Dark/Light Mode

Jokowi Gercep Atasi Polusi Udara, Minta Rekayasa Cuaca Hingga Terapkan WFH

Senin, 14 Agustus 2023 14:39 WIB
Presiden Jokowi tiba di ruang ratas, di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (14/8). (Foto: Humas Setkab/Rahmat)
Presiden Jokowi tiba di ruang ratas, di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (14/8). (Foto: Humas Setkab/Rahmat)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi gerak cepat (gercep) merespons penurunan kualitas udara di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) dalam sepekan terakhir.

Dalam rapat terbatas (ratas) hari ini, Senin (14/8), Jokowi menyinggung indeks kualitas udara di Jabodetabek dengan kategori tidak sehat. Bahkan puncaknya, ketika Jakarta menduduki rangking pertama sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia pada Minggu (13/8) kemarin.

“Kemarin indeks kualitas udara di DKI Jakarta di angka 156 dengan keterangan ‘tidak sehat’,” kata Presiden mengawali ratas di Istana Merdeka, Senin (14/8).

Jokowi bilang, situasi ini dipicu oleh beberapa faktor. Diantaranya mulai dari kemarau panjang selama 3 bulan terakhir hingga emisi transportasi.

Baca juga : Jokowi: Beasiswa LPDP Harus Sesuai Visi Negara, Jangan Buang-Buang Anggaran

“Dan juga aktivitas industri di Jabodetabek, terutama yang menggunakan batu bara di sektor industri manufaktur,” ujarnya.

Terkait hal itu, Presiden pun menekankan empat arahan yang perlu dilakukan oleh kementerian atau lembaga terkait dalam jangka pendek hingga jangka panjang.

Pertama, dalam jangka pendek, presiden meminta seluruh jajaran terkait untuk secepatnya melakukan intervensi yang dapat meningkatkan kualitas udara di Jabodetabek, seperti rekayasa cuaca hingga ruang terbuka hijau (RTH).

“Rekayasa cuaca untuk memancing hujan di kawasan Jabodetabek, dan menerapkan regulasi untuk percepatan penerapan batas emisi Euro 5 dan Euro 6, khususnya di Jabodetabek," sebut mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

Baca juga : Jokowi Perintah Anak Buahnya Cepat Atasi Dampak Cuaca Ekstrim Di Papua Tengah

Ia juga meminta agar ruang terbuka hijau diperbanyak hingga mendorong agar banyak kantor yang menerapkan sistem kerja hybrid working.

"Tentu saja ini memerlukan anggaran, siapkan anggaran. Dan jika diperlukan kita harus berani mendorong untuk banyak kantor melaksanakan hybrid working: work from office, work from home,” tegas Jokowi.

Untuk jangka menengah, Presiden meminta jajarannya untuk konsisten melaksanakan kebijakan mengurangi penggunaan kendaraan berbasis fosil dan segera beralih ke transportasi massal, seperti lintas raya terpadu (LRT) dan moda raya terpadu (MRT).

“Saya kira bulan ini LRT segera dioperasionalkan, MRT juga sudah beroperasi, kemudian kereta cepat bulan depan juga sudah beroperasi dan juga percepatan elektrifikasi kendaraan umum dengan bantuan pemerintah,” ujarnya.

Baca juga : Jemaah Haji Telantar Karena Transportasi, Puan Minta Ada Perbaikan

Sementara untuk jangka panjang, Presiden menekankan perlunya penguatan aksi mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.

“Harus dilakukan pengawasan kepada sektor industri dan pembangkit listrik, terutama di sekitar Jabodetabek,” ingat mantan Wali Kota Solo ini.

Selain itu, Presiden juga menekankan pentingnya upaya edukasi terhadap seluruh komponen masyarakat.

“Yang terakhir, mengedukasi publik yang seluas-luasnya,” tandasnya. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.