Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Negara Darurat Corona

Saatnya Konglomerat Dipaksa Turun Tangan

Selasa, 17 Maret 2020 07:25 WIB
Petugas dari Kemenkes, BNPB, dan Polri saat mensterilisasi tempat ibadah dari mewabahnya virus corona di Indonesia. (Foto: Sekretariat Kabinet)
Petugas dari Kemenkes, BNPB, dan Polri saat mensterilisasi tempat ibadah dari mewabahnya virus corona di Indonesia. (Foto: Sekretariat Kabinet)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi sudah mengajak semua pihak bahu membahu, gotong royong, menjadi pahlawan kemanusiaan untuk melawan Virus Corona. Apa hal konkret yang bisa dilakukan?

Inilah saatnya, Presiden mengajak dan memanggil warga negara yang kaya atau konglomerat untuk ikut berpartisipasi, bahkan kalau perlu dipaksa, ikut turun tangan. Negara kita, saat ini dalam kondisi darurat Corona.

Data resmi Kementerian Kesehatan, per Senin (16/3) menunjukkan, Virus Corona di Indonesia sudah menyerang ke 134 orang dan 5 meninggal dunia. Banyak yang khawatir, ke depan, jumlah korban yang jatuh makin banyak. Apalagi, cara penanganan Corona di sini, dinilai kurang meyakinkan. Soal anggaran pun, Pemerintah tampak keteteran.

Baca juga : Cegah Corona, Kemenhub Sterilisasi Seluruh Ruangan Kerja

Sesuai pernyataan Mendagri Tito Karnavian, anggaran untuk mengendalikan wabah Corona di daerah, sumbernya dari APBD masing-masing daerah. Dan bantuan melalui Kementerian Sosial.

Presiden meminta masyarakat tidak panik. Namun, terlihat, tak banyak upaya yang dilakukan untuk menenangkan situasi. Jangankan alat tes atau test-kit Covid-19, bahkan hal-hal kecil, seperti penyediaan masker, handsanitizier sampai obat-obatan dasar pun terasa mulai langka.

Padahal, masyarakat bukan cari gratisan. Bahkan, yang hendak membeli pun, kesulitan mencari. Karenanya, sebelum mencapai puncak serangan yang diperkirakan terjadi dalam 60-80 hari ke depan, Pemerintah harus bersiap-siap. Salah satunya, tak sekadar mengimbau semua pihak bergotong royong, tapi melakukan aksi nyata. Panggil, ajak, bahkan kalau perlu paksa mereka, para konglomerat, untuk ikut aktif berkontribusi, demi menyelamatkan bangsa dan negara. Kewajiban Pemerintah adalah melindungi rakyatnya. Karenanya, tak perlu ragu melakukan itu.

Baca juga : Cegah Virus Corona Di Sektor Transportasi, Indonesia Bisa Tiru Vietnam

Urunanlah kecil-kecilan. Kenapa disebut kecil-kecilan? Karena, data menunjukkan, banyak konglomerat kita yang asetnya puluhan triliun rupiah. Kalau mereka nyumbang Rp 100 miliar per konglomerat saja, tentu kekayaannya tidak akan berkurang. Bagi mereka, 1 persen dari kekayaan itu kecil lah. Bukankah selama ini, masyarakat tahu, ada konglomerat yang mampu ikut membangun bandara, rumah sakit, dan lain sebagainya, dengan biaya triliunan.

Para konglomerat itu perlu diusik nuraninya. Jangan tumbuh semangat dan royal hanya menyumbang untuk kegiatan politik saja. Sekarang lah saat yang tepat. Saat negara darurat Corona.

Memang, sudah ada konglomerat yang aktif dan berpartisipasi dengan cara sendiri-sendiri. Membuat rumah sakit lapangan, misalnya. Itu baik-baik saja.

Baca juga : Cegah Corona, OJK: Kurangi Interaksi Tatap Muka

Tetapi, tentu alangkah lebih baik, jika bantuan semua konglomerat dikumpulkan, dan terkoordinir agar Pemerintah bisa mendayagunakan seluruh sumber daya dengan lebih baik. Tentu syaratnya, pengelolaan anggaran yang transparan, dan melibatkan manajemen terpercaya. Di negara lain, solidaritas ini sudah terbentuk.

Banyak konglomerat mengucurkan kekayaannya untuk membantu. Di China, Jack Ma menyumbangkan jutaan dolar AS untuk pengembangan vaksin dan obat Corona. Di Amerika, Bill Gates juga ikut turun gunung. Membantu pasien-pasien untuk kerja sama internasional, perawatan dan pengembangan vaksin di Afrika. Karena, dia memperkirakan wabah ini di Afrika akan berlangsung lebih dramatis dibanding di China.

Kini solidaritas harus ditumbuhkan di Indonesia. Mengutip pernyataan Presiden Jokowi, solidaritas masyarakat adalah modal sosial yang penting untuk menggerakan kita bersama-sama melawan Covid-19 yang mematikan itu. [NAN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.