Dark/Light Mode

Penurunan Stunting Masih Landai, Akankah Target 14 Persen Tercapai Tahun Ini?

Kamis, 18 Januari 2024 16:30 WIB
Acara bincang edukasi terkait stunting yang diselenggarakan oleh Klub Edukasi Cempaka, Universitas Yarsi dan Indofood secara hybrid di Kampus Yarsi Jakarta Pusat, Rabu (17/01). (Foto: Tangkap layar video Zoom)
Acara bincang edukasi terkait stunting yang diselenggarakan oleh Klub Edukasi Cempaka, Universitas Yarsi dan Indofood secara hybrid di Kampus Yarsi Jakarta Pusat, Rabu (17/01). (Foto: Tangkap layar video Zoom)

RM.id  Rakyat Merdeka - Target menekan stunting hingga 14 persen di tahun 2024 dinilai sangat tinggi. Namun demikian, bukan tidak mungkin target itu bisa dikejar dengan kerja keras dan gotong royong semua pihak. 

Perlu diketahui, saat ini Indonesia masuk dalam negara dengan kasus stunting tinggi mencapai 30,8 persen. Karena itu, penanganan stunting di Indonesia dinilai tidak bisa hanya dilakukan oleh Pemerintah saja. Tapi juga harus melibatkan sektor swasta. Salah satunya PT Indofood Sukses Makmur Tbk.

Head Corporate Communication Division PT Indofood Sukses Makmur Tbk, Stefanus Indrayana mengatakan pihaknya juga melakukan upaya-upaya mengatasi mal nutrisi. Baik kelebihan nutrisi, kekurangan nutrisi dan kekurangan nutrisi mikro.

"Upaya mengatasinya dengan meningkatkan konsumsi makanan bergizi agar kebutuhan nutrisi terpenuhi," kata Stefanus Indrayana dalam bincang edukasi terkait stunting yang diselenggarakan oleh Klub Edukasi Cempaka, Universitas Yarsi dan Indofood secara hybrid di Kampus Yarsi Jakarta Pusat, Rabu (17/01).

Ia mencontohkan produk-produk pangan seperti terigu, minyak goreng dan mie yang telah dilakukan fortifikasi nutrien agar nutrisi masyarakat yang mengonsumsi terpenuhi.

Fortifikasi tepung terigu juga telah ditambahkan dengan berbagai mineral dan vitamin tertentu yang dibutuhkan bagi kesehatan manusia. Salah satunya zat besi. Kemudian penambahan vitamin A pada minyak goreng dan sebagainya.

Baca juga : Partai Golkar Target 80 Persen Suara untuk Prabowo-Gibran

Tidak hanya pangan saja, pengadaan sanitasi dan kebersihan, sebutnya juga menjadi bagian penting dari upaya penurunan stunting.

Hal lain yang dilakukan adalah melatih masyarakat mengolah makanan sehat dan memiliki kandungan gizi seimbang yang nantinya dipraktikkan ke keluarga masing-masing.

Selain itu, pihaknya juga membuka layanan gizi masyarakat melalui posyandu. Tercatat, sudah 228 posyandu binaan dan lima klinik kesehatan yang sifatnya mobile di lima area pabrik Indofood.

"Sesuai arahan pemerintah, kami juga fokus pada intervensi gizi pada ibu hamil, remaja putri, dan 1000 hari pertama kehidupan anak.

Sebelumnya, penyuluh ahli utama BKKBN Siti Fathonah menjelaskan bahwa upaya peningkatan gizi pada anak-anak stunting menjadi arahan Presiden melalui Perpres 72 tahun 2021 untuk seluruh pemerintah daerah.

Menurutnya tahun ini adalah tahun untuk melihat apakah pemerintah daerah sukses atau gagal dalam mencapai target penurunan kasus stunting sebesar 14 persen seperti diamanatkan oleh Presiden.

Baca juga : Rupiah Masih Lemah Hadapi Tekanan Timur Tengah

Sebab kasus stunting ini belum maksimal dengan penurunan kasus masih kurang signifikan. "Percepatan penurunan terlalu landai," sebutnya. Ia menilai perlu ada kontribusi perubahan perilaku masyarakat yang selama ini memicu terjadinya stunting.

Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Prof Endang L  Achadi menjelaskan target tinggi stunting ini diputuskan agar seluruh pihak yang ditugaskan menurunkan angka stunting bisa bekerja keras. 

“Bahwa kemudian misalnya tidak tercapai akan ada penjelasannya. Karena kalau ditargetkan rendah mungkin semangatnya kita tidak seperti sekarang menggebu-gebu,” ujar Endang.

Ia menegaskan, target menekan stunting hingga 14 persen memang tergolong tinggi jika dibandingkan upaya negara berkembang lain. Target tinggi tersebut mendorong Kementerian Lembaga dan pihak lainnya untuk bekerja keras.

“Ini menurut saya untuk memotivasi kita semua. Target tinggi ini kita jadi kerja keras mewujudkannya,” tegasnya.

Endang menambahkan bahwa stunting bukan diobati, tetapi bagaimana mengatasinya dan mencegahnya. Ia memberi contoh ibu hamil yang mendambakan bayinya tidak mengalami stunting di kemudian hari dengan cara, ibu hamil harus tercukupi gizinya, tidak anemia, tidak berada di lingkungan perokok, tidak kurus atau gemuk dan penambahan berat badan selama kehamilan.

Baca juga : Pertamina Trans Kontinental-Bank Mandiri Tandatangani Perjanjian Kredit Rp 279 M

Sementara Rektor Yarsi, Prof Fasli Jalal mengatakan bahwa sebetulnya sejak era Presiden SBY, sudah ada 8 langkah penanganan stunting dan sudah dilaksanakan di setiap daerah. Namun entah kenapa kasus stunting belum juga turun.

Ia menilai jika penanganan bisa dilakukan di hulu dengan indikator yang mudah dipahami maka progres penanganan stunting akan lebih baik. 

“Maka perhatikan generasi bangsa jangan disia-siakan. Penanganan stunting yang baik maka generasi bangsa akan terselamatkan dari stunting,” pungkas Fasli Jalal.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.