Dark/Light Mode

Generasi Muda Harus Ikut Kampanyekan Perdamaian, Toleransi, Dan Persatuan

Rabu, 14 Juni 2023 23:06 WIB
Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Prof Syamsul Maarif (Foto: Istimewa)
Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Prof Syamsul Maarif (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Generasi muda harus tampil mengambil ruang untuk mengkampanyekan perdamaian, toleransi, dan persatuan. Generasi saat ini tidak boleh abai dan diam dengan keadaan. Pemuda dari kalangan pelajar, kampus, dan pesantren diharapkan aktif dan beraksi menebar pesan perdamaian, persatuan dan agama yang ramah terhadap kebhinekaan dan kebangsaan. Apalagi bangsa Indonesia tengah menyambut datangnya Pemilu 2024.

“Makin dekatnya tahun politik harus disikapi dengan kewaspadaan dini jika terjadi gesekan horizontal di masyarakat, yang biasanya berawal dari media sosial. Oleh karena itu, semua pihak, terutama generasi muda Indonesia yang secara aktif melakukan kontra propaganda melalui berbagai narasi sejuk yang humanis untuk mengimbangi narasi naif dari kaum intoleran dan kelompok radikal yang mempolitisasi agama,” ujar Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Prof Syamsul Ma’arif, dalam keterangan yang diterima redaksi, Rabu (14/6).

Syamsul menjelaskan, menjadi tanggung jawab bersama untuk membangun keharmonisan hubungan masyarakat dari berbagai golongan. Siapa pun harus dimuliakan tanpa membeda-bedakan identitasnya.

Baca juga : Usbat Ganjar Edukasi Masyarakat Medan Tentang Mandi Janabah

Ia mengutip kitab karya Habib Ali Al Jufri, Al Insaniyah Qabla Tadayyun (Kemanusiaan Sebelum Keberagamaan). Kata dia, sudah sepantasnya praktik politik identitas itu dikritisi anak muda. Sebab, bahaya yang akan mengancam bangsa secara signifikan jika politisasi agama sudah mengakar.

“Kita itu seringkali dibenturkan dengan politik identitas. Anak muda harus kritis dan mencoba mendiseminasi nilai-nilai yang baik supaya sesama anak bangsa bisa saling menyadarkan, mawas diri dan melakukan berbagai upaya pencegahan yang bisa dilakukan. Selanjutnya adalah dengan melakukan kontra narasi dan kontra ideologi dengan berbasis keilmuan yang generasi muda miliki,” ujar Syamsul.

Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah ini juga menekankan, menjelang tahun politik, berbagai macam cara pasti akan digunakan untuk memenangi kontestasi, tak terkecuali politik identitas. Untuk itu, generasi muda harus hadir memberi pencerahan di tengah masyarakat dengan cara yang santun dan baik. Adab yang baik adalah penunjang tersampaikannya narasi toleransi dan kebangsaan sehingga mudah diterima oleh semua golongan.

Baca juga : Komit Jaga Lingkungan Kerja Aman, PKT Borong 3 Penghargaan Dari Pemprov Kaltim

“Dengan petunjuk kebaikan yang disampaikan dengan cara yang santun dan baik, insya Allah, siapa pun itu, akan leleh dengan sendirinya. Gejolak, konflik, ataupun perbedaan pendapat, itu pasti ada, tetapi ketika itu semua bisa dirawat, disentuh dengan petunjuk kebaikan, serta dibarengi dengan akhlakul karimah, maka semuanya akan meleleh dengan sendirinya,” imbuhnya.

Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kota Semarang ini juga mengajak untuk menyadari dan mengeksplorasi nilai-nilai kultur yang ada di tengah masyarakat. Contohnya, ngono ya ngono tapi yo ojo ngono, sebuah ungkapan bijak dari para leluhur agar masyarakat lebih mengedepankan rasionalitas, rasa dan hati, sehingga semua persoalan bisa diselesaikan dengan cara yang santai dan musyawarah.

“Kalau memang persoalannya meruncing, perlu bertemu untuk memecahkan masalah dengan cara mufakat. Jadi kalau ada istilah ulama itu harus bermusyawarah, wa syawirhum fil amr. Bermusyawarahlah dalam segala aspek kehidupan ini, karena memang kehidupan itu harus dicarikan pemecahannya,” paparnya.

Baca juga : BP2MI Gagalkan Pemberangkatan 28 PMI Ilegal Ke Malaysia

Dia melanjutkan, generasi muda harus sadar bahwa Indonesia memiliki sumber daya yang sangat luar biasa dan budaya yang unik. Kekayaan alami inilah yang harus segera ditransmisikan dan disosialisasikan agar masyarakat bisa menyatu dan kuat dalam menghadapi berbagai kepentingan yang sifatnya pragmatis.

Menurutnya banyak kelompok yang memiliki rekayasanya sendiri untuk memperjuangkan kepentingannya secara tidak bertanggung jawab. Ini yang harus diantisipasi agar kesatuan dan persatuan Indonesia tetap terjaga. Syamsul berpesan agar para generasi muda bisa merawat kemajemukan karena perbedaan itu fitrah.

“Dengan beraneka ragam perbedaan justru saya yakin para anak muda dapat menyikapinya dengan bijaksana sesuai dengan keilmuan yang dimiliki. Prinsipnya adalah perbedaan yang kita miliki adalah desain secara natural yang justru memiliki keistimewaan tersendiri,” tutupnya.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.