Dark/Light Mode

Wajib USG, Kelainan Janin Bisa Terdeteksi Lebih Dini

Sabtu, 11 Februari 2023 21:30 WIB
Foto: Didi Rustandi/Rakyat Merdeka.
Foto: Didi Rustandi/Rakyat Merdeka.

RM.id  Rakyat Merdeka - Puskesmas Tegalrejo merupakan satu dari 121 Puskesmas di Provinsi Yogyakarta yang sudah menerima alat USG untuk ibu hamil.

Selain Tegalrejo, ada 91 puskesmas di Provinsi DIY yang sudah menerima alat USG ibu Hamil pada tahun 2022. Sementara untuk 29 puskesmas lainnya akan dipenuhi pada tahun ini.

Kepala Puskesmas Tegalrejo, dr. Suharno mengaku bersyukur dengan adanya program pemenuhan USG dan Antropometri di Puskesmas, sehingga dapat mendukung puskesmas untuk memberikan pelayanan yang paripurna dan komprehensif kepada masyarakat, khususnya untuk Antenacal Care (ANC).

"Karena ada beberapa kasus hanya bisa diketahui dengan USG. dengan adanya USG, bisa dilakukan skrining sejak awal," ucap dr. Suharno, seperti keterangan yang diterima RM.id, Sabtu (11/2).

Pemeriksaan USG bagi ibu hamil di Puskesmas Tegalrejo sesungguhnya sudah dilakukan sejak tahun 2015 silam, mengingat Puskesmas ini merupakan salah satu puskesmas rawat jalan persalinan.

Namun, pemeriksaan USG tidak diwajibkan kecuali memang ada indikasi medis. Dengan adanya tambahan satu alat USG, proses skrining baik untuk pasien Antenatal Care rawat jalan dan di persalinan, dapat berjalan dengan baik.

Baca juga : Wajib USG, Kelainan Janin Terdeteksi Lebih Dini Di Jogjakarta

"Sebelum USG tahun 2022, puskesmas sudah ada USG yang paling baru tahun 2019, kemudian ada satu dokter yang sudah bisa lakukan USSG. tapi hambatannya bawa USG naik turun. Rawat Inap di atas, kalau hari ANC, alatnya kita turunkan jadinya gampang rusak alat USG-nya. Jadi sangat terbantu sejak ada USG 2022," ujar Penanggung Jawab program Usaha Kesehatan Perorangan dan penunjang (UKPP) Puskesmas Tegalrejo dr. Theresia Arie Kristanti.

Pemenuhan USG Ibu hamil merupakan faktor pendukung untuk pelaksanaan kewajiban enam kali antenatal care dengan dua kali pemeriksaan oleh dokter dan USG yang diinisiasi sejak Oktober lalu.

USG pertama dilakukan pada Kunjungan pertama (K1) atau masa kehamilan antara 0-12 minggu. Dan USG kedua dilakukan pada Kunjungan kelima (k5) atau masa kehamilan antara 30-32 minggu.

"Sebelum ada USG untuk K1 di bulan oktober 23 pasien. Di bulan november menjadi 30 kunjungan K1. Desember-Januari sudah 33," lanjut dr. Kristanti.

Setidaknya ditemukan ada dua kasus janin yang tidak berkembang melalui USG bagi ibu hamil selama program ini berjalan.

"Kami sudah temukan kasus kasus janin yang tidak berkembang (kehamilan kosong) dengan baik dari trisemester 1, jadi harus diterminasi. Kedua, kita temukan janinnya anencephaly, cuma keliatan otaknya aja, tidak ada tempurung kepalanya,” ujar dr. Rizka Novriana, Kasie Kesga Gizi Kota Yogya.

Baca juga : PUPR Kebut Pembangunan Jalan Tol Cisumdawu Untuk Mudik Lebaran

dr. Sumono Nurhadi Putranto merupakan satu dari dua dokter umum yang terampil menggunakan alat USG untuk ibu hamil di Puskesmas Tegalrejo 1, kota Jogja.

Keterampilan ini didapat setelah mendapatkan pelatihan blended learning dan pendampingan oleh Spesialis Obstetri dan Ginekologi (obgin).

"Kalau ada keganjilan dirujuk ke faskes yang lebih tinggi," ujar dr. Sumono.

Dari sekitar 2.494 Ibu hamil di Kota Jogja, terjadi rata-rata empat kasus kematian Ibu per tahun pada 2017-2022. Angka ini meningkat drastis pada tahun 2021 menjadi 16 kematian, dimana lima diantaranya tidak terkait Covid-19.

Sementara untuk Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Yogyakarta pada 2020 ada 11,22 kasus; di 2021 ada 10, 8; dan di 2022 sekitar 10,8.

Penyebab utama kematian Ibu adalah Penyakit Jantung Bawaan (PBJ), hipertensi, dan anemia. Kematian bisa terjadi pada saat proses persalinan dan nifas.

Baca juga : Pemilu Tetap Digelar 2024

Sementara untuk kematian bayi di kota Jogja didominasi oleh penyebab utama Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yang sangat mungkin untuk dideteksi saat kehamilan.

Aturan baru enam kali pemeriksaan dengan dua kali wajib pemeriksaan oleh dokter dan dilakukan USG telah diimplementasikan Sejak Oktober 2022.

Merupakan salah satu intervensi spesifik untuk menurunkan Angka Kematian Ibu dan Stunting di Indonesia. Mendukung hal ini, maka secara nasional ditargetkan 10.321 Puskesmas di seluruh Indonesia terpenuhi kebutuhan USG pada akhir tahun 2023.

Serta ditargetkan 313.737 antropometri terpenuhi di 303.416 Posyandu. Tahun 2022 telah terpenuhi 6.032 atau 58 persen puskesmas yang memiliki USG untuk pemeriksaan ibu hamil, sementara sisanya akan dipenuhi pada tahun ini. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.