Dark/Light Mode

Ketika Anak Muda Aceh Bicara Soal Capres Alternatif

Selasa, 10 Oktober 2023 21:28 WIB
Foto: Ist
Foto: Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Malam itu, sehabis isya, di sebuah kafe kopi berarsitektur modern dan bertema industrial yang berada di Jalan Seulanga, Ulee Kareng, sejumlah anak muda komunitas kreatif dan aktivis kampus Banda Aceh punya hajatan pertemuan yang dikemas secara rileks.

Meski santai, anak-anak muda ini mendiskusikan topik yang cukup serius, isu politik kekinian dan tantangan sosial ekonomi nasional dan global.

Menghadirkan pegiat gerakan anak muda sekaligus intelektual politik Dimas Oky Nugroho sebagai pemantik, diskusi ini juga membahas seputar pilpres yang kian dekat, sekaligus aspirasi dan peran kaum muda sebagai pemilih terbesar dalam Pemilu 2024 mendatang.

Anak-anak muda ini ada yang masih kuliah, beberapa telah merampungkan studinya. Mereka tinggal di Banda Aceh namun tak sedikit yang berasal dari berbagai daerah.

Dalam diskusi tersebut, pemimpin-pemimpin muda ini punya kritik, masukan, sekaligus harapan untuk Indonesia, termasuk doa dan harapan bagi diri mereka sendiri untuk tumbuh, maju dan sukses.

Seiring dengan semakin berkembangnya Aceh pasca konflik, anak-anak muda ini memiliki harapan besar terhadap perkembangan dan kemajuan Indonesia. 

Baca juga : Satria Usulkan Gibran Jadi Cawapres Prabowo

Mereka berharap para calon presiden yang akan berkompetisi dalam pilpres untuk menggantikan Presiden Joko Widodo (Jokowi), betul-betul memahami dan memperjuangkan isu dan kepentingan anak muda.

Antara lain, isu pendidikan dan peningkatan SDM, lapangan kerja, ekonomi kreatif, kesehatan, sampai kewirausahaan.

Isu serius lainnya yang dibahas adalah fenomena elitisme politik, termasuk politik dinasti, yang semakin mempersempit ruang gerak anak muda secara umum untuk ikut berpartisipasi secara terbuka dan fair di dalam politik.

"Bagi kami anak muda kritis, politik harus selalu memberi harapan. Jangan sampai buntu dan terjebak elitisme apalagi dinasti. Tapi di tingkat nasional, isu politik dinasti malah muncul. Politik yang terbuka memberi kesempatan anak-anak muda cerdas dari daerah dan berbagai background untuk terlibat memajukan bangsa dan negara," kata salah satu pimpinan komunitas muda Banda Aceh, Muhammad Ibda.

Anak muda berusia 23 tahun itu mengingatkan bahwa Pemilu 2024 dapat menjadi momen untuk semakin mendorong partisipasi anak muda secara optimal.

Untuk itu komunitas muda Aceh perlu untuk menyusun agenda yang berkaitan dengan kehidupan mereka secara langsung, sebagai pemilih aktif.

Baca juga : PAN Dan Relawan Senang

Sehingga, isu anak muda tidak hanya dipermainkan sebagai etalase oleh para politisi dan kekuatan politik yang bermain.

Ibda yang merupakan mahasiswa semester akhir di Universitas Syiah Kuala ini menyatakan dukungannya terhadap gagasan anak-anak muda di beberapa kota yang tergabung dalam Gerakan Nusantara atau 'Anak Muda Satu Nusa Satu Suara' untuk menggagas politik alternatif, capres alternatif guna mengimbangi kekuatan oligarki dan politik dinasti.

Paling tidak, kata dia, kehadiran capres alternatif ini harus bisa memberikan efek kejut bagi elitisme, sebagai gerakan moral untuk para capres di jalur formal yang diusung oleh partai politik untuk 2024.

"Efek kejut itu bisa menarik diperbincangkan oleh publik, bukan hanya sekedar di medsos tapi juga dalam konteks progresif atau diskursus alternatif," bebernya. 

Dia mencontohkan sejumlah nama tingkat nasional yang dinilai berpotensi sebagai sosok capres alternatif.

Salah satu yang diusung oleh Gerakan Nusantara adalah Dimas Oky Nugroho.

Baca juga : KLHK Pastikan Tidak Terjadi Asap Lintas Batas Negara Hingga Hari Ini

Dimas dikenal oleh kalangan anak muda, komunitas kreatif dan aktivis intelektual di banyak daerah dengan berbagai program pemberdayaan dan pemikirannya yang mendorong kepemimpinan anak muda sedari awal.

Baginya, capres alternatif bukan sekadar figur yang populer, melainkan figur yang memiliki gagasan dan terasosiasi dengan pergerakan dan substansi yang relevan dengan kepentingan anak muda.

"Dan yang terpenting adalah capres alternatif ini lahir, tumbuh dan terorganisir dari basis akar rumput," tutup Ibda.

Beberapa waktu lalu, berbagai komunitas aktivis anak muda yang berkolaborasi dengan Gerakan Nusantara atau 'Anak Muda Satu Nusa Satu Suara'.

Dimulai dari Sumedang, Bandung, Medan, Yogyakarta, Denpasar, Malang, Samarinda, Makassar, Manado menyatakan penolakan terhadap dominasi oligarki dan politik dinasti.

Mereka menyerukan anak muda inklusif untuk bergerak dan mengoptimalkan bonus demografi dengan memimpin proses transformasi politik. Mereka juga mengusung isu politik alternatif dan capres alternatif.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.