Dark/Light Mode

Pasca Gempa Ternate M7,1

BNPB: Seluruh Pengungsi Telah Kembali ke Rumah Masing-masing

Rabu, 20 November 2019 08:42 WIB
Warga yang mengungsi ke dataran tinggi pada malam hari, pasca gempa M7,1 yang mengguncang Ternate, Maluku Utara, kini telah kembali ke rumah masing-masing. (Foto: Humas BNPB)
Warga yang mengungsi ke dataran tinggi pada malam hari, pasca gempa M7,1 yang mengguncang Ternate, Maluku Utara, kini telah kembali ke rumah masing-masing. (Foto: Humas BNPB)

RM.id  Rakyat Merdeka - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan, terhitung Selasa (19/11), tidak ada lagi warga mengungsi pasca gempa bermagnitudo 7,1 yang mengguncang wilayah Ternate pada Kamis (14/9).

1 "21 KK yang sebelumnya mengungsi di halaman SMAN 11 (di dataran tinggi, Red) pada malam hari karena khawatir dengan gempa susulan dan potensi bahaya tsunami, kini telah kembali ke rumah masing-masing," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo melalui keterangan resminya, Rabu (20/11).

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat melaporkan, 39 rumah rusak ringan. Rinciannya: Kelurahan Mayau 20 unit, Lelewi 9, Bido 8, dan Perum Bersatu 2. 

Selain itu, Data BPBD per 19 November 2019 juga mencatat kerusakan di Kelurahan Mayau berupa 2 unit sekolah, 1 gereja, 1 puskesmas, dan 1 bank.

Baca juga : Sekilas Gambaran Bus Zhongtong Yang Kembali Dioperasikan Transjakarta

Di Kelurahan Lelewi dan Bido, masing-masing terdapat kerusakan 1 unit gereja.

Gempa juga berdampak di wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara dan Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara. Di masing-masing wilayah kabupaten tersebut, 1 unit kantor dan 2 rumah dilaporkan rusak ringan.

Dua orang yang terluka dari Kelurahan Mayau, telah mendapatkan perawatan. Mereka mengalami luka ringan.

Tak ada korban meninggal pasca gempa yang berlokasi 137 km Barat Laut Jailolo, Maluku Utara dengan kedalaman 173 km tersebut. 

Baca juga : Kapolda Papua Imbau Pengungsi Kembali ke Wamena

Pemerintah daerah, khususnya Kota Ternate telah menetapkan status tanggap darurat bencana gempa bumi selama 7 hari, terhitung 15 November 2019 s.d 21 November 2019.

Pos Komando Penanganan Darurat Bencana Gempa Bumi juga telah diaktifkan dan beroperasi di Kantor BPBD Kota Ternate.

Terkait upaya taktis operasional, pos lapangan didirikan di Kantor Camat Batang Dua yang ada di Pulau Mayau. 

Merespon penanganan darurat di lapangan, BNPB memberikan dukungan dana siap pakai (DSP) sebesar Rp 250 juta.

Baca juga : Gerard Sebut Barca Nyungsep Karena Kurang Latihan

Selain itu, Tim Reaksi Cepat (TRC) BNPB juga memberikan bantuan logistik kebutuhan dasar kepada BPBD Kota Ternate dan Provinsi Maluku Utara. Bantuan tersebut berupa bahan pangan dan non pangan.

 

BNPB memberikan bantuan logistik kebutuhan dasar kepada para korban gempa Ternate M7,1 via BPBD Kota Ternate dan Provinsi Maluku Utara. (Foto: Humas BNPB)

Selama berada di lokasi terdampak, TRC mencatat beberapa kendala dalam upaya penanganan. Antara lain transportasi laut yang terbatas dan cuaca yang tidak menentu, jaringan komunikasi, dan anggaran pemerintah daerah setempat jelang akhir tahun.

"Belajar dari kejadian gempa yang terjadi pada 14 November 2019, pada pukul 23.17 WIB, Tim Reaksi Cepat (TRC) BNPB merekomendasikan penyiapan sistem peringatan dini serta rambu dan jalur evakuasi. Khususnya, di Kecamatan Batang Dua (Pulau Mayau). Di samping itu, kami juga mengedukasi warga setempat, untuk membangun kesiapsiagaan menghadapi potensi bahaya gempa dan tsunami," pungkas Agus. [HES]  

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.