Dark/Light Mode

Soal Obat Mencegah Tuberkulosis, Prof. Tjandra Sampaikan 5 Hal Penting Ini

Minggu, 18 Februari 2024 08:25 WIB
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI/Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Tjandra Yoga Aditama menyoroti penyakit tuberkulosis (TB), yang merupakan masalah kesehatan penting di dunia dan juga di negara kita.

Indonesia kini menjadi negara penyumbang kasus kedua terbanyak TB di dunia. Tadinya, Indonesia ada di peringkat tiga.

Prof. Tjandra mengatakan, target eliminasi tuberkulosis di tahun 2030 masih menjadi tantangan yang amat besar. Sekalipun sudah ada Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 67 Tahun 2021 untuk TB.

14 Februari 2024, WHO mengeluarkan rapid communication tentang Obat Pencegahan Tuberkulosis.

Baca juga : Jangan Golput, Mahasiswa di 8 Provinsi Ajak Anak Muda Ramaikan TPS Hari Ini

"Ini suatu aspek yang menarik, karena biasanya kita hanya bicara tentang mengobati yang sudah jatuh sakit. Tetapi kembali ditegaskan, bahwa ada obat untuk mencegah tuberkulosis," kata Prof. Tjandra dalam keterangannya, Sabtu (17/2/2024).

Menurut Prof. Tjandra, publikasi WHO 14 Februari 2024 menyebutkan lima hal yang tak hanya perlu diketahui, tetapi juga harus diterapkan di Indonesia.

Pertama, sekitar seperempat penduduk dunia sudah pernah terinfeksi kuman tuberkulosis. Di negara kita, angkanya mungkin lebih tinggi.

"Memang, mereka belum tentu akan jatuh sakit, baik karena fenomena bakteri TB yang dorman atau daya tahan tubuh. Namun, berbagai penelitian menunjukkan, sekitar 5-10 persen dari mereka kemudian benar-benar sakit TB. Penyakit biasanya akan muncul pada 2 sampai 5 tahun sesudah infeksi awal," jelas Prof. Tjandra.

Baca juga : Rapat di Kantor WHO, Prof Tjandra Ungkap Pentingnya EOC Dan SHOC

Kedua, WHO secara jelas memaparkan, bukti ilmiah menunjukkan bahwa pengobatan pencegahan tuberkulosis (TB preventive treatment – TPT) pada mereka yang berisiko tinggi, akan secara progresif menurunkan risiko munculnya penyakit TB.

Pada September 2023, dalam pertemuan dunia “UN High Level Meeting on Tuberculosis” disepakati komitmen untuk meningkatkan pengobatan pencegahan TB sampai ke 45 juta orang.

Prof. Tjandra menekankan, Indonesia harus menjadi bagian dari pencapaian angka dunia ini. Sementara cakupan kita saat ini, masih terhitung rendah.

Ketiga, khusus untuk pengobatan pencegahan tuberkulosis bagi mereka yang kontak dengan pasien TB dengan resistensi berganda / resistensi rifampisin (MDR/RR-TB), di tahun 2024 ini, WHO merekomendasikan penggunaan obat levofloxacin selama 6 bulan. Ini sejalan dengan hasil penelitian terbaru dari Afrika Selatan dan Vietnam.

Baca juga : Capres-Cawapres Perlu Tahu! Prof Tjandra Paparkan Program 5 P Yang Diusung WHO

"Tentu akan bagus, kalau di masa datang hasil penelitian Indonesia juga bisa menjadi acuan dunia," tutur Prof. Tjandra.

Keempat, ada perubahan dosis pada regimen pengobatan pencegahan tuberkulosis, terhadap obat levofloxacin dan rifapentine. Serta penggunaan bersama (co-administration) dengan obat dolutegravir. İni sesuatu hal baru yang diharapkan memberi pencegahan lebih baik.

Kelima, ada integrasi rekomendasi “WHO screening guidelines” 2021 dengan "WHO guidelines on new tests of TB infection”. Selain itu, juga ada pembaruan (update) algoritma pengobatan pencegahan tuberkulosis pada mereka yang kontak dengan pasien TB, kelompok Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) serta kelompok risiko tinggi lainnya.

"Semoga, jumlah orang yang mendapat pengobatan pencegahan tuberkulosis di Indonesia, dapat terus ditingkatkan secara bermakna. Sehingga, masyarakat Indonesia benar-benar dapat terlindung dari penyakit yang membunuh 16 orang Indonesia per jam," pungkas mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara ini.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.