Dark/Light Mode

Kritik Program Prabowo, Perwakilan Bank Dunia Dianggap Langgar Norma

Kamis, 7 Maret 2024 03:22 WIB
Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. (Foto : ist)
Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. (Foto : ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Satu Kahkonen, perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste mendapat sorotan banyak pihak lantaran mengomentari program makan siang dan susu gratis untuk anak-anak Indonesia yang dicanangkan paslon nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Media asal Inggris, Business Times, dalam artikelnya berjudul "World Bank Rep Satu Kahkonen Faces Backlash for Opposition to 'Free Lunch' Policy" menyebut pandangan Kahkonen melampui batas. Sebab Bank Dunia sebagai lembaga netral yang seharusnya tidak melontarkan pernyataan bemuatan politik.

IBTimes dalam artikelnya pada 5 Maret itu menyebut, Indonesia masih bergulat dengan malnutrisi dan stunting, kendati kinerja ekonomi kian solid.

Baca juga : Unggul di Pilpres, Prabowo Tak Ingin Terlalu Euforia: Ini Tanggung Jawab Besar

Tantangan ini bahkan masih terjadi terus menerus di kalangan muda. Faktanya, 21% anak di bawah usia 18 tahun menderita stunting, menurut studi yang dilakukan Center for Policy Studies.

"Rencana itu juga terbukti sangat populer. Prabowo dan pasangannya Gibran Rakabuming, yang sekarang menjadi Wakil Presiden terpilih, memenangkan lebih dari 60% suara pada pemilu bulan Februari," tulis IBTimes.

Jajak pendapat juga menunjukkan bahwa pemilih di Indonesia mendukung intevensi dan proteksionisme untuk meningkatkan standar hidup dan melindungi kelompok paling rentan di negara yang tingkat kemiskinannya masih tinggi, yakni sebesar 9%, meskipun berada dalam tren menurun.

Baca juga : Heikal Safar: Prabowo Layak Dapat Pangkat Jenderal TNI Kehormatan

Bila melihat dari perspektif kelembagaan, IBTimes mengatakan mandat Bank Dunia jelas bahwa mereka dapat memberi nasihat terkait isu ekonomi, namun harus menghindari campur tangan politik.

Kahkonen didisebut melanggar norma dengan menyerang langsung salah satu proposal inti kampanye Prabowo.

“Ada anggapan bahwa Kahkonen telah melampaui batas dalam kritiknya terhadap usulan Subianto; Bank Dunia seolah-olah merupakan lembaga yang netral, dan pernyataan-pernyataannya dipandang di dalam negeri bermotif politik,” tulis artikel itu, dikutip Rabu (6/3).

Baca juga : Survei Indikator: Prabowo-Gibran Banyak Dipilih Perempuan dan Non Muslim

Adapun para ekonom dari aliran ekonomi yang lebih progresif, seperti Keynesian juga berpendapat bahwa investasi yang ditargetkan untuk kesejahteraan anak-anak Indonesia merupakan sebuah investasi.

“Indonesia memilih pemimpin berdasarkan proposal kebijakan yang diajukan. Saran dari pihak eksternal bisa diterima, namun tidak boleh diprioritaskan di atas proses demokrasi,” tulis IBTimes.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.