Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Flu Babi Nyerang Batam Dan Singkawang

Tidak Menular Ke Manusia, Tapi Harus Tetap Waspada

Kamis, 11 Mei 2023 09:27 WIB
Ilustrasi flu babi. (Foto: Antara)
Ilustrasi flu babi. (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Setelah merdeka dari Covid-19, kini muncul virus flu babi di Tanah Air. Virus flu babi ditemukan di Batam, Kepulauan Riau dan Singkawang, Kalimantan Barat. Meski tidak menular ke manusia, masyarakat diminta tetap waspada.

Virus flu babi Afrika (African Swine Fever/ASF), terdeteksi di sebuah peternakan di Batam. Hal ini dilaporkan Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (WOAH) pada Selasa (9/5).

Wabah tersebut telah menewaskan 35.297 babi dalam total 285.034 babi di sebuah peternakan yang terletak di Pulau Bulan, Batam. Virus ini terdeteksi pada 1 April dan dikonfirmasi pada 28 April.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi mengimbau kepada seluruh peternak babi mewaspadai ASF. Meski sebenarnya virus ini tidak menular ke manusia.

Bentuk kewaspadaannya, kata dia, peternak harus memastikan kebersihan kandang dan menggunakan sarung tangan dan sepatu saat membersihkannya. Sebab, virus ini dapat bertahan pada pakaian, lingkungan, dan olahan babi lainnya.

"Kalau ada hewan ternak sakit, terutama babi, segera dipisahkan. Kalau mati juga jangan dijual ke pasar. Masyarakat diimbau tidak mendatangi perternakan dan tidak membeli daging hewan sakit," pesan Nadia.

Baca juga : KPK Bakal Panggil Bupati Pandeglang, Klarifikasi Harta Kekayaannya

Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat, flu babi Afrika tak hanya ditemukan di Pulau Bulan, Batam. Kementan menemukan, virus tersebut sudah menyebar sampai Singkawang, tepatnya di PT Fajar Semesta.

"Kalau di Bali, memang kita menjaga lalu lintas, supaya nggak menyebar kasusnya ke tempat lain," ujar Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, Barantan, Wisnu Wasisa Putra.

Namun, dampak terbesar tentu ada di Batam. Sebab, Pulau Bulan merupakan pengekspor 15 persen babi ke Singapura. Dengan kejadian ini, ekspor harus ditahan karena pihak Singapura telah menutup pintu.

Agar virus tersebut tidak menyebar ke wilayah lain, Kementan memberikan obat antibodi pada babi-babi sehat di Batam agar tidak terjangkit demam babi Afrika. Karena belum menyebar ke berbagai wilayah, Wisnu menegaskan, virus ini belum dinyatakan sebagai wabah.

"Ini tidak dibilang wabah, karena ini kan cuma satu tempat saja. Kalau menular ya menular cuma ke sesama babi," lanjutnya.

Selain itu, Kementan juga melakukan investigasi jalur masuknya virus flu babi Pulau Bulan, Batam. Kementan melalui balai besar veteriner farma selalu melakukan cek ketat pada babi-babi yang akan dikirim untuk memastikan tidak terjangkit ASF.

Baca juga : Layani Penerbangan Umrah dan Haji, 3 Menteri Jokowi Cek Kesiapan Bandara Kertajati

Setiap babi yang akan diekspor telah melalui pengujian dan pengecekan secara berkala untuk memenuhi persyaratan keamanan lingkungan maupun untuk dikonsumsi. Namun, sumber virus ASF bisa didapat dari banyak jalur seperti alat angkut, tenaga kerja, maupun beberapa pihak dari luar atau tamu.

"Makanya ini kita sedang evaluasi jalur masuknya di Pulau Bulan dari mana. Karena memang pada Februari 2023 itu di singapura ada kejadian ASF pada babi liar," kata Wisnu.

Sejumlah Pemda mulai mengantisipasi agar kasus tersebut tidak masuk ke daerahnya. Sebut saja Pemerintah Kabupaten Tana Toraja (Tator) melalui Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) mengimbau masyarakat tidak panik. Pemda pun melakukan langkah-langkah antisipasi untuk cegah masuknya virus flu Babi Afrika ke Tana Toraja.

Kepala Bidang Peternakan DPKPP, Oktavianus Sonda mengarahkan, masyakarat untuk melakukan penyemprotan disinfektan untuk cegah flu babi. Kedua, tidak membeli daging kiloan di pasar. Ketiga, tidak mengirim ternak dari luar dan mencampurkan dengan ternak lokal.

Satu-satunya cara untuk menurunkan risiko babi domestik, termasuk ternak tertular virus ASF, adalah dengan biosecurity atau keamanan biologi. Yakni dijauhkan dari sumber virus dan dengan menyemprotkan disinfektan.

Begitu juga Pemprov NTB mewaspadai masuknya ternak babi yang dibawa oleh masyarakat dari Pulau Bali ke NTB. Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) NTB, Khaerul Akbar melakukan, pengetatan pengawasan lalu lintas hewan dan produk yang memiliki potensi risiko membawa penyakit di pelabuhan.

Baca juga : Kita Siap Pasok Mineral Ke China, AS & Uni Eropa

Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga memastikan, hingga saat ini belum terjadi dampak kenaikan harga babi di dalam negeri menyusul adanya temuan flu babi. "So far selama ini tidak ada dampak (harga) yang signifikan kan ya," ujar Jerry.

Meski begitu, ia menuturkan, Kementerian Perdagangan akan tetap memonitor harga jika ada ketimpangan. "Intinya kalau kita tahu sesuatu yang sifatnya membahayakan tentunya ke depannya akan kami kaji. Kita lihat nanti untuk harga di dalam negeri naik atau tidaknya. Mudah-mudahan tetap aman," kata Jerry.

Mendengar berita ini, warganet kesal. "Opo meneh iki (apalagi ini)," tanya @Mas_Hario. "Virus corona hilang, terbitlah flu babi. Yang penting dagangan harus laris. Akalin terus," sindir @belogrunge_deni.

Ada juga yang suudzon dengan kemunculan flu babi. "Woy pandemi udah berakhir woy. Ngapain lu nyebar virus lagi woy," tuding @Cpt28_. "Project baru," sahut @dedy_maryadi. "Akan ada suntik-suntik?" sahut @Manguni21, nyindir.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.