Dark/Light Mode

Hery Haryanto: Nonmuslim Mestinya Bukan Halangan Jadi Pemimpin Nasional

Rabu, 23 November 2022 16:47 WIB
Intelektual muda Indonesia Hery Haryanto Azumi. (Foto: Istimewa)
Intelektual muda Indonesia Hery Haryanto Azumi. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Indonesia adalah negara majemuk yang menjamin perbedaan sebagai sesuatu yang lumrah dan niscaya. Karenanya, mestinya tidak diperlukan batasan bahwa kelompok tertentu dilarang untuk menduduki suatu jabatan. Termasuk di pucuk pimpinan nasional.

Demikian disampaikan intelektual muda Indonesia Hery Haryanto Azumi dalam diskusi terbatas tentang Pro-Kontra Presiden/Wapres Nonmuslim dalam Pilpres 2024 yang diselenggarakan oleh Rumah Menggiring Arus di bilangan Tebet Jakarta Selatan, Rabu (23/11).

"Sebagai negara dengan populasi dan potensi muslim yang besar, wajar jika Presiden berasal dari kalangan muslim. Namun untuk posisi wakil presiden bisa saja berasal dari kalangan nonmuslim sepanjang mendapat dukungan publik dan memperkuat kepentingan bangsa dan negara," tutur Ketua Umum Forum Satu Bangsa ini.

Lebih lanjut, mantan Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ini menjelaskan bahwa realitas dunia yang multiporal dan plural ini adalah kesempatan emas bagi Indonesia.

Baca juga : HNW Pertanyakan Minimnya Keberpihakan Pemerintah Terhadap Nasib Anak

Kontribusi Indonesia sangat diperlukan pasca Presidensi G20 untuk mewujudkan berbagai kesepahaman dan kesepakatan yang telah dicapai.

"Indonesia harus mampu mengkapitalisasi keberagaman yang ada untuk kepentingan nasional sebab semua potensi yang beragam ini adalah aset nasional yang sangat penting," terang mantan Wasekjen PBNU dan Penggagas Forum Kiai dan Habaib Indonesia ini.

Presiden muslim, lanjutnya, diperlukan agar Indonesia mampu berperan lebih dalam kancah internasional dimana negara-negara berpenduduk muslim signifikan adalah penyumbang seperempat GDP global.

"Sementara wapres nonmuslim dapat menjadi signal baik bagi negara-negara yang masih terpengaruh oleh islamophobia yang ingin bekerjasama dengan Indonesia," tegas Hery.

Baca juga : Gelar UMKM Festival, Pupuk Kaltim Dorong Sulsel Jadi Lumbung Pangan Nasional

Ditanya tentang figur yang tepat dari kalangan nonmuslim, Hery menyebutkan beberapa nama. Antara lain Luhut Binsar Panjaitan, Listyo Sigit Prabowo, Harry Tanoe Sudibyo, Hasto Kristianto, Basuki Tjahaya Purnama, dll.

Luhut, kata Hery, kemampuannya tidak diragukan karena mampu mengawal program-program strategis Pemerintahan Jokowi selama dua periode. Sementara Listyo Sigit, Jenderal Polisi yang dikenal luas di kalangan ulama dan mampu memperbaiki citra Polri di tengah merosotnya trust publik.

Untuk Harry Tanoe, dinilai memiliki komunikasi yang luas dengan kalangan pesantren. Hasto Kristianto juga mampu menjembatani komunikasi PDI Perjuangan dengan berbagai ormas Islam.

"Sedangkan Ahok terbukti mampu mewadahi aspirasi masyarakat Islam Jakarta seperti membangun Masjid Hasyim Asyari," tambah Hery.

Baca juga : Jokowi Ingatkan Muhammadiyah, Pentingnya Hablum Minal Alam

Selanjutnya untuk capresnya, menurut Hery, figur-figur seperti Muhaimin Iskandar yang juga Ketua Umum PKB, KH. Yahya Cholil Staquf Ketua Umum PBNU, Prof. Haedar Nashir Ketua Umum PP Muhammadiyah, Marsekal Hadi Tjahjanto mantan Panglima TNI, Jenderal Moeldoko KSP, Prof. Pratikno Mensesneg, juga memiliki peluang yang terbuka.

"Kombinasi di tingkat pimpinan nasional ini akan menuntaskan ganjalan-ganjalan yang menghambat pencapaian tujuan nasional," pungkas Ketua Dewan Pembina Rumah Menggiring Arus ini. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.