Dark/Light Mode

Tausiyah Wapres di Pontianak: Pentingnya Menahan Nafsu Dan Pemimpin Sabar

Rabu, 27 Maret 2024 07:38 WIB
Wapres KH Maruf Amin saat memberikan tausiyah di Masjid Raya Mujahidin, Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa( 26/3/2024).
Wapres KH Maruf Amin saat memberikan tausiyah di Masjid Raya Mujahidin, Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa( 26/3/2024).

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Presiden KH Maruf Amin memberikan tausiyah Ramadan di Masjid Raya Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (26/3/2024) malam. Dalam ceramah yang disampaikan sebelum salat terawih itu, Kiai Ma'ruf menyampaikan hikmah menjalankan ibadah puasa yaitu, melatih kejujuran dan kesabaran serta menahan hawa nafsu, termasuk nafsu kekuasaan. 

Kiai Maruf mengatakan, setiap ibadah pasti membawa manfaat dan kemaslahatan untuk hambanya. Termasuk berpuasa di bulan Ramadan. Meski, lanjut dia, tidak semua orang puasa mendapat manfaat berpuasa. "Ada juga orang yang berpuasa tidak mendapat apapun kecuali harus dan lapar," kata Kiai Maruf. 

Wapres melanjutkan, puasa adalah ibadah yang sangat spesial. Karena Allah SWT sendiri yang akan membalasnya. Hal ini lantaran sifat ibadah puasa yang samar, tak kelihatan. Berbeda dengan ibadah lain seperti salat, zakat, dan pergi haji. Orang puasa tidak kelihatan sedang berpuasa. Antara orang berpuasa dan tidak puasa, tidak kelihatan bedanya. Karena itu, puasa adalah lambang kejujuran dan mengajarkan untuk disiplin. 

"Itu salah satu manfaatnya puasa. Jadi kalau berdampak puasanya, kita bisa menjadi orang jujur. Sekarang ini orang jujur itu susah. Kita harapkan semua orang yang puasa jadi orang jujur semua," ucapnya. 

Baca juga : Terapi Stem Cell Ubah Paradigma Pengobatan Masa Depan Indonesia

Kiai Maruf melanjutkan, puasa itu mengajarkan untuk menahan nafsu. Ini penting karena nafsu itu cenderung membawa keburukan kalau tidak ditahan. 

Nafsu itu musuh utama manusia yang bisa menggelincirkan semua orang, termasuk orang yang berilmu. Dan menahan nafsu itu adalah jihad besar. Perang yang terus berkelanjutan sampai kita meninggal. 

Kiai Maruf mencontohkan nafsu itu seperti anak kecil yang menyusu. Kalau tidak disapih, maunya terus hingga besar. "Kalau disapih setelah berumur dua tahun, baru bisa berhenti. Nah nafsu itu harus disapih. Karena kalau dibiarkan maunya terus saja," ungkapnya. 

Makanya Kanjeng Nabi mengatakan, kata Kiai Maruf, kalau orang sudah punya emas satu gunung, dia ingin dua gunung. Kalau sudah dua gunung, ingin tiga gunung. Punya rumah satu, ingin punya rumah dua. Punya rumah dua ingin punya rumah tiga. Punya mobil satu, ingin punya mobil dua. Pengen nambah dan seterusnya. 

Baca juga : Raih Manfaat Positif Internet, Bentengi Diri dengan Kemampuan Literasi Digital

"Itulah bahaya nafsu. Karena itu nafsu harus dikekang betul. Berjuang betul. Nah, kita berlatih untuk di bulan Ramadan ini bisa menahan nafsu. Nafsu itu macam-macam. Nafsu birahi, nafsu makan, nafsu kekuasaan," ungkapnya. 

Selain berlatih melawan nafsu, kata Kiai Maruf, Puasa juga melatih sabar. Orang berpuasa melihat es, dia sabar. Melihat makanan dia sabar. Tapi jangan juga ditumpuk sore-sore terus dimakan semua. "Itu namanya balas dendam," seloroh Kiai Maruf. 

Menurut Kiai Maruf, orang sabar itu penting. Karena orang yang diangkat pemimpin oleh Allah itu adalah orang yang sabar. 

Kiai Maruf mengutip QS As-Sajdah ayat 42 yang berbunyi, Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk ketika mereka sabar. 

Baca juga : ACC Syariah Adakan Literasi Keuangan Tentang Pembiayaan Syariah

"Jadi pemimpin yang diangkat oleh Allah itu adalah seorang pemimpin yang bisa sabar. 

Sabar menghadapi berbagai masalah. Karena kan manusia ini masalahnya macem-macem. Nah kalau tidak bisa sabar itu bisa kacau," pesannya. 

Sabar itu artinya menerima. Tidak marah-marah saat menghadapi ujian. Tidak mengadu ke mana-mana. Karena dunia ini tempat ujian. Makanya ulama bilang, dunia ini tempat lewat yang penuh ujian. Karena itu diperlukan kesabaran. Orang yang bersabar akan diberikan kemudahan dan diberikan rejeki dari tempat yang tidak disangka-sangka. 

Terakhir, Kiai Maruf menyampaikan tujuan berpuasa adalah agar menjadi orang yang bertakwa. Yaitu menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. "Karena hanya orang yang bertakwa yang diterima amal ibadahnya," demikian Kiai Maruf. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.