Dark/Light Mode

Di Singapura, Luhut Minta Dekarbonisasi Jangan Cuma Wacana

Selasa, 6 Juni 2023 13:41 WIB
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam diskusi panel Ecosperity yang diselenggarakan Temasek Foundation di Singapura, Selasa (6/6). (Foto: Ist)
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam diskusi panel Ecosperity yang diselenggarakan Temasek Foundation di Singapura, Selasa (6/6). (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengingatkan masyarakat global agar upaya menurunkan emisi gas buang atau dekarbonisasi berhenti di tataran wacana.

Luhut bilang Indonesia telah membuat peta jalan yang jelas untuk mencapai target net-zero. Ia menegaskan bahwa peta jalan tersebut tidak mengganggu upaya mengejar tingkat pertumbuhan demi kesejahteraan rakyat.         

Hal itu disampaikan Luhut dalam diskusi panel Ecosperity yang diselenggarakan Temasek Foundation di Singapura, Selasa (6/6). 

Menko Marves tampil dalam diskusi panel bersama Menteri Keberlanjutan dan Lingkungan Singapura Grace Fu dan Menteri Lingkungan dan Perubahan Iklim Kanada Chaterine McKenna.        

Selain Luhut, Presiden Jokowi juga dijadwalkan bicara di forum ini, tapi di hari kedua. Presiden direncakana akan membahas tema “Net-Zero Cities”. Selain itu, Jokowi juga akan menyampaikan visi pembangunan kota yang hijau dan Nusantara sebagai model pembangunan Forrest City.

Baca juga : Terus Dipantau, KPK Pede Sekretaris MA Hasbi Hasan Tak Akan Kabur

“Sudah terlalu sering kita berwacana tetapi tidak ada hasil yang nyata dalam upaya mencegah kenaikan suhu Bumi 1,5 derajat Celcius. Saya mengajak semua pihak untuk melakukan aksi nyata dan itu bisa dilakukan di Indonesia karena begitu banyak proyek yang bisa dikerjakan di Indonesia,” kata Luhut.

Ia menyebutkan, ada lima langkah yang ditetapkan pemerintah Indonesia dalam soal dekarbonisasi. Diantaranya, dimulai dari transisi dari energi fosil ke energi terbarukan, pengembangan mobil listrik, hingga penggunaan sumur-sumur minyak yang sudah tidak beroperasi untuk penyimpanan CO2.      

Luhut juga menjelaskan soal pengembangan batere untuk kendaraan listrik yang transisinya dimulai dengan pelarangan ekspor nikel dalam bentuk mentah hingga pembangunan industri daur ulang dari batere-batere itu ketika sudah habis masa pakainya.       

Tantangan yang dihadapi Indonesia untuk menjalankan peta jalan yang sudah disusun itu, menurut Luhut adalah pendanaan. “Banyak yang datang untuk menawarkan, tetapi tingkat suku bunga yang ditawarkan adalah tingkat suku bunga komersial,” jelas Luhut.       

Sepanjang pendanaan untuk pengembangan proyek hijau masih menjadi kendala, menurut Menko Marves, upaya untuk menurunkan emisi gas buang akan sulit tercapai.

Baca juga : Jelang Singapura Open 2023, Ginting Cs Cicipi Lapangan

“Salah satu yang harus kita lakukan bersama adalah membuat global blended finance. Sebab, masalah pemanasan global ini merupakan masalah dunia dan tidak bisa dilakukan negara secara sendiri-sendiri,” tegas Luhut.        

Ia menegaskan lagi tentang tanggung jawab kepada generasi mendatang seperti Luhut sampaikan saat menyampaikan pidato pada “Welcoming Dinner” di Fullerton Bay Hotel. 

“Cucu saya yang sekolah di AS sering mengingatkan saya untuk tidak membuat kebijakan yang akhirnya membebani mereka di masa mendatang,” ujar Luhut.        

Menteri Grace Fu dan Menteri Chaterine McKenna sepandangan dengan Luhut tentang perlunya upaya bersama dari masyarakat dunia untuk menangani persoalan pemanasan global. Grace Fu melihat blended finance bisa menjadi solusi untuk membuat berbagai proyek yang kemudian menjadi percontohan.         

“Baik pemerintah maupun swasta harus bersama-sama mau mengeluarkan anggaran dan menjadikan sebagai blended finance. Tentu kita secara transparan dan dengan tata kelola yang baik harus membuat proyek-proyek yang benar-benar baik agar bisa menjadi percontohan,” ujar Grace Fu.     

Baca juga : Jangan Coba-coba Masuk Kelompok Teroris, Susah Keluarnya

Namun di samping proyek-proyek besar, Grace Fu mengajak dunia usaha dan  juga karyawan untuk membuat inovasi di lingkungan perusahaan masing-masing yang bisa berkontribusi menurunkan emisi gas buang. Ia menunjuk contoh inisiatif yang dilakukan Temasek Foundation untuk membuat pembersih udara dengan menggunakan sabut kelapa.        

“Saya kita banyak di sekitar kita barang-barang yang bisa dimanfaatkan untuk membuat sesuatu yang bisa menurunkan penggunaan energi maupun emisi gas buang,” tutur Menteri Lingkungan Singapura itu.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.