Dark/Light Mode

Tak Ingin Warga Kebanjiran, Ganjar Perintahkan Jajarannya Tanam Pepohonan Di Pegunungan Kendeng

Sabtu, 14 Januari 2023 18:01 WIB
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat mengecek kondisi Pegunungan Kendeng Utara, di daerah Desa Sedayu, Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan. (Foto: Humas Pemprov Jateng)
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat mengecek kondisi Pegunungan Kendeng Utara, di daerah Desa Sedayu, Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan. (Foto: Humas Pemprov Jateng)

RM.id  Rakyat Merdeka - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo prihatin melihat kondisi kawasan Pegunungan Kendeng yang berada di Desa Sedayu, Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan. Soalnya, persentase tanaman jagung di kawasan itu lebih besar dibanding tanaman keras atau pepohonan.

Menurutnya, kondisi tersebut membuat tidak ada penahan air di kawasan pegunungan, sehingga berkontribusi pada bencana banjir di Grobogan.

"Nah ternyata di sini ada pengelolaan hutan bersama masyarakat (PHBM) bersama Perhutani. Bagus, tapi kan ada syarat persentase. Syaratnya itu 50 persen harus tegakan, kalau saya lihat di belakang itu 99 persen tidak ada tegakan. Semuanya ditanami jagung," ujar Ganjar.

Baca juga : Ganjar Pulihkan Lahan Kritis Dengan Penanaman Pohon

Hal itu disampaikannya saat mengecek kondisi Pegunungan Kendeng Utara di daerah Desa Sedayu, Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan.

Ganjar tak menampik, tanaman jagung itu bagus bagi masyarakat, karena memberikan nilai tambah perekonomian.

Namun, perlu juga diperhatikan terkait kondisi lingkungan dan kebutuhan tanaman keras atau pepohonan, sebagai penyangga maupun penahan air.

Baca juga : Bantuan PLTS Ganjar Bikin Pendidikan Ponpes Di Jateng Kian Berkembang

Bila mayoritas ditanami jagung dan hujan deras karena cuaca ekstrem, maka akan berpotensi menyebabkan bencana, misalnya longsor.

"Karena apa? Karena tidak ada tanaman yang menahan," lanjut Ganjar.

Melihat kondisi tersebut, dia langsung meminta dilakukan evaluasi terkait pemanfaatan lahan di Pegunungan Kendeng Utara itu.

Baca juga : Sertifikat Tanah Jangan Diagunkan Ke Rentenir

Berdasarkan keterangan dari pihak Perhutani selaku pemilik lahan, sebagian lahan di kawasan itu merupakan PHBM dan sebagian lagi perhutanan sosial, dengan komoditas paling besar tanaman jagung.

"Sekarang kita evaluasi. Kalau masih seperti ini ya bahaya. Sekarang harus kita review, itu paling tidak butuh waktu sekitar 4-5 tahun, hingga tanaman keras (pohon) itu betul-betul bisa menggigit (akarnya)," jelas Ganjar, yang didampingi Bupati Grobogan Sri Sumarni.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.