Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Gandeng WOU Batik, Desainer Leny Rafael Luncurkan Koleksi Mewah Dan Glamor

Kamis, 6 Oktober 2022 16:05 WIB
Deretan rancangan terbaru Leny Rafael kolaborasi dengan merek WOU Batik. (Foto: ist)
Deretan rancangan terbaru Leny Rafael kolaborasi dengan merek WOU Batik. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perancang busana Leny Rafael menggandeng WOU Batik untuk menyasar pasar middle up lewat karya-karya mewah dan glamor.

Melalui label WOU Batik Luxury by Leny Rafael, kedelapan koleksi terbaru ini dipamerkan di panggung Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MOTIONFEST) di ajang Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) di Jakarta Convention Center (JCC) dengan tema Abimana Series, Rabu (5/10).

“Kolaborasi ini menjadi titik awal menyambut dunia bisnis yang mulai menggeliat. Saya dan WOU Batik memiliki kebutuhan saling melengkapi. Saya butuh produsen yang bisa memproduksi busana ready to wear secara massal. Dan WOU Batik membutuhkan saya untuk merancang produk untuk segmen middle up,” ungkap Leny usai memamerkan koleksi terbarunya.

Baca juga : Uniqlo Luncurin 40 Koleksi Terbaru Flannel Ikonik

Leny yang terkenal dengan karya busana pengantin yang glamor mengaku tidak menemukan kendala berarti menggunakan batik sebagai bahan dasar karyanya. “Koleksi ini menghadirkan gaya modern luxury dengan memanfaatkan paduan kain batik, kain satin, kain tile, dan kain organza. Look dari koleksi ini menampilkan jenis busana seperti rok lilit, outer, dan inner,” ungkap dia lagi.

Founder WOU Batik, Anton Wibowo mengungkapkan brand miliknya yang dikenal sebagai merek batik dengan menyasar pasar menengah ke bawah ini tertarik meluaskan pangsa pasarnya. Lewat kolaborasi ini, Anton senang produknya bisa dinikmati kalangan atas. Menyadari hal itu, Anton harus mengubah strategi bisnisnya. Dia mulai menggarap segmen middle up melalui riset yang dilakukannya.

“Segmen middle low tidak membutuhkan sesuatu yang bagus secara desain dan bahan bakunya. Segmen ini lebih melihat harga murah. Untuk naik ke middle up membutuhkan beberapa faktor, seperti bahan yang bagus dan desain yang tidak umum,” papar Anton.

Baca juga : Peringati Hari Rabies Sedunia, Kementan Vaksinasi Hewan Gratis

Oleh karena itu Anton membutuhkan desainer yang mampu merealisasikan rencana bisnisnya.“Kita harus membuat desain-desain baru yang bisa kami produksi secara massal untuk segmen middle up,” jelasnya lagi.

Anton memulai usahanya sebagai reseller sejak 2016 dengan modal Rp 200 ribu yang dia gunakan sebagai biaya iklan di Facebook dan beberapa marketplace di Indonesia. Dia menjual pakaian batik couple berupa gamis dan kebaya untuk segmen menengah ke bawah.

Tahun ini bersama Leny, Anton melirik pasar menengah ke atas dengan memanfaatkan sumber batik dari Solo dan Sragen. Mereka menciptakan corak batik khusus dengan gambar bunga Sakura yang menjadi identitas karya keduanya.

Baca juga : Usung Teknologi Ortotik, FUT Shoes Luncurkan 3 Varian Anyar

Pemilihan tema Abimana sendiri, merupakan gambaran seorang pejuang Tangguh yang berjuang di dunia bisnis kala pandemi melanda. Dalam gambaran tokoh ini, Leny menyebut dirinya sebagai Abimana, dalam kisah ini.

Kedelapan look itu di antaranya diperagakan empat muse, Lisya Nurrahmi, Nina Septiani, Mellya Baskarani, dan Intan Widya Nanda. Mereka mengaku bangga bisa mempromosikan batik sebagai warisan budaya bangsa.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.