Dark/Light Mode

Kemah Pancasila Pelajar Indonesia dari 30 Kota Berjalan Sukses

Minggu, 15 Desember 2019 20:41 WIB
Suasana Kemah Pancasila Pelajar Indonesia, di Yogyakarta. (Foto: Dok KPPI)
Suasana Kemah Pancasila Pelajar Indonesia, di Yogyakarta. (Foto: Dok KPPI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kemah Pancasila Pelajar Indonesia (KPPI) yang digelar di Watu Tapak Camp Hill, Tebing Breksi, Prambanan, Sleman, Yogyakarta, 13-15 Desember 2019 berlangsung sukses dan semarak.  

KPPI diikuti 344 orang siswa SMA/sederajat dari 30 kota se-Indonesia. Yakni Lampung, Gorontalo, Jakarta, Banten, Bekasi, Cirebon, Tegal, Brebes, Pekalongan, Kendal, Batang, Banyumas, Tasikmalaya, Cilacap, Purbalingga, Blora, Temanggung, Purworejo, Magelang, Klaten, Boyolali, Sragen, Ngawi, Wonogiri, Jember, Surabaya, Situbondo, Malang, Lumajang, dan Pasuruan. 

“Selama tiga hari mereka digembleng dengan materi bermuatan nilai-nilai Pancasila dengan beragam metode edukasi menarik. KPPI terselenggara atas kerja sama Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dengan Komunitas Rejomulia didukung Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Dikpora DIY,” ujar Ketua KPPI 2019, Widihasto Wasana Putra, dalam keterangan yang diterima redaksi, Minggu (15/12).

KPPI dibuka Jumat (13/12) siang oleh Wakil Gubernur DIY, Paku Alam X. Dalam kata sambutannya Paku Alam X mengapresiasi gelaran KPPI sebagai metode alternatif yang tepat untuk memperkuat persektif idiologis kalangan pelajar. Ia berharap, kegiatan serupa dapat terus dilakukan secara berkelanjutan. Hadir pula Komandan Korem 072/Pamungkas, Brigjen TNI Mohammad Zamroni, dan Galuh Ibrahim mewakili Badan Pembinaan Ideologi Pancasila.

Baca juga : Masyarakat Indonesia di Swedia Rayakan Natal Sekaligus Silaturahmi

KPPI diisi dengan beragam kegiatan. Hari pertama hadir narasumber budayawan Achmad Charris Zubair. Ia membawakan materi tentang pembudayaan nilai Pancasila dalam praktik kehidupan sehari-hari. Ia tampil bersama Clara Sumarwati, pendaki perempuan pertama Indonesia yang berhasil menjejakkan kaki di gunung Everest. Clara berbagi pengalaman dalam dunia petualangan alam dan motivasi berprestasi. Malam hari pertama hadir narasumber kepala pusat studi Pancasila, Lestanta Budiman. Sesi hari pertama ditutup dengam tugas membuat papper pribadi dengan tema Pancasila dan bela negara.

Aktivitas pagi hari kedua Sabtu (14/12) diawali olahraga. Sesi selanjutnya diisi materi diskusi kelompok soal kepemimpinan dengan fasilitator Widihasto Wasana Putra, Nico Langgeng, dan Nana Je. Dilanjut sesi diskusi dengan narasumber dari BPIP, Irene Camelyn Sinaga, Toni Agung Arifianto, Tri Purno Utomo, dan Suharno. 

Sesi siang peserta melakukan eksplorasi nilai Pancasila dengan tema "Pancasila Jaga Kita, Kita Jaga Pancasila". Peserta diajak melakukan aksi sosial bersih lingkungan di wilayah Desa Sambirejo Prambanan. Sore hari peserta terlibat dalam eksplorasi patung dan kaleng rombeng untuk membuat diorama dalam praktik ber-Pancasila. 

Malam hari peserta menggelar pentas seni. Tampil kesenian dari kelompok peserta seperti tari, musik, pencak silat, reog, puisi dan drama. Meski dipersiapkan singkat namun penampilan para pelajar cukup memukau dan menghibur. Acara ditutup dengan api unggun dan renungan malam yang dibawakan Agus Adi Setyabudi seorang ahli hypnotherapi. Peserta dibawa dalam alam permenungan soal kondisi bangsa dan tugas kebangsaan bagi generasi muda. 

Baca juga : Timnas Indonesia U-22 Dukung Indra Sjafri Tetap Jadi Pelatih

Hari terakhir Minggu (15/12) pagi diisi materi pertemanan berkharakter dan pemimpin sebaya oleh narasumber Selvi Dewajani dan Wulan Saptandari. Dilanjut materi dari BPIP yang disampaikan Aris Utomo. 

Sesi siang tampil narasumber Anggota Dewan Pengarah BPIP, Romo Benny Susatyo, yang menyampaikan materi untuk mengarus utamakan nilai-nilai pancasila dalam ruang publik. Peserta dimotivasi untuk terus berkreasi dan berinovasi melalui beragam karya seperti film, meme, desain, serta produk kreativitas lainnya guna menciptakan tata dunia baru yang berkeadilan sesuai nilai-nilai Pancasila. 

Menurut Romo Benny, kalangan milineal yang berjumah 120 juta memiliki potensi luar biasa menggerakkan masyarakat lewat teknologi komunikasi. Sehingga diharapkan dapat menjadi agen social of change menuju kemajuan Indonesia. 

"Kalangan milineal harus terus diajak dan diperkuat kesadaran ideologisnya agar berperan aktif dalam memerangi ideologi kekerasan, hoax, ujaran kebencian lewat postingan di sosial media yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila," ujar Romo Benny. 

Baca juga : Ekonomi Indonesia Sulit Tumbuh Lebih Dari 5 Persen

Gelaran KPPI cukup mewarnai sosial media. Di Instagram, unggahan dengan tagar  #KemahPancasila2019 pada Jumat (15/12) pukul 13.00 sudah hampir mencapai 2.000 foto.  

Viki Yudianto, peserta yang berasal dari SMK Pancasila Paranggupito, Wonogiri, Jawa Tengah, mengaku senang dapat berkesempatan mengikuti KPPI. Ia berharap kegiatan ini dapat menjadi sarana membangun mental maupun karakter yang baik guna menunjang prestasi. 

Para peserta KPPI menelurkan rencana tindak lanjut dengan membentuk jejaringan pelajar Pancasila di tiap daerah yakni Jakarta, Banten, Jawa Barat bagian utara, Jawa Barat bagian selatan, DIY, serta Jawa Timur bagian utara dan selatan. Akan dipilih dua orang koordinator yang diharapkan ikut dalam gelaran KPPI selanjutnya. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.