Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Soal Banjir

Stop Saling Menyalahkan

Jumat, 3 Januari 2020 07:32 WIB
Tampak warga Kampung Melayu, Jakarta Timur yang masih berendam dalam banjir, Kamis (2/2). (Foto: Khairizal Anwar/Rakyat Merdeka)
Tampak warga Kampung Melayu, Jakarta Timur yang masih berendam dalam banjir, Kamis (2/2). (Foto: Khairizal Anwar/Rakyat Merdeka)

RM.id  Rakyat Merdeka - Banjir yang melanda jakarta dan sekitarnya memang menjengkelkan dan bikin dongkol. karena kasus ini terus berulang dan berulang. tiap tahun. meski berkali-kali ganti pemimpin. tapi, kalau hanya ribut saling menyalahkan, tentu gak akan menyelesaikan masalah. Rakyat dan pejabat, di pusat daerah, mending bersama-sama, gandengan tangan mencari solusinya.

Sampai kemarin, sejumlah daerah di Jakarta masih terendam banjir. Warga yang mengungsi pun terus bertambah hingga tadi malam, tercatat 62 ribu orang mengungsi yang tersebar di 302 titik pengungsian di Jakarta. Jumlah ini bisa lebih besar karena belum terdata korban yang berada di Bekasi, Tangerang, dan Bogor.

Sebagian warga yang berada di Kemang dan Kampung Pulo masih terjebak di rumahnya masing-masing. Petugas kesulitan melakukan evakuasi lantaran arus yang deras.

Di tengah kondisi yang memilukan ini, para pejabat terkesan saling menyalahkan. Perdebatan paling kentara terlihat antara Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Gubernur DKI Anies Baswedan. Basuki kecewa kepada Anies lantaran proyek normalisasi Sungai Ciliwung berjalan lambat. Normalisasi baru dikerjakan 16 kilometer (km) dari total panjang 33 km. Menurut dia, penyebab banjir kali ini karena belum maksimalnya normalisasi Sungai Ciliwung.

Kata Basuki, di daerah yang sudah dinormalisasi terlihat tidak ada banjir sama sekali. Berbeda dengan kondisi di wilayah yang belum dinormalisasi.

Baca juga : Horee, PNS Terdampak Banjir Boleh Cuti Sampai 1 Bulan

Presiden Jokowi ikutan bicara. Dia menyebut, penyebab banjir kali ini lantaran rusaknya ekologi dan kesalahan yang dibuat manusia karena buang sampah sembarangan. Jokowi meminta, semua kalangan bekerja sama menanggulangi masalah banjir ini.

“Yang terpenting saat kejadian saat ini adalah evakuasi korban, keselamatan, dan keamanan masyarakat harus didahulukan. Nanti urusan penanganan banjir secara infrastruktur akan kami kerjakan setelah penanganan evakuasi selesai,” kata Jokowi.

Selain itu, ia juga menginstruksikan kepada pemerintah provinsi, pemerintah kota, dan pemerintah kabupaten di Jabodetabek untuk bersinergi menanggulangi banjir.

Anies sepertinya tak bisa menahan diri untuk tidak berkomentar. Menurut Anies, banjir kali ini bukan perkara sudah dinormalisasi atau belum. Buktinya, daerah yang sudah dinormalisasi saja masih terkena banjir. Misalnya, di Kampung Pulo, Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta Timur.

Menurut anies, banjir Jakarta bisa diselesaikan dengan cara pengendalian air di daerah hulu. Pengendalian air tersebut dengan membangun kolam retensi seperti dam, waduk, dan embung. Hal itu bertujuan untuk pengontrolan, pengendalian volume air yang bergerak ke arah hilir.

Baca juga : Banjir Jabodetabek Renggut 16 Nyawa

Soal sampah, Anies tak terlalu yakin. Soalnya daerah yang tidak ada sampah seperti di Bandara Halim Perdanakusumah juga terendam banjir. Dia menegaskan, saat ini Pemprov DKI sedang fokus mengevakuasi warga yang terjebak banjir. Setelah itu, barulah Pemprov DKI akan menganalisis penyebab banjir tersebut.

Melihat para pejabat saling menyalahkan membuat Ketua DPR, Puan Maharani gemes. Politisi asal PDIP ini meminta pejabat berhenti saling menyalahkan. Seharusnya pemerintah pusat dan daerah bersinergi dan menjalin komunikasi menyusun kebijakan dan program penanggulangan banjir.

“Tidak malah saling melempar tanggung jawab dan tetap mengedepankan kepentingan masyarakat,” kata Puan.

Menurut Puan, banjir di Jabodetabek tidak bisa diselesaikan secara parsial. Bencana tersebut melibatkan beberapa daerah yang terdampak. Karena itu harus ada upaya pencegahan untuk meminimalkan dampak banjir dari hulu sampai ke hilir.

“Pemerintah pusat harus tampil menjadi pelopor. Pemerintah harus melakukan operasi tanggap darurat secara menyeluruh saat bencana ban jir terj adi,” ujarnya.

Baca juga : Malam Tertawa Siang Menangis

Puan juga meminta pemerintah mengerahkan seluruh stakeholder terkait seperti kementerian dan lembaga terkait.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, juga menganjurkan hal yang sama. Dia berharap, tidak ada lagi pernyataan yang saling menyalahkan. Karena bencana banjir ini adalah fenomena ekstrem.

“Bagaimana pun banyak faktor yang kontributif terhadap kejadian ini. Karena menyalahkan gampang ya,” kata RK saat meninjau dampak banjir di Villa Nusa Indah, Bojongkulur, Gunungputri, Kabupaten Bogor, kemarin.

Warganet ikut menyuarakan hal yang sama. Dalang nyentrik Sudjiwo Tedjo hanya bisa geleng-geleng kepala melihat linimasa Twitter yang isinya saling menyalahkan. “Jeleknya banjir, dia cuma bisa menenggelamkan tapi tak bisa membilas bencinya suatu kubu terhadap kubu lainnya,” kicaunya di akun @sudjiwotedjo.

Serupa disampaikan pendeta hindu @mpuja yaprema. Kata dia, tak elok cari siapa yang salah ketika korban-korban belum seluruhnya aman dievakuasi. “Selamatkan jiwa dulu, lalu silakan bertengkar,” pungkasnya. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.