Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Cek Di Sini, 5 Penjelasan Penting BPOM Soal Vaksin AstraZeneca Yang Bikin Heboh
- Lawan Guinea, Pelatih Persib: Timnas Akan Hadapi Lawan Berat
- Piala AFC U-17 Putri, Garuda Pertiwi Muda Fokus Hadapi Korsel
- 128.000 Jemaah Haji Indonesia Nikmati Fasilitas Fast Track
- Dortmund Ke Final, PSG Cuma Kurang Beruntung
RM.id Rakyat Merdeka - Peneliti Pusat Studi Anti Korupsi (SAKSI) Fakultas Hukum (FH) Universitas Mulawarman (Unmul) Herdiansyah Hamzah menganggap, Pemilu 2024 tidak akan banyak melahirkan perbaikan signifikan dalam bidang hukum, utamanya pemberantasan korupsi.
“Kalau melihat program dari ketiga paslon, semua relatif sama di bidang hukum. Memang beberapa hal kembali digoreng menjelang Pemilu, terutama soal korupsi dan kebebasan berekspresi, khususnya Undang-Undang (UU) ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik). Tapi publik pesimis, mengingat kenapa menjelang Pemilu saja isu ini muncul,” kata Herdiansyah.
Baca juga : Alfamidi Raih Penghargaan Perusahaan Terbaik Naker Award 2023
Pria yang akrab disapa Castro itu juga mempersoalkan konsistensi antara rekam jejak calon dan isu perbaikan hukum. Selain itu, ia juga menitikberatkan pada partai politik yang berada di belakang masing-masing Capres-Cawapres.
“Jangan lupa, di balik ketiga paslon ini ada partai-partai yang juga mengamini keputusan-keputusan politik dan hukum yang kontraproduktif dengan pemberantasan korupsi,” sambung dia.
Baca juga : HNW Ajak Mahasiswa Kawal Pemilu 2024
Misalnya saja, revisi UU KPK, hampir semua partai menyetujui itu. Bahkan, UU yang dianggap anti rakyat juga lahir dari partai-partai di balik ketiga paslon tersebut. Kata dia, hal ini yang tidak boleh dilupakan publik.
Castro menekankan, baik tidaknya penegakan hukum, termasuk perkara korupsi, sangat bergantung dari seberapa besar keterlibatan partisipasi publik dalam perumusan kebijakan, khususnya dalam pembentukan UU.
Baca juga : Krisis Literasi, Selandia Baru Bakal Haramkan HP Di Sekolah
“Ini (partisipasi publik) yang seolah dihindari DPR dan Pemerintah. Jadi, partisipasi itu cenderung manipulatif dan cherry picking. Hanya melibatkan orang-orang yang seleranya sejalan,” tandasnya.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya