Dark/Light Mode

Luhut Kejar ESDM Beresin Digitalisasi Timah, Cegah Korupsi 271 Triliun Terulang

Kamis, 4 April 2024 21:29 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: Instagram/luhut.pandjaitan
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: Instagram/luhut.pandjaitan

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menargetkan digitalisasi sistem pengelolaan timah beres bulan Juni 2024 mendatang. 

Digitalisasi yang dimaksud adalah mengintegrasikan tata kelola timah ke SIMBARA, platform Sistem Informasi Mineral dan Batu bara Kementerian Dan Lembaga yang sudah go live sejak September 2023 lalu.

"Jujur kita mungkin agak terlambat mendigitalisasi hampir semua dengan SIMBARA," kata Luhut dalam rekaman video yang diunggah ke akun Instagramnya @luhut.pandjaitan, Kamis (4/4).

Diharapkan digitalisasi ini bisa mencegah praktik korupsi. Sebagaimana dugaan kasus korupsi timah 271 Triliun yang menghebohkan baru-baru ini.

Baca juga : Menteri LHK Beri Dukungan Delegasi Trisakti Di Kompetisi Lingkungan Internasional

"Saya sangat menyayangkan praktik kasus korupsi timah yang terjadi kali ini," lanjutnya.

Sejauh ini platform SIMBARA baru berhasil diterapkan di sektor tambang batu bara. Dengan platform itu, pemerintah bisa tahu persis asal-usul, jumlah hingga grade batu baranya.

"Dengan begitu kita menarik pajaknya dan menarik royaltinya dengan benar. Karena dia tidak bisa ekspor tanpa melakukan itu semua. Semua dilakukan secara otomatis," terang Luhut.

Ia mengaku saat ini tengah mengejar Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk menyelesaikan sistem informasi tata kelola timah tersebut.

Baca juga : Akselerasi Digitalisasi Pasar, Asparindo Gandeng Rhyne Technologies

"Kita akan masukkan segera timah ke dalam sistem ini. Dengan timah masuk ke sistem ini, kita bisa men-trace asalnya timah ini dari mana, tempat yang benar enggak, kalau tempatnya sudah benar sudah bayar pajak belum, sudah bayar royalti belum," terangnya.

Luhut menyebutkan bahwa digitalitasi tata kelola timah ini akan berdampak pada penerimaan negara. Sebagaimana di sektor batu bara, yang berhasil menaikkan penerimaan negara hingga 40 persen.

"Karena enggak bisa main-main lagi," tuturnya.

Karena, lanjut Luhut, sistem ini secara otomatis bisa memblokir ekspor jika usaha tambang tertentu belum menunaikan kewajibannya.

Baca juga : Dorong Digitalisasi Industri Farmasi, Mecosin Goes To Campus Gandeng UMN

"Kita harap dalam dua bulan ke depan ini harus selesai. ESDM kalau sudah selesai ya, kita mulai connect-kan ke timah, nikel, kelapa sawit, hampir semua lah," tandasnya.

Ia mengaku digitalisasi tata kelola tambang ini terinspirasi dari aplikasi pedulilindungi saat pandemi Covid-19. Pihaknya juga banyak dibantu oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk penyempurnaan platform digital tersebut.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.