Dark/Light Mode

BPIP: Berita `Agama Musuh Pancasila`Tak Sesuai Teks dan Kontekstual

Minggu, 16 Februari 2020 09:31 WIB
Aris Heru Utomo (Foto: Istimewa)
Aris Heru Utomo (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Berita 'Kepala BPIP Sebut Agama Jadi Musuh Terbesar Pancasila' di sebuah media daring bikin gaduh masyarakat hingga politisi. Hal ini disayangkan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Lantaran pemberitaan itu dimuat tidak utuh, memisahkan antara makna teks dan kontekstual.         

"Alhasil, masyarakat Indonesia yang tingkat literasinya belum baik langsung bersikap reaksional mengecam pernyataan Kepala BPIP. Pemberitaan semakin ramai ketika segelintir politisi dan mereka yang dianggap tokoh masyarakat ikut-ikutan bersikap reaksional tanpa terlebih dahulu menyimak secara utuh pernyataan Kepala BPIP," ujar Aris Heru Utomo, Direktur Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan BPIP kepada Rakyat Merdeka.        

Baca juga : Syarief Hasan: Pernyataan Agama Musuh Pancasila Kudu Diluruskan

Menurut Heru, bila disimak dengan utuh pernyataan Kepala BPIP Yudian Wahyudi, akan diketahui bahwa konteksnya terkait erat dengan kemunculan minoritas agama yang mengklaim sebagai mayoritas. Minoritas yang berpandangan sempit dan ekstrem ini kemudian berupaya membenturkan Pancasila dan agama.      

"Karena itu pernyataan Kepala BPIP bahwa agama jadi musuh terbesar ideologi bangsa Indonesia tentu tidak benar. Agama dan Pancasila tidak bertentangan, agama dan Pancasila justru saling berhubungan dan mendukung," tandas blogger dan diplomat kawakan ini.         

Baca juga : Pemerintah Jamin WNI Dari Wuhan Tak Bahayakan Masyarakat Natuna

Pernyataan Kepala BPIP, lanjut Aris, justru suatu bentuk kewaspadaan terhadap munculnya ideologi baru dari pemahaman keagamaan tertentu yang ingin menggantikan Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara.       

"Belajar dari sini, saya berharap media bersikap lebih bijak dalam pemberitaan. Media jangan hanya sekedar mengejar hits atau clickbite tetapi kiranya juga mempertimbangkan dampak psikologis masyarakat. Jangan dipecah belah pemberitaan yang tidak akurat, melepaskan antara teks dan kontekstual," tandas Aris.         

Baca juga : BNPB: Abu Vulkanik Erupsi Gunung Taal Tak Sampai ke Indonesia

Bola mania ini menegaskan, sebagai pilar keempat demokrasi, media justru diharapkan dapat bersama-sama mengedukasi masyarakat, termasuk mengedukasi nilai-nilai Pancasila dan penerapannya di masyarakat.       

Mengenai pentingnya pembumian Pancasila ke ruang publik, Aris menilai hal penting yang harus segera dilakukan karena memang sudah sangat ditunggu masyarakat. [GO]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.