Dewan Pers

Dark/Light Mode

Ketum PP Muhammadiyah: Tragedi Kanjuruhan Koyak Marwah Bangsa Dan Negara

Minggu, 2 Oktober 2022 14:04 WIB
Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir. (Foto: PP Muhammadiyah)
Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir. (Foto: PP Muhammadiyah)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan rasa prihatin dan duka mendalam atas kematian sangat besar dalam kerusuhan dan tragedi yang terjadi pada pertandingan sepakbola di stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu (1/10) malam.

Media massa menyebut, jumlah kematian akibat kerusuhan tersebut termasuk deretan yang tertinggi di dunia dari sejumlah kerusuhan yang pernah terjadi. Belum terhitung korban luka-luka akibat kerusuhan tersebut.

Publik di berbagai media massa dan media sosial menyesalkan cara dan tindakan dalam menangani kerusuhan tersebut, sehingga terjadi korban meninggal yang besar. Banyak pihak menyesalkan kenapa kerusuhan sampai terjadi dan korban begitu banyak jatuh.

Berita Terkait : PSSI Setop Pertandingan Liga 1 Selama Sepekan

“Kami menyesalkan peristiwa tragis tersebut, lebih-lebih menyangkut nyawa manusia yang besar jumlahnya, padahal satu jiwa saja sangat berharga yang harus dijaga,” tutur Haedar, Minggu (2/10).

Dia menyampaikan, perlu adanya investigasi yang objektif dan tuntas dari berbagai aspek atas kerusuhan dan terjadinya korban jiwa yang besar itu, karena kasusnya bukan hanya nasional tetapi sudah berskala global.

"Tragedi ini mengoyak marwah bangsa dan negara Indonesia," tutup Haedar.

Berita Terkait : Ketum PAN Zulkifli Hasan Desak Liga 1 Dihentikan Sementara

Sebelumnya, Polda Jatim menyebut, ada 127 orang yang meninggal dunia akibat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, tadi malam.

Kerusuhan terjadi usai pertandingan antara Arema FC versus Persebaya berakhir dengan skor 2-3. Pertandingan dimenangkan Persebaya Surabaya.

Sebanyak 125 Aremania dikabarkan menjadi korban tewas dalam insiden tersebut. Sementara itu, terdapat dua anggota kepolisian yang juga dikabarkan tewas.

Berita Terkait : Muhammadiyah Apresiasi Kejagung Atas Penghargaan Internasional Yang Diraihnya

Mayoritas para korban meninggal dunia karena sesak napas dan terinjak-injak usai pihak kepolisian melempar gas air mata untuk melerai kerusuhan.

"Dalam kejadian tersebut telah meninggal 127 orang, dua diantaranya anggota Polri, dan 125 yang meninggal, di stadion ada 34," beber Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta di Mapolres Malang.
 Selanjutnya