Dark/Light Mode

Kemerdekaan Indonesia Disiarkan Di Kantor Persatuan Saudagar Indonesia

Selasa, 16 Agustus 2022 07:07 WIB
Sang Dwi Warna untuk pertama kali berkibar di Jam Gadang, ikon Kota Bukittinggi pada 19 Agustus 1945. [Sumber: Kementerian Penerangan, tt:500]
Sang Dwi Warna untuk pertama kali berkibar di Jam Gadang, ikon Kota Bukittinggi pada 19 Agustus 1945. [Sumber: Kementerian Penerangan, tt:500]

"Maka, kami Bangsa Indonesia di Sumatra dengan ini mengakui Kemerdekaan Indonesia seperti yang dimaksud dalam proklamasi di atas dan menjunjung keagungan kedua pemimpin Indonesia itu."

(*)

Pasca kekalahannya pada Perang Dunia II, Pemerintah Dai Nippon berupaya menutupi berita dibom-atomnya Hiroshima dan Nagasaki. Berita kekalahan Jepang, diperoleh lewat jasa seorang  pegawai kantor PTT di Bukittinggi dan Padang —yang telah menerima berita proklamasi dari kantor berita Domei, mereka segera menyebarluaskannya pada tokoh-tokoh Sumatra Barat (Kementerian Penerangan, 1953: 84).

Mengingat jauhnya jarak antara Sumatra Barat dengan Jakarta, tentu banyak orang menduga berita kemerdekaan itu baru sampai lebih dari dua minggu. Rupanya tidak. Berita kemerdekaan Indonesia itu diterima orang Minang bervariasi, mulai dari tanggal 17 Agustus sampai 20 Agustus 1945.

Sebaran pertama terjadi di Bukittinggi —diawali pegawai PTT bernama Ahmad Basya menangkap berita Proklamasi yang disiarkan kantor Domei Bandung (Haluan, 15 Agustus 1975). Lalu berita itu diketik Asri Aidid, gelar St. Rajo Nan Sati sebanyak 10 rangkap, selanjutnya dibawa diam-diam keluar gedung dan ditempelkan di lokasi-lokasi penting di Bukittinggi malam itu juga.

Pada 18 Agustus 1945 selebaran itu cepat terbaca oleh beberapa orang, dan segera tersebar melalui lisan. Selain selebaran, berita kawat diterima Adinegoro —yang menjabat Sekretaris Chuo Shangiin. Namun, ia masih ragu-ragu. Sekelompok pemuda revolusioner kemudian meminta berita kawat tersebut, dan menyerahkannya kepada Moh. Safei  pada 19 Agustus 1945. Sorenya, Moh. Syafei mengadakan rapat di rumah dr. Rasyidin, Padang Panjang.

Baca juga : Mandiri Capital Indonesia Raih Penghargaan Bisnis Indonesia Award 2022

Dalam pertemuan itu disepakati, untuk memperbanyak selebaran dan berita kawat  itu dan disebarkan secara diam-diam ke berbagai kantor pemerintah, serta masyarakat. Pada 20 Agustus 1945 selebaran dan berita kawat diperbanyak di kantor Hokokai.

Sehari hari sebelum berita itu sampai ke Moh. Syafei —K. Dt. Rajo Sikumbang telah menerima berita Proklamasi yang disiarkan Kantor Berita Domei Jakarta. Ia baru menyampaikan berita itu keesokan harinya pada Ibrahim Gandi dan Muin Dt. Rajo Endah.
Kemudian mereka mengadakan pertemuan dengan tokoh masyarakat lainnya dan para pemuda untuk mengibarkan Merah Putih di tempat-tempat umum dan rumah-rumah penduduk.

Sebaran berikutnya terjadi Padang. Seorang pegawai kantor PTT yang berlokasi di Jalan Belatung, bernama Alaidin menyampaikan berita itu kepada Arifin Alief, Sidi Bakaruddin, Isamel Lengah dan beberapa pemuda lainnya tanggal 18 Agustus 1945. 

Setelah menerima berita itu, beberapa pemuda melakukan pertemuan yang diadakan secara berkelompok, di antaranya, satu kelompok di Sawahan 5, di rumah Munir Latif, dan kelompok Jahja Djalil berkonsultasi dengan  Abdullah, Mr. Sutan Moh. Rasjid, dan dr. Atos. (Joenoes, 2003).

Menindaklanjuti berita kawat itu, Ismael Lengah dan beberapa mantan Giyu Gun melakukan pertemuan di Pasar Gadang tanggal 19 Agustus 1945. Mereka pun sepakat, memperbanyak berita kemerdekaan dan merebut kekuasaan dari tangan Jepang. (Salim, 1987: 32). 

Baca juga : Thomas Doll Bandingkan Persija Dengan Manchester United

Kemudian, menindaklanjuti tersebarnya berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, pada tanggal 27-29  Agustus 1945,  elite politik Sumatra Barat menyelenggarakan rapat pertamanya di bekas Kantor Persatuan Saudagar Indonesia (PERSDI) –kemudian berubah nama menjadi Balai Penerangan Pemuda Indonesia (BPPI). Kini, kantor BPPI berada di kawasan Pasar Mudik –bagian dari kota tua Padang.

Dalam rapat itu, seluruh peserta rapat menyetujui tiga agenda pokok. Pertama, menyiarkan proklamasi kemerdekaan untuik seluruh Sumatra, dengan anjuran bahwa seluruh rakyat Sumatra mengakui kemerdekaan Indonesia, yang dimaksud dalam teks Proklamasi. 

Kedua, mengeluarkan maklumat untuk membubarkan Seikaiganshu Hookookai (Badan Kebaktian Rakyat) yang dibentuk pada masa pendudukan Jepang. Seluruh kekayaan milik badan ini diserahkan, untuk meneruskan cita-cita kemerdekaan Indonesia.

Ketiga, membentuk Komite Nasional Indonesia daerah Sumatra Barat, seiring dengan pengumuman Presiden Soekarno pada 22 Agustus 1945. Untuk anggotanya dipilih dari pengurus Hookookai lama yang beranggotakan 41 orang. Beberapa anggota eks Hookookai itu antara lain Chatib Sulaiman, Syekh Moh. Djamil Djambek, dan Moh. Sjafei.

Segera setelah dikukuhkan, KNI Sumatra Barat yang diketuai Sjafei segera menyiarkan Permakluman Kemerdekaan Indonesia. “Maka, kami Bangsa Indonesia di Sumatra dengan ini mengakui Kemerdekaan Indonesia seperti yang dimaksud dalam proklamasi di atas dan menjunjung keagungan kedua pemimpin Indonesia itu”.  Demikian isi Permakluman yang dibacakan oleh Moh. Sjafei.

Baca juga : Lahirkan DBON, Menpora Raih Penghargaan Dari Unesa

Segera setelah dibacakannya Permakluman Kemerdekaan Indonesia, selebaran proklamasi dan teks yang ditulis Sjafei itu segera disiarkan hingga ke pelosok kampung. Namun masih banyak orang-orang di kampung yang tidak percaya dan bertanya, “Benarkah kita sudah merdeka?” Karena di beberapa daerah mereka masih melihat tentara Jepang bersenjata lengkap dan berdiri di pos penjagaan.

Beberapa pemuda revolusioner, kemudian diutus untuk membuktikan kebenaran kemerdekaan Indonesia itu. Segera, selebaran itu mereka siarkan di kampung halaman. Mereka juga menyiarkan berita proklamasi dan permakluman itu di kedai-kedai sambil menikmati secangkir kopi.

[Fikrul Hanif Sufyan, Periset, Pengajar dan Pemerhati Sejarah]



Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.