Dark/Light Mode

Lestarikan Budaya Leluhur, Warga NTT Di Jabodetabek Gelar Tradisi Etu

Sabtu, 16 Desember 2023 16:22 WIB
Ribuan masyarakat NTT yang berada di Jabotabek menggelar tradisi budaya leluhur etu atau tinju tradisional di Pintu V Gelora Bung Karno GBK, Senayan, Jakarta, Sabtu (16/12/2023). (Foto: Istimewa)
Ribuan masyarakat NTT yang berada di Jabotabek menggelar tradisi budaya leluhur etu atau tinju tradisional di Pintu V Gelora Bung Karno GBK, Senayan, Jakarta, Sabtu (16/12/2023). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ribuan masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berada di Jabotabek menggelar tradisi budaya leluhur etu atau tinju tradisional di Pintu V Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, pada Sabtu (16/12/2023).

Etu biasa dipentaskan setiap tahun pada musim kemarau atau pada masa senggang sesudah panen. Alat tinjunya bukan dengan sarung tinju namun dengan tali ijuk yang dipilin menjadi sebuah gumpalan.

Tujuan Etu sebagai ucapan syukur atas hasil panen yang telah diperoleh sekaligus sebagai pemohonan kesuburan untuk tanaman di tahun berikutnya.

Baca juga : Kesetaraan Pelayanan Publik, 10 Tahun Ganjar Ajak Disabilitas Berpartisipasi

Selain itu, Etu juga sebagai peningkatan rasa solidaritas sosial antar warga masyarakat.

Pembina Acara Gelar Budaya Tradisi Leluhur ETU Nagekeo NTT Andi Gani Nena Wea yang juga Putra Asli NTT sangat mendukung acara budaya ini dan akan kembali menyelenggarakan Gelar Budaya Etu Nagekeo NTT dalam skala lebih besar di tahun depan.

"Untuk terus mewariskan budaya leluhur NTT ini, kami berencana akan kembali menggelar tradisi budaya etu pada Januari tahun depan dengan mengundang Calon Presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo," kata Andi Gani, Sabtu (16/12/2023).

Baca juga : Warteg Se-Jabodetabek Deklarasi Dukung Prabowo-Gibran

Menurutnya, warisan budaya leluhur etu ini wajib dilestarikan karena akan bisa mendongrak wisatawan yang datang ke NTT.

"Etu ini perlu didukung dan dilestarikan sebagai kekayaan budaya bangsa apalagi sampai bisa menarik wisatawan asing," ujarnya.

Penyelenggara Acara Etu Joseph Djuwa menjelaskan, Etu Adalah warisan budaya Kabupaten Nagekeo NTT.

Baca juga : Relawan Mas Gibran Gelar Pembagian Sembako Di Jabar, Jatim Dan Sumut

Menurutnya didalam Etu, sangat menjunjung tinggi sportivitas, perdamaian dan rasa hormat pada lawan tanding. Dimana setiap usai sesi, para petarung saling berpelukan.

"Etu tidak ada yang menang atau kalah, melainkan menjalin harmonisasi persaudaraan dan ikatan kekeluargaan diantara sesama warga Nagekeo dan Ngada yang berhubungan keturunan," ujar Joseph.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.