Dark/Light Mode

Jonan Minta PLN Kerek Penggunaan Bahan Bakar Ramah Lingkungan

Jumat, 26 Juli 2019 16:17 WIB
Menteri ESDM Ignasius Jonan saat meresmikan 16 proyek kelistrikan yang tersebar di Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, Kamis (25/7). (Foto: ESDM)
Menteri ESDM Ignasius Jonan saat meresmikan 16 proyek kelistrikan yang tersebar di Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, Kamis (25/7). (Foto: ESDM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan meminta kepada PLN untuk terus meningkatkan penggunaan bahan bakar pembangkit yang lebih ramah lingkungan. Salah satunya melalui pemanfaatan Bahan Bakar Nabati dari minyak sawit (Crude Palm Oil/CPO), yang dikenal sebagai Fatty Acid Methyl Esters (FAME). 

Selain mengurangi impor Bahan Bakar Minyak (BBM), penambahan FAME pada pembangkit juga ramah lingkungan. Hal ini diungkapkan Jonan saat meresmikan 16 proyek kelistrikan yang tersebar di Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, Kamis (25/7).

Baca juga : Menteri LHK: Penegakan Hukum LHK Perlu Dukungan Media

"Membangun pembangkit yang ramah lingkungan itu pilihannya dua, apakah dalam waktu singkat, menggunakan LNG yang harus membangun jetti sendiri, storage dan sebagainya atau (kedua) menggunakan CPO. Kalau menggunakan CPO itu manfaatnya dua, satu membantu mengurangi impor BBM atau crude sehingga membantu neraca perdagangan negara. Yang kedua, membantu mengurangi dampak polusi lingkungan, karena ini renewable (energi terbarukan)," ujar Jonan seperti dikutip situs ESDM.

Menteri Jonan menambahkan, pemanfaatan CPO untuk pembangkit ini sudah diaplikasikan di berbagai negara, salah satunya di Napoli, Italia, Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) disana bahkan sudah dapat menggunakan bahan bakar 100 persen berbasis CPO.

Baca juga : Mahathir Ingkar Soal Utang China

 "Saya sudah lihat pembangkit listrik di Napoli, Italia, sudah menggunakan 100 persen minyak CPO. Jadi kalau (Indonesia) menggunakan ini juga bisa membantu petani-petani kita. Ada 16 juta petani-petani kelapa sawit yang bergantung kepada kita dengan membantu membeli produk mereka, tetapi yang lebih penting adalah mengurangi polusi dan impor BBM," jelas Jonan.

Saat ini PLN telah melakukan ujicoba penggantian bahan bakar pada empat pembangkit listrik dengan menambahkan biodiesel berbasis minyak sawit sesuai arahan Menteri ESDM tersebut. Keempat pembangkit yang telah diujicoba adalah Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Batakan 50 Megawatt (MW) di Balikpapan, Kalimantan Timur, PLTD Supa di Pare-Pare dengan kapasitas 62 MW PLTD Kanaan di Bontang, Kalimantan Timur dengan kapasitas pembangkit listrik sebesar 10 MW dan? Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Jayapura dengan kapasitas 10 MW di Papua.

Baca juga : Pembangunan PLTSa Kepentok Fee Dan Harga Jual Listrik

Sebagaimana diketahui, Program mandatori BBN jenis biodiesel sebagai campuran BBM jenis minyak solar pada sektor PSO, Non PSO, industri dan komersial, serta pembangkit listrik telah dilucurkan Pemerintah tahun lalu. Program ini dilaksanakan untuk mendukung percepatan pengembangan energi baru dan terbarukan. 

Tidak hanya mengurangi konsumsi bahan bakar fosil dan memberikan penghematan devisa melalui pengurangan impor solar, implementasi mandatori BBN diharapkan dapat memperbaiki kualitas lingkungan, membuka lapangan kerja, serta meningkatkan pemanfaatan ekonomi sawit. (DIT)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.