Dark/Light Mode

Menkes Terus Berburu Fomepizole, Sudah Proses Beli Dengan AS Dan Jepang

Senin, 24 Oktober 2022 20:50 WIB
Menkes Budi Gunadi Sadikin (kanan) dan Kepala BPOM Penny K Lukito dalam konferensi pers terkait gagal ginjal akut dari Istana Bogor, Senin (24/10). (Foto: YouTube)
Menkes Budi Gunadi Sadikin (kanan) dan Kepala BPOM Penny K Lukito dalam konferensi pers terkait gagal ginjal akut dari Istana Bogor, Senin (24/10). (Foto: YouTube)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menegaskan, pihaknya terus berupaya untuk mendatangkan obat Fomepizole untuk pasien gagal ginjal akut. Setelah kedatangan 20 vial dari Singapura.

"Kita menunggu. Mungkin, dari Australia akan masuk 16 lagi, either malam ini atau besok pagi. Kita sedang proses untuk beli dari Amerika. Di sana, stok mereka juga tidak terlampau banyak," papar Menkes dalam konferensi pers terkait penanganan gagal ginjal akut dari Istana Bogor, Senin (24/10).

"Kami juga sekarang sedang dalam proses beli dari Jepang, stoknya sekitar 2.000-an,” ucapnya.

Baca juga : Menkes Kerja Keras Cari Obat Fomepizole

Obat Fomepizole terbukti berdampak positif pada pasien gangguan ginjal akut.

“Dari 10 pasien yang diberikan obat, 7 orang sudah pulih kembali. Sehingga kita bisa simpulkan, obat ini memberikan dampak positif. Kita akan percepat kedatangannya di Indonesia, sehingga ada 245 yang masuk. Bahkan, mungkin akan masih agak bertambah sedikit," jelas Menkes.

Langkah Konservatif

Baca juga : Ke Semifinal, Ganda Putri Mengandalkan Jesita/Febi

Dalam menyikapi lonjakan kasus gagal ginjal akut, pemerintah melakukan langkah konservatif dengan menerbitkan edaran, yang meminta apotek untuk sementara tidak menjual obat bebas dalam bentuk cair atau sirup kepada masyarakat. 

Lewat Surat Edaran Kemenkes bernomor SR.01.05/III/3461/2022, yang ditandatangani oleh Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal (Dirjen) Pelayanan Kesehatan, Murti Utami, Selasa (18/10).

Tenaga kesehatan dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan, juga diminta tidak meresepkan obat-obatan dalam bentuk cair, untuk sementara.

Baca juga : Mencegah Terulang Lagi Tragedi Kanjuruhan Dalam Perspektif Perlindungan Anak

"Sejak kita berhentikan, itu sudah kita amati penurunan yang drastis dari pasien baru masuk ke rumah sakit. Jadi, kalau tadinya RSCM itu penuh, satu tempat tidur ICU anak itu bisa diisi dua atau tiga, sekarang penambahan pasien barunya turun drastis," beber Menkes. â– 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.