Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

#JokowiTakutKediri Trending

Mas Pram: 2 Kali ke Kediri, SBY Aman-aman Aja Tuh

Senin, 17 Februari 2020 08:52 WIB
Sekretaris Kabinet, Pramono Anung. (Foto: Sekretariat Kabinet)
Sekretaris Kabinet, Pramono Anung. (Foto: Sekretariat Kabinet)

RM.id  Rakyat Merdeka - Larangan Sekretaris Kabinet, Pramono Anung kepada Presiden Jokowi jangan datang ke Kediri tambah ramai dibahas warganet. Seharian kemarin, tagar JokowiTakutKediri jadi trending topic.

Sementara itu, para politisi Partai Demokrat memberikan bukti konkret untuk mematahkan mitos Kediri angker dikunjungi para presiden. SBY dua kali ke Kediri (2007 & 2014), tapi SBY mulus saja jadi presiden dua periode.

Mitos keangkeran Kediri memang dipercaya masyarakat Jawa. Katanya, ada kaitannya dengan petilasan makam Prabu Jayabaya di wilayah ini. Letaknya di Desa Pamenang, Kecamatan Pagu.

Selain itu, mitos ini ada hubungannya dengan Kali Brantas, sungai yang membelah sejumlah wilayah Jawa Timur, termasuk wilayah Kediri. Kalau ada pemimpin yang berani nyeberang Sungai Brantas, katanya, tak lama kemudian bakalan lengser.

Begitu mitos yang berkembang di masyarakat. Entah ada kaitannya atau tidak, ada tiga Presiden Indonesia yang pernah berkunjung ke Kediri, dan lengser setelahnya.

Presiden Soekarno, BJ Habibie, dan Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Kejatuhan Gus Dur yang paling lekat dalam ingatan. Setelah membuka Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) di Lirboyo, Kediri, 21 November 1999, Gus Dur hengkang dari Istana, sebelum periode masa jabatannya kelar.

Sebelumnya, Habibie juga lengser tiga bulan setelah berkunjung ke Kediri. Namun, Habibie lengser dengan normal. Masa jabatannya berakhir. Ia tidak ikut bertarung dalam pencapresan 1999.

Sedangkan Soeharto, selama 32 tahun memimpin Indonesia, tak sekali pun menginjakkan kaki di Kediri. Begitu juga dengan Megawati Soekarnoputri.

Baca juga : Jokowi: Takdir Bangsa Indonesia adalah Keberagaman

Atas dasar kisah Gus Dur itu, Pramono kemudian melarang Presiden Jokowi datang ke Kediri. Mitos ini telah dipatahkan Presiden SBY.

SBY tercatat dua kali ke Kediri. Pertama, di pertengahan masa jabatan periode pertamanya. Pada Oktober 2007, ia mengunjungi pengungsi erupsi Gunung Kelud. Dari Surabaya, ia memutar lewat Blitar menuju ke lokasi pengungsian di Kecamatan Wates.

SBY muter agar tak melintasi Kali Brantas. Pada periode kedua, tepatnya pada 17 Februari 2014, SBY ke Kediri kem- bali mengunjungi pengungsi Gunung Kelud yang kembali erupsi.

Saat itu, SBY melintasi Kali Brantas menuju lokasi pengungsian di Masjid Agung An-Nur, Pare, Kediri. Saat akan mengunjungi Kediri, kala itu, SBY juga pernah disarankan untuk tak ke sana. Alasannya pun soal mitos yang dipercaya sebagian masyarakat Jawa tersebut.

“Kemarin saya mau ke Kediri, SMS masuk luar biasa. Pak SBY,  jangan ke Kediri nanti Anda jatuh. Tidak mungkin saya berhipotesa tentang kekuasaan sementara rakyat saya di Blitar dan Kediri mengalami ancaman letusan Gunung Kelud. Saya harus datang dibandingkan risiko yang harus didapat,” kata SBY, saat membuka Musyawarah Nasional FKPPI, di Caringin Bogor, 29 Oktober 2007.

Wasekjen Partai Demokrat, Andi Arief, membenarkan hal itu. “Pada ta-hun 2007, SBY mengunjungi Kediri. Kunjungan kedua di tahun 2014. Ada masukan dan saran kepada beliau untuk tak ke sana. Tapi, beliau tetap berangkat,” ujar Andi, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.

Juru bicara SBY, Ossy Dermawan, lewat akun di Twitter @ossydermawan, ikut menyingung pertanyaan Pramono tadi. “Kalau cara berpikirnya seperti ini, kelihatannya Kediri tidak akan pernah dikunjungi oleh Presiden Jokowi.

Apakah segitu ‘buruknya’ Kediri sehingga dilarang oleh seorang menteri untuk dikunjungi oleh pemimpinnya? Padahal sudah ada contohnya, SBY berkunjung ke Kediri & tidak lengser,” kicaunya.

Baca juga : Netizen: Kembali Ke Zaman Purba

Di Twitter, meski tak berada di puncak, #JokowiTakutKediri jadi trending topic. Kebanyakan warganet menyayangkan pernyataan Pramono.

Sembari mencontohkan “kesuksesan” SBY meruntuhkan mitos ini. “Ketika Presiden @SBYudhoyono berkunjung ke Posko korban Gunung Kelud. Beliau memecahkan mitos yang selama ini beredar bahwa siapa pun pemimpin yang berkunjung ke sana akan jatuh. Kembali lagi kekuasaan itu datangnya dari Tuhan.

Prihatin jika saat ini masih percaya klenik,” cuit akun @Fianto94. Akun selebtwit @PartaiSocmed ikut heran, masih ada yang percaya mitos ini. “Hahaa. Itu mitos yang hanya dipercayai pemimpin yang sangat men- cintai kekuasaannya.

SBY pernah dua kali ke Kediri ketika jadi Presiden dan beliau lengser karena memang masa jabatannya sudah berakhir. Entah jika @jokowi ingin lebih dari dua periode lewat amandemen UUD,” sindirnya.

Mantan Wali Kota Yogyakarta, Herry Zudianto, di akun @herry_zudianto mengingatkan, Jokowi jangan ter- pengaruh dengan mitos.

“Semua tempat di muka bumi ini adalah tempat yang berkah buat manusia yang beriman dan hidup dalam kebaikan. Saya tidak percaya 1000 persen dengan “guyonan” Pak Pramono Anung. Monggo Pak Presiden berkenan ke Kediri, mungkin saat pele- takan batu pertama Bandar Udara Ke- diri. Bismillah,” sarannya.

Sedangkan @kafirradikal memilih bercanda dengan nada menyindir. “Akhirnya gue tahu kenapa #JokowiTakut-Kediri. Karena di sana ada kampung Inggris,” cuitnya.

Melihat ini, Ruhut Sitompul tampil. Di akun @ruhutsitompul, dia membela Pramono. “Apa yang disampaikan Mas Pram itu feeling politik, jadi boleh saja. Nggak usah pada sewot karena kewas- padaan perlu, jangan pada stresssssss.

Baca juga : Tito Tamat Apa Lanjut

Beliau melaksanakan tugasnya sebagai Sekretaris Kabinet. Gitu saja kok repot, kata Presiden RI ke 4 negarawan Gus Dur MERDEKA,” tulisnya.

Budayawan dan sejarawan Ridwan Saidi menerangkan, dari sisi sejarah, sebenarnya tak ada peristiwa yang menjjadi latar belakang mitos Kediri patut dipercayai.

“Mitos itu dasarnya apa. Kediri memang kota yang bersejarah. Pertama, ada kerajaan Kanjuruhan. Kedua, Kerajaan Kediri menjadi Dhaha. Kemudian Singasari dan menjadi Majapahit. Itu kerajaan adem ayem saja. Tiongkok menyerang saja gagal. Tak ada sejarah yang berkaitan dengan mitos itu,” ungkap Ridwan, saat dikontak Rakyat Merdeka, kemarin.

Ridwan juga ingat, SBY pernah dua kali ke Kediri dan aman-aman saja. Dia pun berharap, Pram tidak melarang- larang Jokowi datang ke Kediri.

“Kasihan juga orang Kediri. Nanti enggak ada yang mau ke sana. Itu kan mitos yang enggak ada dasarnya. Jangan percaya. Harus percaya kepada Pancasila. Sila Pertama Ketuhanan Yang Maha Esa. Yakin saja dengan kekuasaan Tuhan,” tandasnya.

Istana menanggapi polemik ini. Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin, menyatakan, mitos yang disampaikan Pramono bagian budaya Jawa. Apalagi Pramono asli Kediri. “Pak Pram menanggapi pidato Pak Kiai.

Tapi suka tidak suka, inilah kultur yang normal di Jawa dan beberapa tempat lain. Mas Pram harus diberi apresiasi sebagai pembantu Presiden yang baik. Kalau itu menjadi keyakinan banyak orang, itu punya kekuatan,” kata Ngabalin.

Ketua DPP PDIP, Rokhmin Dahuri, juga membela Pram. Kata dia, ungkapan Pram adalah joke. “Enggak lah, itu joke aja . Di zaman modern begini, Pak Jokowi enggak percaya begitu-begituan. Joke aja, kalau hidup tidak ada humor kan tolong one day terlalu lama,” kata Rokhmin, usai menjadi pembicara hasil survei Indo Barometer, di Hotel Atlet Century Senayan Jakarta, kemarin. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.