Dark/Light Mode

Setelah Lepas Ketua Presidensi G20, Terima Tongkat Ketua ASEAN

Jokowi Makin Wangi Di Dunia

Senin, 14 November 2022 07:32 WIB
Presiden Jokowi menerima palu sidang sebagai simbol Ketua ASEAN 2023 dari Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, di Hotel Sokha Phnom Penh, Minggu (13/11). (Foto: Setpres)
Presiden Jokowi menerima palu sidang sebagai simbol Ketua ASEAN 2023 dari Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, di Hotel Sokha Phnom Penh, Minggu (13/11). (Foto: Setpres)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi benar-benar dipercaya di dunia internasional. Buktinya, setelah Presidensi G20, Jokowi menerima tongkat Ketua ASEAN 2023. Hal ini menunjukkan bahwa nama Jokowi semakin wangi di dunia.

Saat ini, Indonesia sedang sibuk mempersiapkan perhelatan puncak KTT G20, yang digelar di Bali, 15-16 November ini. Di acara tersebut, sebanyak 17 pemimpin dari negara-negara maju, akan berkumpul di Bali. Jokowi, sebagai tuan rumah G20 tahun ini, perannya sangat vital. Banyak pemimpin dunia ingin melakukan pertemuan bilateral dengan Jokowi. Banyak pemimpin dunia juga berharap, Jokowi bisa menjembatani penyelesaian permasalah global yang saat ini terjadi.

Sebelum memimpin gelar G20 di Bali, Jokowi didampingi Menko Polhukam Mahfud MD, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menlu Retno Marsudi, dan Mensesneg Pratikno terbang ke Kamboja untuk mengikuti KTT ASEAN. Kemarin, KTT ASEAN tersebut selesai. Jokowi pun ke Tanah Air dan langsung terbang ke Bali.

Sebelum pulang, dalam penutupan KTT ASEAN, Jokowi menerima estafet Ketua ASEAN pada 2023. Penyerahan posisi ketua itu dilakukan secara simbolis. Perdana Menteri Kamboja Hun Sen memberikan palu ke Jokowi, pada upacara penutupan, di Hotel Sokha Phnom Penh.

"Sebuah kehormatan bagi Indonesia menjadi Ketua ASEAN tahun 2023. Keketuaan Indonesia akan menjadikan ASEAN Matters: Epicentrum of Growth," ujar Jokowi.

Baca juga : Piala Presiden Esports 2022 Siapkan Atlet Untuk Kejuaraan Dunia

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini pun langsung bicara pentingnya peran ASEAN. Dia menegaskan, ASEAN harus menjadi kawasan yang stabil dan damai, serta menjadi jangkar stabilitas dunia. ASEAN juga harus konsisten menegakkan hukum internasional dan tidak menjadi proksi siapa pun.

Jokowi juga menginginkan ASEAN menjadi kawasan ekonomi yang tumbuh cepat, inklusif, dan berkelanjutan. Peningkatan kapasitas institusi ASEAN juga menjadi perhatian, agar mampu menjawab tantangan 20 tahun ke depan.

Jokowi berharap, pada 2045, ASEAN lebih adaptif, responsif, dan berdaya saing. "Semua itu harus diperjuangkan dengan cara ASEAN. Yaitu, konsisten dengan semangat kerja sama serta menjalankan Piagam ASEAN seutuhnya," kata Jokowi.

Di akhir sambutannya, Jokowi mengundang seluruh pemimpin ASEAN untuk hadir pada KTT ASEAN di Indonesia tahun depan. "Saya tunggu kehadiran Yang Mulia di Indonesia tahun depan," ajaknya.

Semakin wanginya nama Jokowi di dunia, diungkap Mahfud MD. Di sela KTT ASEAN, Mahfud berbincang dengan salah satu menteri dari Filipina, Maria Zenaida. Maria mengaku sangat kagum ke Jokowi dan Jokowi populer di Filipina.

Baca juga : Piala Presiden Esports 2022, Momentum Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital

"Saat gala dinner KTT ASEAN tadi malam di Phnom Penh, saya duduk semeja dengan Menteri dari Philipina, Maria Zenaida. Dia bilang kagum pada Pak Jokowi karena sangat populer. Bukan hanya di Indonesia, tapi juga di Philipina. Di mana-mana kalau ada Jokowi rakyat histeris berebutan meneriakkan namanya," tutur Mahfud, melalui akun Twitter @mohmahfudmd, kemarin.

Maria, kata Mahfud, juga mengaku nyaman berbincang dengan Jokowi karena murah senyum dan kerap tertawa gembira. Mendengar hal itu, Mahfud tak terkejut, karena Jokowi memang murah senyum.

Ia pun iseng, ngetes Jokowi, apakah mudah tertawa jika mendengar cerita lucu. "Soal senyum dan tertawanya Presiden ini semua orang sudah tahu. Tapi tak banyak yang tahu, apakah kalau mendengar cerita lucu Pak Jokowi juga tertawa karena geli? Untuk tahu itu, tadi saya bercerita kepada Pak Jokowi," akunya.

Mahfud bercerita, ihwal peristiwa lucu saat pelantikan Kapolri pada zaman Presiden Gus Dur. "Pak, tadi saya deg-degan saat Bapak akan menerima tongkat Keketuaan ASEAN 2023. ‘Mengapa?’ tanya Jokowi. Dulu waktu Presiden Gus Dur akan melantik Chaeruddin Ismail sebagai Kapolri, menggantikan Bimantoro ada insiden. Pak Bimantoro yang harus menyerahkan jabatan Kapolri tidak hadir," kisah Mahfud.

Mengetahui kejadian itu, Gus Dur tak ambil pusing dengan absennya Bimantoro. "Karena Bimantoro tak hadir, protokol Istana melapor: ‘Pak Presiden, tongkat yang akan dialihkan tidak ada, Pak Bimantoro tak hadir’. Gus Dur kontan menjawab: ‘Begitu saja kok repot. Soal tongkat, beli saja di Pasar Senen dan pelantikan Kapolri dilanjutkan’. Pak Jokowi dan Bu Iriana tertawa," tutur Mahfud.

Baca juga : Presiden FIFA Mau Ngantor Lama Di Indonesia, Jokowi Minta Lokasinya Segera Disiapkan

Guru besar hukum internasional Universitas Indonesia (UI) Prof Hikmahanto Juwana mengamini nama Jokowi semakin wangi dengan Presidensi G20 dan Keketuaan ASEAN 2023. Untuk G20, banyak apresiasi dari negara lain karena jumlah pemimpin negara yang hadir.

Soal Keketuan ASEAN 2023, tantangannya adalah Myanmar. "Kalau masalah Myanmar bisa selesai selama kepemimpinan Indonesia, maka nama Jokowi akan harum. Saat ini tantangannya adalah melaporkan hasil 1 tahun kepemimpinan Indonesia di KTT," ulas Hikmahanto.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.