Dark/Light Mode

Cegah Penyebaran Corona, Napi Produksi APD

Rabu, 8 April 2020 19:15 WIB
Narapidana memproduksi masker secara mandiri. (Foto: ist)
Narapidana memproduksi masker secara mandiri. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketersediaan alat pelindung diri (APD) yang semakin langka menjadikan narapidana yang tersebar di lembaga Pemasyarakatan (lapas) dan rumah tahanan negara (rutan) di seluruh wilayah Indonesia memproduksi APD secara mandiri. Berbekal keterampilan dari program pembinaan kemandirian, mereka mampu memproduksi masker, pelindung wajah (face shield), penutup kepala, gown, dan apron. 

“Kebutuhan di dalam lapas saja sudah sangat tinggi. Jika mengandalkan pembelian dari luar saja tidak cukup dan barangnya langka. Apalagi sekarang WHO menganjurkan semua orang, sehat atau sakit untuk memakai masker,” ujar pelaksana tugas Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Nugroho, Rabu (8/4).

Tak hanya APD, narapidana juga memproduksi perlengkapan penunjang lainnya seperti cairan antiseptik, hand sanitizer, bilik sterilisasi, tiang infus hingga tandu. “Kami produksi setiap hari dan memang diutamakan untuk di dalam lapas yang sangat rentan terjadi penularan. Namun bagi lapas yang mampu berproduksi dalam skala besar tidak menutup kemungkinan untuk didistribusikan keluar. Kita semua bersatu untuk melawan corona,” tambah Nugroho.

Baca juga : Mendagri: Dalam Perang Lawan Corona, Semua Harus Bekerja Sama

Lapas Lhoksukon misalnya yang telah mendistribusikan masker hasil buatan Narapidana ke beberapa wilayah di Aceh serta Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara Pangkalpinang yang membagikan ke tenaga medis setempat. Beberapa lapas yang memiliki kapasitas produksi besar antara lain Lapas Binjai yang mampu memproduksi 100 buah face shield dan 50 buah penutup kepala per hari per hari. 

Lapas Perempuan Semarang mampu produksi 500 buah masker kain per hari. Sedangkan Lapas Perempuan Pekanbaru yang mampu produksi 75 lusin gown dan apron per hari.

Sementara itu, untuk peralatan penunjang lainnya Lapas Malang mampu memproduksi cairan antiseptik dan hand sanitizer masing-masing 100 liter per hari. Lapas Tasikmalaya produksi 2 bilik sterilisasi per minggu, serta Lapas Polewali yang mampu produksi 3 tiang infus dan 1 tandu per hari.

Baca juga : PSSI dan Mills Sumbang Ribuan APD Untuk Tenaga Medis

Tak hanya produksi APD, penyediaan berbagai fasilitas penunjang di lapas juga dilakukan untuk menekan penyebaran corona. Sekretaris Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Ibnu Chuldun, mengungkapkan fasilitas seperti bilik sterilisasi hingga layanan kunjungan video call sudah tersedia di lapas seluruh Indonesia.

“Setiap orang yang keluar masuk lapas sekarang wajib cuci tangan dan masuk bilik sterilisasi. Fasilitasnya sudah tersedia di seluruh lapas. Bahkan kendaraan pembawa bahan makanan pun kami semprot disinfektan. Kunjungan langsung diganti video call dan wartel khusus, termasuk proses persidangan juga melalui videoconference,” ujar Ibnu.

Ibnu juga menambahkan saat ini di setiap wilayah telah terdapat blok isolasi khusus bagi warga binaan yang berstatus orang dalam pemantauan (ODP) maupun pasien dalam pengawasan (PDP). 

Baca juga : Tekan Penyebaran Covid-19, Naik KA Bandara Harus Pakai Masker

“Jika ada warga binaan yang menjadi ODP atau PDP setelah dilakukan pemeriksaan oleh tenaga medis, segera kami pindahkan ke blok isolasi khusus. Kami juga bekerja sama dengan dinas kesehatan dan rumah sakit setempat serta menyiapkan rumah sakit Pengayoman sebagai rumah sakit rujukan bagi warga binaan,” tambah Ibnu. [DIR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.