Dark/Light Mode

Tingkatkan Literasi, Maros Punya Gerakan 1 Masjid 1 Perpustakaan

Jumat, 9 Juni 2023 16:41 WIB
kegiatan Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) Perpusnas bersama IKA BKPRMI, di Maros, Jumat, (9/6). (Foto: Dok. Perpusnas)
kegiatan Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) Perpusnas bersama IKA BKPRMI, di Maros, Jumat, (9/6). (Foto: Dok. Perpusnas)

RM.id  Rakyat Merdeka - Gerakan Satu Masjid Satu Perpustakaan mengukuhkan Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, sebagai daerah pertama yang mencanangkan masjid sebagai tempat memberdayakan masyarakat dan peningkatan literasi, di samping fungsi utamanya sebagai tempat ibadah umat Muslim.

"Ini wujud nyata menjadikan Kabupaten Maros sebagai kabupaten literasi," ujar Bupati Maros AS Chaidir Syam, pada kegiatan Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) Perpustakaan Nasional (Perpusnas) bersama Ikatan Keluarga Alumni Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (IKA BKPRMI), di Maros, Jumat, (9/6).

Gerakan ini, tambah Chaidir, harus diperjuangkan. Sebab, perpustakaan saat ini tidak hanya digunakan untuk membaca namun juga untuk berkegiatan. Dengan adanya perpustakaan di masjid, diharapkan mampu lahir ide-ide cemerlang dari masyarakat, yang setelah beribadah dilanjutkan membaca.

Baca juga : BI Minta Pasar Di Bali Gencar Gunakan QRIS

Pada kesempatan secara virtual, Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando menegaskan, perpustakaan merupakan tempat belajar terbuka bagi masyarakat yang dibantu peran aktif dari pustakawan. Dia menekankan, Al-Qu’ran memerintahkan untuk membaca. Sebab, dengan membaca manusia dapat menguasai ilmu pengetahuan, sehingga akan terhindar dari ancaman kebodohan dan kemiskinan.

“Aktivitas membaca bukanlah titik. Karena setelah selesai membaca, proses selanjutnya manusia diperintahkan untuk melaksanakan atau menyampaikan apa yang kita tahu berdasarkan buku yang telah dibacanya,” jelas Syarif Bando.

Deputi Bidang Informasi dan Pengembangan Sistem Kearsipan Arsip Nasional RI (ANRI) Andi Kasman menambahkan, dari masjid atau pondok pesantren, masyarakat akan mendapatkan ilmu-ilmu agama yang mampu membangun sumber daya manusia (SDM) yang memiliki karakter-karakter yang tangguh dan bertakwa. “Masjid sebagaimana fungsinya, yaitu sebagai tempat ubudiyah (peribadatan), tarbiyah (pendidikan), dan ijtima’iyah (sosial kemasyarakatan),” paparnya.

Baca juga : Lini UMKM Gardu Ganjar Gelar Makan Gratis 1.000 Porsi Bakso Di Tangsel

Gerakan Satu Masjid Satu Perpustakaan diyakini akan berjalan optimal apabila tercipta kemudahan mengakses bahan bacaan (aksesibilitas). Namun, menurut pegiat literasi dari Sulsel, Bachtiar Adnan Kusuma, saat ini baru gerakan membaca saja yang mendominasi. Sementara untuk gerakan menulis masih ditinggalkan.

“Budaya baca dan menulis adalah senapas sejalan dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Dan tidak ada peradaban yang abadi kecuali yang dituliskan,” ungkapnya.

Pada kesempatan akhir, Pustakawan Utama Perpusnas Abdullah mengatakan, masyarakat masjid terdiri dari dua komponen, yakni pengguna dan pengurus masjid. "Untuk menumbuhkan kecintaan terhadap literasi di masjid dibutuhkan aksi nyata yang inovatif dari pengurusnya," tandasnya.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.