Dark/Light Mode

Menghemat Politik Identitas (27)

Mencegah Permufakatan Jahat

Minggu, 11 September 2022 06:16 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Jika berbagai kelompok berkolaborasi menggunakan Islam sebagai kendaraan politik, lalu sebebas-bebasnya mengek­sploitasi ayat dan hadis di luar cakupan semestinya, maka itu bisa dikategorikan permufakatan jahat.

Apapun alasannya, Islam tidak bisa dijadikan sebagai alat untuk meraih kekuasaan subyektif sesaat. Islam adalah aja­ran luhur yang sarat nilai-nilai dan ajaran universal, tidaklah sepantasnya dijadikan legitimasi untuk meraih target-target politik berjangka pendek.

Namun, perlu juga diingat, bahwab Islam juga tidak bisa dilarang untuk memberikan tawaran nilai-nilai dan etika politiknya yang intinya amar ma’ruf nahi munkar. Politisasi Islam sama buruknya dengan depolitiasasi Islam.

Baca juga : Strategi Islam Di Dalam Bela Negara Dan Cinta Tanah Air

Ketika Nabi menyampaikan khutbah pada hari Raya Idul Adha di Mina, Nabi menyampaikan khutbah yang secara dialogis. Ia membuka khutbahnya dengan bertanya kepada para jamaah atau sahabatnya: Apakah kalian tahu hari ini hari apa?

Mereka menjawab: Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu. Lalu Nabi diam sehingga kami mengira kalau beliau akan menamainya tidak sesuai dengan namanya.

Lalu Nabi menjawab dengan kalimat bertanya: Bukankah hari ini adalah hari Nahar (pemotongan hewan kurban). Kami kemudian mengatakan: iya betul.

Baca juga : Globalisasi Sebagai Rahmatan Lil ‘Alamin

Lalu beliau mengatakan: Negeri apa ini? Mereka berkata: Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu. Nabi mengatakan: Bukankah ini adalah Negeri Haram.

Lalu sahabat mengatakan: tentu saja wahai baginda Nabi. Lalu beliau bersabda: Sesungguhnya darahmu, hartamu, kehormatanmu, jiwa dan ragamu semuanya haram seperti haramnya hari ini, di bulan ini. Saksikanlah bahwa aku telah menyampaikannya.

Mereka berkata: Iya, betul. Lalu Nabi mengatakan: Ya Allah, saksikanlah, orang yang menyaksikan menyampaikan kepada orang yang tidak hadir, karena boleh jadi yang menyampaikan kepada yang disampaikan lebih paham terhadap hal ini.

Baca juga : Antara Orisinalitas Dan Kontinuitas

Lalu Nabi mengatakan: Jangan sekali-kali kalian kembali menjadi kafir lalu saling pukul-memukul (bunuh membunuh) satu sama lain. (HR Baihaqi, Al-Sunan Al-Kubra, Jilid 8, halaman 19).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.