Dark/Light Mode

Mega: Pusing Lho Ngurus Negara Di Situasi Tak Menentu

Jokowi Makin Kurus

Senin, 20 Maret 2023 08:15 WIB
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (tengah) memberikan wejangan kepada ribuan kepala desa dan perangkat desa, dalam peringatan 9 tahun UU Desa, di GBK, Senayan, Jakarta, Minggu (19/3). (Foto: Dwi Pambudo/RM)
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (tengah) memberikan wejangan kepada ribuan kepala desa dan perangkat desa, dalam peringatan 9 tahun UU Desa, di GBK, Senayan, Jakarta, Minggu (19/3). (Foto: Dwi Pambudo/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tahu betul betapa susah dan pusingnya mengurus negara di situasi yang tidak menentu seperti sekarang. Atas beratnya pekerjaan ini, dia melihat kondisi fisik Presiden Jokowi yang semakin kurus. Namun, Presiden ke-5 RI ini yakin, Jokowi tetap mampu mengelola negara dengan baik.

Hal ini disampaikan Mega saat memberikan wejangan kepada ribuan kepala desa dan perangkat desa, dalam peringatan 9 tahun Undang-Undang Desa, di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, kemarin. Mega hadir di acara ini dalam kapasitas sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). 

Sejumlah pejabat ikut hadir di acara ini. Mereka antara lain Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Penasehat Apdesi, Mendagri Tito Karnavian, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Ketua Fraksi PDIP DPR Utut Adianto.

Acara ini diawali dengan penampilan tarian tradisional, dilanjutkan dengan sambutan dari Luhut. Setelah itu, Mega memberikan wejangan. Mega bicara tanpa teks, meski di tangannya sudah ada naskah pidato.

Seperti biasa, gaya bicara Mega gado-gado dan selalu menyelipkan humor yang bikin hadirin tertawa. Mega, yang tahun ini genap berusia 76 tahun, misalnya menyampaikan memohon maaf kepada hadirin karena menyampaikan sambutan sambil duduk. "Kakinya kadang suka marah kalau diajak berdiri lama," selorohnya.

Baca juga : Andi Gani Pastikan Jokowi Hadir Di Puncak Musra

Putri Proklamator Bung Karno ini menceritakan, desa punya peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Para pejuang kemerdekaan banyak datang dari desa. Hanya dengan senjata seadanya, para pejuang ini akhirnya bisa mengusir penjajah.

Mega melanjutkan, desa pun punya kearifan lokal yang kemudian menjadi salah satu kekuatan, yaitu gotong royong, dan musyawarah mufakat. Dalam hal ini, Mega meminta para kepala desa untuk memegang teguh dari kearifan lokal ini. "Karena kalau tidak dijalankan, kalian hanya akan dijadikan seperti wayang. Disuruh ke sana, teriak-teriak. Disuruh ke situ, teriak-teriak lagi," kata Mega. 

Padahal, kata Mega, esensi seorang kepala desa yang terpilih adalah menjadi seorang pemimpin yang benar. Yaitu membantu kehidupan rakyatnya. "Kamu itu harus dicintai dan mencintai rakyat. Karena dengan demikian, apa yang diinginkan desamu pasti bisa terwujud," ujarnya. 

Mega meminta para kepala desa agar memegang teguh ideologi Pancasila dan bekerja serius memikirkan rakyat di desanya masing-masing. Dia lalu mencontohkan Presiden Jokowi sebagai pemimpin yang serius mengurus negara di tengah kondisi yang sulit seperti sekarang.

"Lihat badannya (Pak Jokowi), makin kurus kering. Karena pusing ngurus negara itu," kata Mega. 

Baca juga : Akademisi IPB: Penyakit Jembrana Sapi Bali Tak Menular Ke Manusia

Mega lalu mengomentari keinginan para kepala desa yaitu meminta alokasi 10 persen APBN untuk pembangunan desa. Menurut Mega, meminta boleh saja. Toh negara ini milik para rakyat, termasuk para kepala desa. Namun, para kepala desa ini harus berpikir. Seberapa besar kemampuan keuangan Indonesia saat ini. Jangan sampai permintaan tersebut malah membebani Presiden Jokowi.

"Kasihanin dong (Pak Jokowi). Lihat badannya makin kering. Makin kurus lho. Karena ininya (menunjuk kepala) pusing urus negara. Negara ini susah lho diurus," lanjut Mega.

Karena itu, Mega meminta para kepala desa jangan mudah terprovokasi. Sebab, kalau sudah terprovokasi, kasihan rakyat di desanya masing-masing tak terurus. Mega pun meminta para kepala desa jangan terbawa arus. Apalagi saat ini lagi tahun politik. Kepala desa harus tetap fokus mengurus rakyatnya.

Mega kembali mencontohkan sosok Jokowi. "Saya yang pilih. Karena saya yakin dia orang baik. Saya jadikan karena yakin bisa ngatur pemerintah," ucapnya.

Kepada para kepala desa yang ingin meminta dana 10 persen APBN, Mega bilang boleh saja. "Tapi mesti kerja dulu," ujarnya.

Baca juga : Kementan Tegaskan Penyakit Jembrana Sapi Tidak Menular Ke Manusia

Mega pun menenangkan para kepala desa agar jangan sampai demo-demo lagi. Dia mengakui, dalam dunia demokrasi, demokrasi boleh. Tapi, kalau terlalu banyak demo, banyak juga uang yang terbuang. "Sudah kerja yang bener. Musyawarah. Di sini ada Pak Utut, ada pejabat yang lain. Ngapain demo-demo," kata Mega. 

Sementara itu, Luhut mengungkapkan ada empat pilar ekonomi Indonesia saat ini. Empat pilar itu adalah hilirisasi, digitalisasi, komoditas, dan dana desa. Luhut menjelaskan, sejak ditetapkannya UU Desa, Pemerintah telah mengucurkan anggaran Dana Desa hampir Rp 500 triliun demi bisa mewujudkan pembangunan desa.

Mengenai kondisi fisik Jokowi yang semakin kurus, Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden Ali Ngabalin menilai, pernyataan Mega itu sebagai ungkapan kasih sayang dari seorang ibu, seorang pimpinan partai kepada anak ideologinya. Menurut Ngabalin, yang disampaikan Mega adalah reward dan apresiasi kepada Jokowi yang serius mengurus negara.

"Karena memang benar seluruh waktu Pak Jokowi digunakan untuk memikirkan persoalan bangsa dan negara. Jadi, yang disampaikan Bu Mega itu sebagai bentuk kebanggaan," kata Ngabalin, saat dikontak Rakyat Merdeka, tadi malam.

Ngabalin menyaksikan bagaimana Jokowi tak mengenal pagi, siang, atau malam dalam mendengarkan dan menyelesaikan persoalan yang dikeluhkan rakyat. Karena itu, kadang Jokowi tidur sampai larut malam. "Karena sebelum tidur, Pak Jokowi kadang masih harus menelepon gubernur untuk menyelesaikan persoalan dengan baik," pungkasnya.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.