kemudian seperti apa? Tahun depan akan gelap,” ujar Jokowi saat meng­hadiri Silaturahmi Nasional Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD) di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Jumat (5/8).

“Ini bukan Indonesia, ini dunia. Hati-hati, bukan Indonesia, yang saya bicara­kan tadi dunia,” tegas mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

Baca juga : Pengusaha Bangga Ekonomi Indonesia Terbaik Di Dunia 

Presiden Jokowi menegaskan, saat ini Indonesia masih dalam level aman, tapi tetap waspada menghadapi krisis dunia. Kata dia, berdasarkan prediksi PBB, IMF, dan Bank Dunia, ada 66 negara yang ekonominya akan ambruk.

Sekarang, lanjut Presiden Jokowi, sudah mulai satu per satu (negara am­bruk). Kata dia, mereka detail mengka­lkulasi, angkanya adalah 9 lebih dulu, kemudian 25, kemudian 42.

“Apa yang dikhawatirkan betul-betul kita lihat dan sekarang ini, 320 juta orang di dunia sudah berada pada posisi men­derita kelaparan akut,” katanya.

Jokowi mengungkapkan, pertumbu­han ekonomi di sejumlah negara seperti Singapura, Eropa, Australia, hingga Amerika anjlok. Kondisi ini akhirnya menyebabkan inflasi dan membuat harga barang menjadi naik.

Baca juga : Bintang Golf Dunia Bakal Ramaikan Indonesia Open 2022

“Ini kondisi yang sangat boleh saya sampaikan, dunia pada kondisi yang mengerikan,” ujar Jokowi.

Dia menuturkan, inflasi di Amerika mencapai angka 9,1 persen sehingga harga bensin naik dua kali lipat. Namun, Indonesia, kata dia, Pemerintah berusaha mengendalikan harga bahan bakar minyak (BBM) dengan mengeluarkan anggaran subsidi mencapai Rp 502 triliun.

“Tidak ada negara berani memberikan subsidi sebesar yang dilakukan Indonesia,” pungkas Jokowi.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko bersyukur kondisi Indonesia masih cukup baik di tengah ancaman krisis pangan, energi, dan ketidakpastian global yang bisa memicu terjadinya krisis ekonomi.

Baca juga : Astra Ikut Rumuskan Solusi Kemiskinan Multidimensi Di Forum T20 Indonesia

“Ketahanan pangan dan energi Indonesia masih terjaga. Tapi kita juga harus waspada,” katanya.

Pemerintah, kata Moeldoko, selama ini telah bekerja keras agar masyarakat tidak terbebani dengan kenaikan harga-harga komoditas imbas dari ketidakpastian global. Misalnya, dengan pemberian subsidi untuk BBM dan gas.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.