Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

BPIP Rancang Pelajaran Pancasila untuk PAUD hingga Perguruan Tinggi

Selasa, 19 November 2019 23:58 WIB
Suasana Konferensi Nasional Komunikasi Humanis (KNKH) 2019 yang dibesut Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Tarumanagara (Untar), di Jakarta, Selasa (19/11). (Foto: Istimewa)
Suasana Konferensi Nasional Komunikasi Humanis (KNKH) 2019 yang dibesut Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Tarumanagara (Untar), di Jakarta, Selasa (19/11). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) sudah merumuskan garis haluan kebijakan pendidikan Pancasila. Harapannya, agar pendidikan Pancasila diarusutamakan dalam pendidikan sejak anak usia dini (PAUD). 

"BPIP akan menyediakan bahan untuk mengarus utama Pancasila tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Itu sebabnya dibutuhkan sinergi BPIP dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan agar Pancasila ini bisa masuk dalam mata pelajaran wajib," kata Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP, Romo Benny, saat Konferensi Nasional Komunikasi Humanis (KNKH) 2019 yang dibesut Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Tarumanagara (Untar), di Jakarta, Selasa (19/11).

Rohaniawan Konferensi Wali-wali Gereja Indonesia (KWI) ini menegaskan, Pancasila harus jadi mata pelajaran wajib. Sebab, di tengah perkembangan teknologi, muncul persoalan dehumanisasi. Manusia kehilangan rasa kemanusiaannya, menjadi lebih egois dan mau menang sendiri.

Baca juga : BNI Fasilitasi Pembayaran Hak Tanggungan Online

Teknologi yang seharusnya menjadi alat pemersatu dan mempermudah manusia, tambah Romo Benny, kini cenderung menjadi alat untuk pemecah belah dan menghancurkan kemanusiaan. Karenanya, tantangan ke depan adalah membangun komunikasi yang humanis.

"Membangun ruang-ruang dialog, ruang perjumpaan anak-anak bangsa yang berbeda-beda keyakinan, strata sosial, budaya dan lainnya maka kemanusiaan akan makin ditingkatkan melalui solidaritas, kebersamaan dan gotong royong," urai Romo Benny.

Rektor Untar, Prof Agustinus Purna Irawan, mendukung upaya BPIP mengembalikan Pancasila sebagai mata pelajatan wajib dari mulai PAUD hingga perguruan tinggi. Dia ingin, cara penyajiannya lebih kekinian dan tidak teoritis. Supaya siswa dan mahasiswa langsung dapat menerapkan nilai-nilai Pancasila. Bukan sekadar menghafal sila-silanya.

Baca juga : Mendagri Dorong Pembentukan SDM Unggul dan Pancasilais untuk Indonesia Aman

"Salah satu contoh pengamalan Pancasila adalah komunikasi humanis. Para pejabat, tokoh nasional, publik figur yang sering tampil di TV harus memberi contoh berkomunikasi humanis yang benar. Bukan mengajarkan komunikasj perpecahan," sarannya.

Selain itu, tokoh dan publim fogur harus mampu membahasakan Pancasila dengan bahasa yang mudah. Sehingga gampanv dicerna masyarakat awam. "Masyarakat awam akan berpikir kok para tokoh nasional kita kerjanya berantem melulu ya. Padahal aslinya belum tentu seperti itu. Di sinilah nilai-nilai Pancasila membangun komunikasi berperan penting," tegasnya.

Dekan Fikom Untar, Riris Loisa, menambahkan, informasi yang kini dengan mudah beredar, nyaris tanpa batas ruang dan waktu. Kecepatan arus informasi ini menyebabkan kehidupan masyarakat bertambah dinamis. Namun, hal itu membawa berbagai persoalan baru. Yakni ladang subur bagi tumbuhnya beragam informasi menyimpang alias berita bohong atau hoaks. [KW/FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.