Dark/Light Mode

Kepala BPIP: Santri NU Punya peran Mempertahankan Ideologi Pancasila

Sabtu, 28 Oktober 2023 00:03 WIB
Kepala BPIP, Yudian Wahyudi menjadi keynote speaker dalam Kuliah Umum Pembinaan Ideologi Pancasila bagi Civitas Akademika Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia UNUSIA di Jakarta, pada Rabu (25/10). (Foto: Ist)
Kepala BPIP, Yudian Wahyudi menjadi keynote speaker dalam Kuliah Umum Pembinaan Ideologi Pancasila bagi Civitas Akademika Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia UNUSIA di Jakarta, pada Rabu (25/10). (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi menjadi keynote speaker dalam Kuliah Umum Pembinaan Ideologi Pancasila bagi Civitas Akademika Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) di Jakarta, pada Rabu (25/10).

Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila kepada generasi muda merupakan mandat yang diberikan kepada BPIP sesuai arahan Presiden Jokowi. 

"Kami datang mengunjungi berbagai komunitas di berbagai wilayah, termasuk daerah terpencil, sekolah, perguruan tinggi, dan pondok pesantren, dalam rangka melaksanakan tugas yang telah diberikan negara kepada kami di BPIP," kata Yudian. 

Kuliah umum yang diselenggarakan di Aula Kampus UNUSIA Jakarta ini bertema 'Pancasila: Ideologi, Tantangan, dan Relevansi di Mata Santri'. 

Baca juga : Pesantren dan Santri Berperan Penting Tanamkan Islam Moderat

Yudian menjelaskan, kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945 adalah hasil besar dari peran penting para kiai dan santri. Nama-nama seperti KH Hasyim Asy'ari dan putranya KH Wahid Hasyim, serta tokoh-tokoh lain seperti KH Wahab Hasbullah dan KH R As'ad Syamsul Arifin. "Mereka telah memberikan kontribusi yang luar biasa. Mereka adalah contoh teladan dan sumber inspirasi bagi kita semua," ucapnya.  

Yudian juga memberikan alasan  mengapa kemerdekaan Indonesia merupakan sebuah kenikmatan yang wajib kita semua syukuri.

“Proklamasi Indonesia merupakan proklamasi terhebat sepanjang sejarah manusia di muka bumi, karena tidak diberikan oleh bangsa lain dan terjadi di pertengahan Perang Dunia II. Ada 2 alasan mengapa Allah SWT memberikan Indonesia menjadi sebuah negara yang memiliki segala-galanya; Pertama beriman, sesuai dengan sila pertama Pancasila yaitu, Ketuhanan Yang Maha Esa; dan Kedua bersatu, sesuai dengan sila ketiga Pancasila, Persatuan Indonesia," papar mantan Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tersebut. 

Dia berpesan untuk memperluas dan memperdalam ilmu pengetahuan dan juga menguasai teknologi dengan cara mempelajari bahasa-bahasa asing kepada para santri.

Baca juga : Kepala BPIP: Santri NU Punya peran Dalam Mempertahankan Ideologi Pancasila

Yudian mengatakan, generasi santri ini memegang peran kunci dalam meneruskan warisan nilai-nilai dari para guru, orang tua, dan pendiri bangsa. Mereka adalah penerus perjuangan, seperti dulu ketika melawan penjajah melalui pendidikan, dan kini, dalam melawan tantangan kemiskinan dan kebodohan.

“Saya mengajak semua orang untuk bersatu kembali dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur'an, Pancasila, dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Dalam persatuan ini, terletak kekuatan untuk membentuk masa depan yang lebih cerah dan beradab," pungkasnya.

Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan BPIP Prakoso menegaskan bahwa, kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari peran para santri melalui Nadhlatul Ulama. 

"Indonesia terdiri dari belasan ribu pulau dengan populasi mencapai 278 juta jiwa, dimana mayoritas beragama Islam, dengan organisasi massa terbesarnya adalah NU. Sebelum kemerdekaan, santri telah belajar di pondok pesantren, dan mereka berperan dalam perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia. Sehingga, NU memainkan peran sentral sebagai salah satu pilar utama dalam menjaga negara ini dan keberagaman di dalamnya, yang diamanatkan oleh Pancasila dalam konstitusi saat negara ini dibentuk," paparnya.  

Baca juga : Beri Ruang Pemuda, Bepro Siap Menangkan Prabowo-Gibran

Rektor UNUSIA, Juri Ardiantoro berharap hubungan antara UNUSIA dan BPIP tidak hanya sebatas mengadakan kuliah umum saja, tetapi berkelanjutan dalam bentuk kerjasama. 

"Kedatangan BPIP ke UNUSIA adalah sebuah langkah yang tepat, karena kita tahu bahwa Nahdlatul Ulama itu bentengnya Indonesia, sedangkan UNU itu benteng nya Pancasila. Kita sebagai penjaga Pancasila sudah mempunyai dasar dan ilmu sehingga UNU bisa berperan sebagai lembaga yang sesuai dengan tujuan dibentuknya BPIP, yaitu mendukung arah pembangunan Indonesia yang tidak boleh melenceng dari ideologi Pancasila," pungkasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.