Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Gernas BCL 2022 Momentum Ubah Mindset Pemanfaatan Laut

Sabtu, 29 Oktober 2022 19:23 WIB
Kepala Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Serang, Syarif Iwan Taruna Al Kadrie. (Foto: Istimewa)
Kepala Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Serang, Syarif Iwan Taruna Al Kadrie. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sebagai wujud komitmen dalam menangani sampah plastik di laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan mencanangkan Bulan Cinta Laut sebagai suatu gerakan nasional.

Bulan Cinta Laut (BCL) yang merupakan implementasi program ekonomi biru (blue economy) tersebut dirancang sebagai salah satu strategi memulihkan kesehatan laut dari dampak negatif sampah plastik di laut.

Demikian disampaikan Kepala Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (LPSPL) Serang Syarif Iwan Taruna Al Kadrie disela-sela acara Kick-Off/Pencanangan Gerakan Nasional BCL 2022 di Aula Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Karangantu, Kota Serang, Banten, Kamis (27/10).

"BCL ini adalah gerakan masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan dalam upaya menjaga kelestarian ruang laut. Misalnya dari pencemaran sampah plastik," ujar Iwan.

"Jadi inti BCL itu bagaimana mengubah mindset terhadap pemanfaatan ruang laut yang berbasis pelestarian lingkungan," tambah Iwan sembari menambahkan kalau tajuk dari BCL adalah Laut Sehat, Indonesia Sejahtera.

Baca juga : Piala Presiden Esports 2022, Momentum Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital

Merujuk visi Kementerian Keluatan dan Perikanan (KKP), pemerintah menargetkan pada 2025 mendatang sekitar 70 persen sampah laut bisa terurai atau berkurang.

Di tahun ini, Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut telah dilaksanakan di 14 lokasi yang tersebar dari Aceh hingga Papua secara serentak, yaitu Banda Aceh, Medan, Padang, Tanjung Pinang, Kubu Raya, Serang, Cirebon, Cilacap, Manado, Bali, Kendari, Sorong, dan Merauke.

Dengan keterlibatan 1.477 nelayan di sepanjang bulan Oktober ini, kegiatan ini telah berhasil membersihkan laut dari 67,34 ton sampah per Rabu (26/10).

"Khusus di kawasan Serang sendiri, lebih dari 3,8 ton sampah yang dikumpulkan nelayan," jelas Iwan.

Dijelaskan Iwan, dalam program BCL, masyarakat nelayan lokal diajak untuk terlibat dan ikut serta menjaga kebersihan laut dengan mengumpulkan sampah di laut selama satu bulan. Sampah yang didapat akan dihargai setara dengan harga per kilogram ikan terendah di daerah masing-masing.

Baca juga : Lawan Latvia, Tim Merah Putih Andalkan Kekuatan Inti

Pada pelaksanaan Bulan Cinta Laut di Bangka Belitung (20/10), Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono meninjau langsung aktifitas bersih pantai dan laut yang dilakukan oleh nelayan dan masyarakat pesisir dan mengapresiasi Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut.

Iwan memaparkan kalau keterlibatan nelayan sebagai garda terdepan penjaga kesehatan laut menjadi kunci utama. Pasalnya, tanggung jawab dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat yang lebih luas mengenai pentingnya peran laut bagi manusia tak lepas dari peran banyak pihak.

"Pemerintah daerah, mitra, pengusaha dalam melaksanakan edukasi, mengupayakan pencegahan, pengelolaan, dan pengendalian sampah plastik, serta menciptakan inovasi dalam pengelolaan sampah plastik yang berkelanjutan," tutup Iwan.

Senada, Kepala Balai Besar Pengujian Penerapan Produk Kelautan dan Perikanan, Trisna Ningsih menjelaskan jika dalam konteks BCL, pihaknya berfokus pada edukasi dan sosialisasi seputar pelestarian ruang laut dari sisi hilir.

"Bentuk konkretnya kami terus mensosialisasikan hasil inovasi KKP yang ramah lingkungan, inovasi yang kedepannya diharapkan menjadi alternatif menggantikan produk non ramah lingkungan seperti plastik, sedotan, dan lainnya," lanjut Trisna.

Baca juga : Kejuaraan Dunia Junior 2022, Ujian Perdana Flandy Limpele

Dia mengungkapkan, kampanye penggunaan barang-barang semisal kemasan ramah lingkungan, harus terus digencarkan. Maka i itu, KKP secara masif berkolaborasi dengan para pihak terkait untuk merealisasikannya.

"Misal kami memiliki produk tas plastik berbahan rumput laut. Inovasi seperti ini tentunya diharapkan bisa membantu lautan yang bersih dan sehat," jelas dia.

Trisna berharap, selain memberikan dampak pada peningkatan kesadaran masyarakat nelayan, peningkatan kesehatan laut dan keberlanjutan ekologinya, Gernas BCL juga memberikan nilai ekonomis bagi masyarakat nelayan melalui kompensasi yang diberikan melalui program Bank Sampah. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.