Dark/Light Mode

Didik J Rachbini Kenang Hamzah Haz: Penjaga APBN Era 1990-an Dan 2000-an

Rabu, 24 Juli 2024 13:47 WIB
(Foto: Ist)
(Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Indonesia berduka atas meninggalnya Wakil Presiden RI ke-9 Hamzah Haz, di RS Gatot Soebroto, Jakarta, hari ini, Rabu (24/7/2024). Rektor Universitas Paramadina Prof. Didik J Rachbini ikut mengenang sosok Hamzah Haz. Kata dia, mantan Ketum PPP itu dikenal sebagai seorang politisi dan negarawan penjaga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) selama dekade 1990-an dan 2000-an.

"Hamzah Haz meninggalkan warisan besar dalam pengelolaan ekonomi dan kebijakan negara," tulis Didik, dalam keterangan tertulis Rabu (24/7/2024). 

Ekonom senior Indef ini mengatakan, Hamzah Haz dikenal sebagai penulis, pemikir, dan kolumnis yang aktif memberikan pencerahan mengenai politik anggaran dan APBN. Ia rajin menulis di media massa seperti Kompas, Republika, dan Tempo pada akhir 1980-an dan 1990-an, serta berperan penting dalam pembahasan APBN di DPR sebagai pimpinan partai oposisi yang loyal.

Baca juga : Sambut Kedatangan Jemaah, Menag Minta Maaf dan Doakan Kemabruran

Menurut Didik, Hamzah Haz adalah seorang pemimpin yang matang dan berorientasi pada kepentingan nasional, berbeda dengan banyak politisi saat ini yang cenderung mengedepankan popularitas dan politik populis. 

"Hamzah Haz menunjukkan komitmen kuat terhadap kepentingan nasional tanpa mengabaikan realitas dan rasionalitas," ujarnya. 

Didik menceritakan bagaimana Hamzah Haz aktif dalam menyelesaikan krisis APBN, termasuk pada pertengahan 2000-an saat pro kontra kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) memuncak. 

Baca juga : Hidupkan Kenangan Perjalanan, Sarirasa Grup Luncurkan Pantura

Hamzah Haz berperan krusial dalam mendinginkan suasana dan mendukung kenaikan harga BBM sebagai langkah rasional untuk mengatasi krisis. 

Hamzah Haz ikut mendinginkan suasana dan meskipun tidak populer kemudian menyetujui kenaikan harga BBM dengan alasan kenaikan tersebut sebagai pilihan rasional.

Dari kasus tersebut, Didik menilai Hamzah Haz sebagai pemimpin yang pro kebijakan harus berbasis evidence (evidence based policy). "Jika politik populis yang anti rasional dijalankan oleh partai politik, maka pro kontra tersebut akan mengarah kepada krisis politik dan akan membuat masalah baru gabungan krisis apbn, krisis politik dan meluas menjadi krisis ekonomi rakyat," paparnya. 

Baca juga : Komitmen Kurangi Kemiskinan, Dharma Jaya Perkuat Program Sosial Tahun 2024

"Selamat jalan, Hamzah Haz. Warisan dan pemikiranmu akan terus dikenang oleh bangsa Indonesia," tutup Didik. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.