Dark/Light Mode

PBNU Tak Akan Tinggalkan Polri Lewati Berbagai Rintangan

Sabtu, 10 September 2022 08:21 WIB
Ketua PBNU KH. Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya). (Foto: Istimewa)
Ketua PBNU KH. Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Yahya Cholil Staquf menegaskan dukungannya kepada institusi Kepolisian Republik Indonesia (Polri) yang tengah menghadapi berbagai masalah.

"PBNU tetap akan berada di belakang Kepolisian Republik Indonesia," kata Gus Yahya dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Sabtu (10/9).

Gus Yahya mengatakan, semua lembaga pasti ada masalahnya. Sehingga meninggalkan institusi Polri hanya akan memperburuk situasi di negeri ini. "Polri juga berat masalahnya. Tetapi kita tidak mungkin meninggalkan Polri," ujarnya.

Baca juga : Bank Mandiri Dukung Potensi Ekonomi Berkelanjutan

Meskipun Polri sedang menghadapi berbagai masalah, lanjut Gus Yahya, semua pihak harus terus mendukungnya. Sebab, Indonesia butuh polisi yang solid, kuat dan harus didukung penuh oleh seluruh elemen bangsa.

"Kalau Polri kita tinggal, maka negara ini akan hancur. Semua memang ada masalahnya, tapi kita tetap harus berada di belakang Polri, termasuk berada di belakang negara ini," ujarnya.

Gus Yahya mengatakan, sebagai organisasi yang turut dalam mendirikan Indonesia, NU juga memiliki tanggung jawab untuk menjaga keberlangsungan NKRI.

Baca juga : Polri Tegaskan Tidak Ada Pintu Rahasia Di Rumah Ferdy Sambo

Pada Agustus 2022, lembaga Survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei persepsi publik terhadap Polri setelah mencuatnya kasus Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J yang melibatkan mantan Kadiv Propam Polri Irjen Polisi Ferdy Sambo.

Hasil survei tersebut menunjukkan terjadi penurunan kepercayaan masyarakat kepada institusi Bhayangkara setelah peristiwa pembunuhan Brigadir J.

Survei Indikator Politik Indonesia mengungkapkan pada Mei 2022 kepercayaan masyarakat kepada Polri berada pada angka 66,7 persen, namun pada Agustus 2022 atau setelah kasus pembunuhan Brigadir J muncul ke publik, kepercayaan masyarakat turun menjadi 54,4 persen. Survei tersebut juga mengukur kepercayaan publik pada polisi dalam penuntasan kasus pembunuhan Brigadir J. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.