Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Sidak SPBU

Ganjar Dinyinyirin

Sabtu, 10 September 2022 07:30 WIB
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menggelar sidak ke sejumlah SPBU, akhir pekan lalu. (Foto: Istimewa).
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menggelar sidak ke sejumlah SPBU, akhir pekan lalu. (Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Aksi Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo sidak ke SPBU dan menegur orang kaya yang membeli Pertalite, mendapat banyak komentar netizen. Ada yang memuji, ada juga yang nyinyirin.

Merespons kenaikan harga BBM, Ganjar menggelar sidak ke sejumlah SPBU, akhir pekan lalu. Tujuannya, untuk memastikan stok BBM aman. Dalam video yang diunggah di akun Twitter miliknya, Ganjar menggelar sidak ke sejumlah titik, seperti SPBU Gajahmungkur Kota Semarang, Rest Area 379A tol Batang-Semarang, dan SPBU Exit Tol di Batang.

Usai sidak, Ganjar sumringah. Menurut dia, kenaikan harga BBM tidak menimbulkan gejolak di masyarakat. Stok BBM tersedia. Nah, yang jadi sorotan warganet adalah saat Ganjar menegur konsumen yang sedang membeli BBM jenis Pertalite. Kejadiannya di SPBU Rest Area tol Batang Semarang. Dalam sidak itu, politisi PDIP itu berdialog dengan konsumen. Dari obrolan itu, diketahui konsumen itu seorang bankir.

Baca juga : Ganjar Puja Puji Puan

Mengetahui seorang bankir, Ganjar terkejut dan langsung memintanya untuk beli bahan bakar nonsubsidi atau Pertamax. “Maka tadi kita ajak bagi yang mampu belinya Pertamax. Masak ada bankir tadi mau piknik, artinya orang yang berkemampuan, handphonenya juga bagus-bagus, belinya Pertalite," kata Ganjar.

Di akun Twitter-nya, Ganjar kembali menyentil pengguna Pertalite dari golongan mampu. "Orang kaya beli pertalite memang tidak melanggar hukum, tapi ya mbok punya tepo seliro dikit lah. Yuk uang pejabat, yang kontraktor, berduit belinya pertamax. BBM bersubsidi untuk yang tidak mampu saja ya," kicau Ganjar.

Unggahan Ganjar itu mendapat banyak respons warganet. Ada yang memuji, ada juga yang mengritik. Akun @efronDP heran dengan gaya Ganjar yang ngurus bukan urusannya. Kata dia, sampai sekarang Pertalite bukan BBM bersubsidi secara hukum. "Tidak ada Perpres untuk Pertalite bersubsidi. Beli Pertalite gak ada hubungannya dengan mampu atau tidak, tetapi soal rasio kompresi mobil," kicaunya.

Baca juga : Sidak SPBU, Ganjar Pastikan Stok BBM Aman Dan Tak Ada Keluhan Di Masyarakat

Akun @bmm792 juga ikut menyentil. Kata dia, apa yang dilakukan Ganjar cuma cari panggung. Karena tak akan efektif. "Selama tidak ada larangan para pemilik kendaraan akan menurunkan standarnya dan menggunakan Pertalite," ucapnya.

Hal senada disampaikan akun @abukarima. "BBM murah itu hak rakyat. Kaya miskin sama saja," ujarnya. "Ini sinetron apa lagi," celetuk @alexthamp878. Akun @mauls ikutan menyindir. "Aturan dibikin dulu, jangan marah-marah gak jelas," ujarnya.

Aktivis Dhandy Laksono memberikan sejumlah catatan dengan narasi yang sering disampaikan para pejabat soal subsidi kebanyakan dinikmati orang mampu. Kata dia, punya mobil belum tentu mampu. Ada yang terpaksa karena akses transportasi vs jumlah keluarga. Selain itu ada kebijakan DP 0 persen saat ngeredit mobil. "Ada juga mobil untuk cari nafkah," kicau @dhandy_laksono.

Baca juga : Berasal Dari Keluarga Ulama, Ganjar Didukung Ribuan Santri Cirebon

Ekonom, Bhima Yudhistira menyindir narasi yang sering digunakan pemerintah saat mencabut subsidi BBM. Pemerintah menyebut bahwa masyarakat menikmati BBM jenis subsidi adalah mereka yang dikategorikan mampu. Nyatanya, sejak 2014 pemerintah tidak pernah melakukan pembatasan. Kata dia, pemerintah menganggap yang berhak menggunakan BBM bersubsidi adalah orang miskin.

Padahal, faktanya jumlah masyarakat yang tergolong ke dalam kelompok rentan miskin masih sangat banyak. Jumlah penduduk dalam kategori rentan miskin ini menurut Bhima masih sangat besar, sekitar 115 juta. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.