Dark/Light Mode

Indonesia Care Gelar Trauma Healing Korban Gempa Bawean

Jumat, 19 April 2024 09:15 WIB
Indonesia Care menggelar trauma healing di Dusun Batulintang, Desa Teluk Jatidawang, Kecamatan Tambak, Kabupaten Gresik, Pulau Bawean. Foto: Istimewa
Indonesia Care menggelar trauma healing di Dusun Batulintang, Desa Teluk Jatidawang, Kecamatan Tambak, Kabupaten Gresik, Pulau Bawean. Foto: Istimewa

RM.id  Rakyat Merdeka - Gempa yang mengguncang Pulau Bawean 6,5 SR pada 22 Maret 2024 silam telah membuat luluh lantak sejumlah bangunan di pulau Bawean.

Tercatat, hingga Rabu (17/4/2024) terjadi lebih dari 550 kali gempa susulan. Namun, status tanggap darurat sudah berakhir, ribuan relawan sebagian besar sudah meninggalkan pulau yang berada di Utara Jawa Timur tersebut.

Namun, berhentinya status tanggap darurat dan kepulangan relawan ini bukan menandai masalah dampak gempa Pulau Bawean telah usai. Justru, penderitaan sesungguhnya baru saja dimulai.

Pasalnya, ketika para penyintas gempa Pulau Bawean belum mampu membangun kembali tempat tinggalnya yang hancur akibat gempa, justru gempa susulan yang masih terus terjadi, disaat ekonomi belum bisa bangkit. Semua dukungan, bantuan sudah berhenti.

Baca juga : Bank DKI Serahkan Bantuan Untuk Korban Terdampak Banjir Di Demak

Demikian diungkapkan team relawan Indonesia Care di Bawean, Franky Pratama.

"Alhamdulillah dalam kondisi seperti ini, kami masih ada di sini membersamai mereka. Kehadiran kami di dusun Batulintang Bawean ini diterima baik oleh masyarakat Dusun Batulintang. Di sini kami mengadakan kegiatan edukasi mitigasi bencana dan trauma healing," ujar Franky.

Koordinator relawan asal Yogyakarta tersebut menceritakan, Indonesia Care memilih melakukan implementasi kegiatan di Dusun Batulintang, Desa Teluk Jatidawang, Kecamatan Tambak, Kabupaten Gresik, Pulau Bawean karena wilayah ini termasuk yang cukup parah terdampak gempa.

Dikatakannya, jumlah penduduk di dusun tersebut sebanyak 80 Kepala Keluarga dengan rincian termasuk rumah terdampak gempa dengan kehancuran ringan hingga berat.

Baca juga : Kemenkop UKM Kolaborasi Baznas Gelar Ramadan Fair Hingga Zakat

"Alhamdulillah, edukasi mitigasi bencana dan trauma healing bersama anak-anak yang kami lakukan selalu diikuti puluhan anak-anak. Kami juga akan melakukan kegiatan trauma healing buat lansia dan perempuan yang paling merasakan dampaknya," imbuh Franky.

Diketahui, hingga hari ke-27 sejak pertama kali gempa besar melanda, satu tenda pengungsian ukuran besar masih ditempati 6 keluarga.

"Selebihnya masyarakat dusun Batulintang memilih mengungsi di teras rumahnya masing-masing. Trauma masih selalu menyelimuti penduduk sehingga tak berani masuk ke dalam rumah walau masih utuh bangunannya," ungkap Franky.

Kepala dusun Batu Lintang, Solihin mengungkapkan, selama ini belum pernah ada riwayat gempa dan bencana besar di kampungnya.

Baca juga : B’Brothers Indonesia Gelar Santunan Yatim & Dhuafa di Masjid Bani Umar Bintaro

"Seumur-umur saya hidup di Bawean engga pernah ada gempa, sekali gempa besar sekali kehancurannya. Ini yang membuat saya dan masyarakat Bawean jadi trauma apalagi masih terus terjadi gempa susulan setiap hari," kata Solihin.

Direktur Eksekutif Indonesia CARE, Lukman Azis Kurniawan mengajak masyarakat untuk tetap peduli walaupun tak ada lagi pemberitaan dari lokasi bencana.

"Karena saat tak ada lagi berita, tak ada lagi bantuan logistik yang masuk, justru saat itulah rasa sedih, terpukul dan trauma berat sedang melanda para penyintas. Tak ada lagi yg menghibur dan dibutuhkan pendampingan hingga mereka bisa bangkit kembali," tandas Lukman.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.