Dark/Light Mode

Antisipasi Kekeringan, Jokowi Minta 20 Ribu Pompa Dipasang Di Daerah Produksi

Jumat, 14 Juni 2024 15:32 WIB
Presiden Jokowi saat memberikan sambutan di Rakornas Penanggulangan Inflasi 2024 di Istana, Jakarta, Jumat (14/6/2024). (Foto: Setpres)
Presiden Jokowi saat memberikan sambutan di Rakornas Penanggulangan Inflasi 2024 di Istana, Jakarta, Jumat (14/6/2024). (Foto: Setpres)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi menginstruksikan jajarannya untuk memasang 20 ribu pompa untuk mengairi sawah petani. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi dampak kekeringan yang dapat mengganggu produksi pangan nasional. 

Hal tersebut disampaikan Jokowi saat memimpin Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi Tahun 2024 di Istana Negara hari ini, Jumat (14/6/2024). 

Dalam pidatonya, Jokowi menyoroti pentingnya integrasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam menangani inflasi yang semakin meningkat akibat perubahan iklim global. 

Baca juga : Airlangga Beberin Isi Pertemuan Jokowi Dengan Ketum Parpol, Ini Yang Dibahas

Jokowi lalu menyoroti dampak gelombang panas ekstrem yang sedang melanda beberapa negara. Di India misalnya, suhu udara mencapai 50 derajat Celsius dan 45,8 derajat Celsius di Myanmar.

"Perubahan iklim ini tidak hanya mengancam kesehatan masyarakat tetapi juga ketahanan pangan kita," kata Jokowi.

Untuk mengantisipasi dampak kekeringan yang dapat mengganggu produksi pangan nasional, Jokowi mengaku telah menginstruksikan Kementerian Pertanian dan Kementerian (PUPR) bersama Panglima TNI untuk segera memasang 20 ribu pompa air di berbagai daerah. Pompa-pompa ini akan digunakan untuk mengairi sawah-sawah petani, khususnya di daerah yang memproduksi beras.

Baca juga : Pantauan Satwa Langka Di Hutan Dimaksimalkan

"Kita perlu memastikan air tersedia untuk para petani kita, agar produksi pangan tidak terganggu," tambah Presiden.

Selain itu, Presiden juga mendorong pemerintah daerah untuk meningkatkan sistem pertanian dengan menerapkan teknologi smart agriculture. Investasi dalam industri pengolahan juga menjadi fokus untuk meningkatkan nilai tambah dari hasil pertanian dan perkebunan.

"Undang investasi untuk membangun industri pengolahan, untuk membangun pabrik pengolahannya, sehingga nilai tambah dari setiap produksi yang ada di pertanian, perkebunan kita menjadi berlipat. Bangun juga sistem distribusi yang terintegrasi,” katanya.

Baca juga : Pengaturan Jemaah di Muzdalifah, 55 Ribu Lansia Mabit di Dalam Bus

Presiden meminta agar perencanaan dalam menghadapi gelombang panas tinggi harus dikalkulasi dan diantisipasi dari sekarang. Hal ini guna menghindari kekeringan yang akan berpengaruh terhadap produksi pangan nasional.

“Diperkirakan 50 juta petani akan kekurangan air, enggak ada air dan akan masuk pada tadi kekurangan pangan. Artinya apa, jangan main-main urusan kekeringan, jangan main-main urusan gelombang panas. Larinya nanti bisa ke inflasi,” pungkasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.