Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Bersih-Bersih BUMN Jalan Terus, Erick Gandeng BPPIK
- Hong Kong Art Toy Story 2024 Jakarta Digelar 15-24 November Di Mall of Indonesia
- Jeda Kompetisi, Persija Liburkan Pemain
- Prabowo Ingatkan Kabinet Bersih Dari Dendam Politik Dan Tidak Kongkalikong
- Jaksa Agung Burhanuddin Resmikan Gedung Baru Kampus STIH Adhyaksa
Hari Ini Sidang Isbat
Ramadhan-nya Bareng, Shalatnya di Rumah
Kamis, 23 April 2020 05:10 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Hari ini, Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar Sidang Isbat untuk menentukan awal Ramadhan 1441 H. Kemungkinan besar, puasa tahun ini akan bareng. Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah akan memulai puasa di hari yang sama. Yang berbeda dengan tahun lalu, di puasa kali ini salat tarawihnya di rumah saja karena sedang diserang pandemi corona.
Penentuan awal Ramadhan selalu jadi topik perbincangan. Maklum, kadang-kadang ada perbedaan, khususnya antara NU bersama pemerintah dan Muhammadiyah. Perbedaan terjadi karena perbedaan metode. NU dan pemerintah menggunakan metode rukyatul hilal atau rukyat, yang berarti melihat bulan. Sedangkan Muhammadiyah menggunakan metode wujudul hilal atau hisab, alias perhitungan astronomi.
Nah, untuk menentukan itu, malam nanti, setelah magrib, Kemenag akan menggelar Sidang Isbat. Jika dalam sidang itu, hilal (bulan) terlihat, pemerintah akan menetapkan tanggal 1 Ramadhan pada Jumat besok. Jika tidak terlihat, awal Ramadhan ditetapkan pada Sabtu. Sidang Isbat ini akan digelar melalui sarana teleconference, karena saat ini sedang ada wabah corona. "Peserta dan media tidak perlu hadir di Kementerian Agama," kata Dirjen Bimas Islam Kemenag, Kamaruddin Amin, kemarin.
Baca juga : Bagikan Puluhan Ribu Paket Sembako, Muhammadiyah Ajak Isi Ramadhan di Rumah Aja
Sidang Isbat akan diawali paparan posisi hilal awal Ramadan 1441 H oleh anggota Tim Falakiyah Kemenag. Paparan ini akan disiarkan secara live streaming melalui website dan medsos Kemenag. Tim Falakiyah sudah menetapkan pos pemantauan hilal di 82 titik di 34 provinsi di Indonesia.
Setelah itu, Sidang Isbat digelar tertutup. Sidang ini hanya dihadiri secara fisik oleh perwakilan MUI, DPR, Menag Fachrul Razi, dan Wamenag Zainut Tauhid Sa'adi. Para tokoh Ormas yang diundang bisa mengikuti dan berdialog dalam proses sidang melalui teleconference. "Setelah mendengar laporan dan masukan dari ormas, Menag akan menetapkan awal Ramadan," kata Kamaruddin. Terakhir, hasil Sidang Isbat akan diumumkan secara terbuka oleh Menag Fachrul Razi melalui telekonferensi.
Sebelumnya, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah lebih dulu menetapkan awal puasa pada Jumat, 24 April 2020 tanpa menunggu Sidang Isbat. Dalam maklumat yang dikeluarkan Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah disebutkan, tinggi hilal pada saat matahari terbenam di Yogyakarta pada Kamis, 23 April 2020, adalah +03°53¢09². Artinya, hilal sudah wujud. Dan di seluruh wilayah Indonesia pada saat terbenam matahari, bulan sudah berada di atas ufuk. Dengan demikian, Jumat sudah masuk 1 Ramadhan 1441 H.
Baca juga : Pengusaha Puyeng, Pegawai Tak Mau Tahu
Sementara, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) belum menetapkan awal Ramadhan. NU mengunggu hasil pemantauan hilal, sore nanti. “Selain mengacu hasil perhitungan/hisab falakyah, juga mempertimbangkan hasil rukyat/observasi hilal di lapangan," kata Ketua Lembaga Falakiyah PBNU, Kiai Sirril Wafa.
Namun, dengan ketinggian hilal nanti sore yang sudah di atas 3 derajat, para pemantau kemungkinan akan menyatakan melihat bulan. Berbeda kasusnya jika posisi bulan di bawah 2 derajat, tidak akan terlihat. Hal ini juga merujuk ke hasil hisab almanak yang terhimpun dalam Tim Falakiyah Kemenag, pada Kamis, 23 April bertepatan 29 Sya'ban 1441 H selepas maghrib, posisi hilal di seluruh Indonesia sudah di atas ufuk antara 2 hingga 4 derajat. Merujuk almanak itu, awal Ramadhan jatuh pada 24 April.
Mengenai salat taraweh, Ketum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir meminta umat Islam melakukan cara-cara khusus di tengah situasi darurat wabah. Haedar mengimbau umat Islam tidak memaksakan melaksanakan salat tarawih di masjid. Tarawih disarankan di rumah, baik sendiri maupun berjemaah dengan anggota keluarga. "Demikian pula tidak perlu beriktikaf di masjid, bisa di rumah dengan tetap khusyuk," ujar Haedar, kemarin.
Baca juga : WFH, Sri Mul Senam Bareng Pegawai Kemenkeu Dari Rumah
Selain itu, berbuka puasa juga disarankan tak dilakukan di masjid, tetapi cukup di rumah masing-masing. Jika memiliki kelebihan rezeki, dapat digunakan untuk membantu sesama yang terdampak Covid-19. Haedar pun meminta supaya tidak ada kegiatan ceramah atau lainnya di masjid. Acara dapat diganti dengan ceramah secara daring atau online.
Ketua Dewan Pertimbangan MUI, Din Syamsuddin menyeru umat Islam saling gotong royong saat Ramadhan yang terjadi di tengah pandemi ini. “Saling membantu, saling menolong, dan berempati kepada saudara-saudara kita yang terinfeksi dan terdampak medis, sosial, dan ekonomi," katanya, dalam video conference bersama wartawan, kemarin. Din juga mengajak umat Islam senantiasa beribadah di rumah selama pandemi.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto meminta masyarakat agar tetap beribadah di rumah selama Ramadhan. Salat tarawih di rumah untuk memutus penyebaran virus corona. [BCG]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya