Dark/Light Mode

Semarak, Puluhan Ribu Warga Hadiri Diskusi Literasi Digital Kominfo di Tulang Bawang

Sabtu, 25 Mei 2024 21:16 WIB
Diskusi literasi digital dihadiri puluhan ribu warga masyarakat Kabupaten Tulang Bawang, Lampung, Sabtu (25/5). (Foto: Istimewa)
Diskusi literasi digital dihadiri puluhan ribu warga masyarakat Kabupaten Tulang Bawang, Lampung, Sabtu (25/5). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Puluhan ribu warga masyarakat Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung, memadati Lapangan Ethanol, Tulang Bawang, Lampung, Sabtu (25/5). Mereka hadir dalam diskusi literasi digital yang dikemas dalam format talkshow, ”chip in” di acara halal bihalal dengan hiburan Band D’Masiv dari Jakarta.

Diskusi luring (offline) bertajuk ”Menjadi Netizen yang Bijak dalam Bermedia Sosial” sengaja digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama komunitas pemuda ini, untuk memberikan bekal literasi digital kepada warga masyarakat Tulang Bawang dan sekitarnya, utamanya kalangan muda usia atau kelompok milenial.

Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Tulang Bawang Akhmad Suharyo mengatakan, tantangan utama masyarakat modern dewasa ini adalah penggunaan internet dan media digital yang tak hanya memberikan manfaat bagi penggunanya, namun juga membuka peluang terhadap berbagai persoalan.

Kurangnya kecakapan digital dalam menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak, menurut Suharyo, menimbulkan penggunaan media digital yang tidak optimal. Sementara lemahnya budaya digital bisa memunculkan pelanggaran terhadap hak digital warga.

Baca juga : SYL Angkat Kakaknya Jadi Staf Ahli Di Kementan, Dapat Honor Bulanan

”Lalu, rendahnya etika digital berpeluang menciptakan ruang digital yang tidak menyenangkan, karena terdapat banyak konten negatif. Rapuhnya keamanan digital berpotensi terhadap kebocoran data pribadi maupun penipuan digital,” jelas Suharyo, yang menjadi salah satu pembicara dalam diskusi tersebut.

Suharyo menegaskan, dunia digital memerlukan pemahaman mendasar agar tidak tersesat. Media digital yang memungkinkan interaksi dua arah, berbeda dengan media konvensional.

”Pentingnya pengetahuan dasar digital ditegaskan oleh isu seperti akses internet yang belum merata di Indonesia, di mana 26,3 persen penduduk belum terjangkau internet. Untuk itu, keahlian digital dasar tetap krusial bagi banyak pihak,” tegas Suharyo, dalam diskusi yang dipandu moderator Pahada Hidayat itu.

Bijak dalam bermedia sosial, lanjut Suharyo, harus memiliki pemahaman terhadap lanskap digital. ”Di dalamnya mencakup pengetahuan terhadap jenis perangkat keras dan lunak, fitur proteksi, mesin pencarian informasi, aplikasi percakapan dan media sosial, aplikasi dompet digital, lokapasar, dan transaksi digital,” pungkasnya.

Baca juga : Festival Suara Kembali Hadirkan Musisi Indonesia dan Internasional di Nuanu

Diskusi luring dengan hiburan musik untuk komunitas pemuda ini dimaksudkan untuk memberikan penyadaran ihwal pentingnya bijak dalam bermedia sosial. Sejumlah komunitas masyarakat yang hadir dalam diskusi di antaranya, komunitas Banjar Agung, Dente Teladas, Tuba Berkah, Banjar Mergo, dan komunitas Manggala Sejahtera.

Dari perspektif berbeda, Ketua Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi Kota Bandar Lampung Aliy Hafiz mengatakan, bijak dalam bermedia sosial butuh kompetensi etika digital dan ruang lingkupnya. Yakni, kesadaran, integritas, tanggung jawab, dan kebajikan.

”Artinya, melakukan sesuatu dengan sadar atau memiliki tujuan. Menjunjung tinggi kejujuran, anti-plagiasi dan manipulasi. Mau menanggung konsekuensi atas perbuatannya, dan melakukan hal-hal yang bernilai kemanfaatan, kemanusiaan serta kebaikan,” rinci Aliy Hafiz.

Sementara, menurut dosen Politeknik Negeri Lampung Fathurrahman Kurniawan Ikhsan, nilai-nilai Pancasila harus menjadi landasan saat berada di ruang digital dan bermain media sosial. ”Kompetensi budaya bermedia digital merupakan kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari,” jelasnya.

Baca juga : Ribuan Warga Mengungsi Akibat Erupsi Gunung Ruang di Sitaro, Sulawesi Utara

Diskusi luring seperti digelar di Tulang Bawang ini berada di bawah naungan program besar: Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD). GNLD digelar sebagai salah satu upaya Kemenkominfo untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.

Sampai dengan akhir 2023, tercatat sebanyak 24,6 juta orang telah mengikuti program peningkatan literasi digital yang dimulai sejak 2017. Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia hingga akhir 2024.

Tahun ini, program #literasidigitalkominfo mulai bergulir pada Februari 2024. Berkolaborasi dengan Siber Kreasi dan 142 mitra jejaring seperti akademisi, perusahaan teknologi, serta organisasi masyarakat sipil, program bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, kreatif, produktif, dan aman.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.