Dark/Light Mode

Kementan Tambah Bantuan Penanganan Kasus Anthrax di Gunung Kidul

Senin, 20 Januari 2020 13:49 WIB
Petugas Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan saat melakukan upaya antisipasi pencegahan penyakit anthrax. (Foto: Humas Kementan)
Petugas Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan saat melakukan upaya antisipasi pencegahan penyakit anthrax. (Foto: Humas Kementan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan tambahan bantuan untuk penanganan anthrax di Kabupaten Gunung Kidul. Bantuan tersebut termasuk 5.000 dosis vaksin, antibiotik, antihistamin, vitamin, desinfektan, alat pelindung diri dan sprayer.       

Bantuan ini telah dikirimkan langsung ke lokasi setelah Kementan mendapat laporan kejadian kasus. "Bantuan ini merupakan tambahan, sebelumnya kita juga telah mengirimkan vaksin dan obat-obatan pendukung untuk pencegahan dan pengendalian Anthrax di Gunung Kidul," Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Kementan, I Ketut Diarmita, di Jakarta, Senin (20/1).        

Baca juga : Khamenei dan Trump Perangnya di Dunia Maya

Menurutnya, sesuai standar pengendalian anthrax, saat ini juga dilakukan pemberian antibiotik kemudian disusul vaksin untuk ternak di desa tertular. Yakni Desa Gobang sudah selesai 100 persen dan desa di sekitarnya sudah mencapai 60 persen dan terus berjalan.         

Ketut mengemukakan, setidaknya terdapat sekitar 997 ekor sapi dan 1.413 ekor kambing serta domba di Kecamatan Pojong, yang merupakan zona merah atau daerah tertular. Sementara untuk zona kuning, yakni Kecamatan Semanu yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Pojong, terdapat 941 ekor sapi serta 2.362 ekor kambing dan domba. "Sosialisasi tentang anthrax juga terus dilakukan kepada masyarakat sekitar agar pemahaman tentang penyakit ini bertambah," ucapnya.       

Baca juga : BRI Raih 2 Penghargaan Internasional Triple A Country Awards di Hong Kong

Ketut berharap, dengan adanya sosialisasi ini masyarakat dapat segera melaporkan ke petugas apabila ada hewan sakit/mati mendadak dan tidak membeli hewan yang berasal dari daerah tertular atau tanpa keterangan kesehatan hewan yang resmi. "Dan yang penting juga diingatkan agar tidak memotong dan mengonsumsi ternak yang sakit apalagi yang sudah mati," tambahnya.         

Ketut meyakini, kasus di Desa Gobang, Kecamatan Pojong telah tertangani dengan baik, namun tetap mengingatkan bahwa bakteri Bacillus anthracis penyebab penyakit anthrax ini bisa tahan lama di lingkungan, jadi kewaspadaan masyarakat tetap diperlukan.  "Saat ini, sudah lebih dari 20 hari dari sejak kasus kematian ataupun hewan sakit karena anthrax. Artinya penanganan sudah berjalan dan kasus telah dapat dikendalikan," pungkas Ketut. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.