Dark/Light Mode

Pj Gubernur Jabar: Puncak Musim Hujan Waspada Banjir Longsor

Rabu, 8 November 2023 16:59 WIB
Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin (kelima dari kanan), foto bersama usai peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan SMA Taruna Nusantara di Kota Cimahi. (Dok: Istimewa)
Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin (kelima dari kanan), foto bersama usai peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan SMA Taruna Nusantara di Kota Cimahi. (Dok: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat (Jabar) Bey Machmudin meminta kabupaten dan kota waspada bencana memasuki musim hujan.

Bey berharap, musim hujan sudah mulai turun secara sporadis di beberapa daerah di Jabar dan prediksi BMKG puncak musim akan terjadi Januari - Maret 2024.

"Banjir dan longsor menjadi bencana yang paling patut diwaspadai," kata Bey Machmudin saat apel Kesiapsiagaan Bencana Hidrometeorologi tingkat Provinsi Jawa Barat di Bale Rame Sabilulungan Soreang, Kabupaten Bandung, Rabu (8/11/23)

Data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG), berdasarkan wilayah potensi gerakan tanah per November 2023, terdapat 473 kecamatan dari 627 kecamatan di Jabar yang memiliki potensi gerakan tanah menengah – tinggi.

Baca juga : Pj Gubernur Heru Minta SOP Sodetan Ciliwung Diperbaiki

“Data dan fenomena ini harus kita sikapi dengan bijaksana dan waspada," ujar Bey.

Menurut Bey, langkah strategis yang dapat dilakukan pemda kabupaten dan kota yakni, pertama, memantau intensif kondisi masing-masing wilayah potensial sebagai sumber bencana dan atau terdampak bencana.

Kedua, menyampaikan informasi ancaman bencana yang dapat mudah dipahami publik.

Ketiga, mempersiapkan dan mengecek seluruh sumber daya yang sewaktu-waktu harus dikerahkan dalam penanganan darurat bencana.

Baca juga : Program Atasi Banjir Di DKI Dikebut Dong

Keempat, persiapan jalur - jalur dan tempat evakuasi sampai ke tingkat desa dan kelurahan.

"Serta pembuatan rencana kontinjensi dari tingkat kabupaten dan kota sampai ke tingkat desa dan kelurahan,” sebut Bey.

Sebelum apel siaga bencana, Pemdaprov Jabar juga telah menggelar rakor penanganan bencana banjir dan tanah longsor dengan berbagai stakeholders.

Bey mengatakan, keberhasilan penanggulangan bencana bergantung pada sistem penanggulangan bencana, sarana prasarana penunjang yang mumpuni, serta koordinasi yang baik antar-stakeholders dan masyarakat di wilayah rawan bencana.

Baca juga : Pj Gubernur Sultra Luncurkan Jamsos Ketenagakerjaan Di Muna Barat

Apel siaga diikuti kesatuan keamanan, instansi vertikal, perangkat daerah provinsi maupun kabupaten kota, serta PMI dan relawan bencana.

Menurut Kepala BPBD Provinsi Jawa Barat Dani Ramdhan, para stakeholders dibagi delapan klaster.

Mulai dari klaster pencarian dan penyelamatan dengan koordinator Basarnas dibantu TNI/Polri, klaster pengungsian, klaster pendidikan (dinas pendidikan), klaster sarana prasarana (dinas PU dan BBWS), klaster logistik (dinas sosial, Bulog, BPBD), klaster keamanan (TNI/Polri, Satpol PP), klaster perlindungan (Damkar), serta klaster kesehatan dengan koordinator dinas kesehatan.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.